Pesan Ajaib Dari Masa Lalu

40 1 2
                                    

Kisah Ajaib Dari Masa Lampau

"Ini Lucky, kucing yang selalu menemaniku. Aku menamainya begitu karena ia telah berhasil membuatku tersenyum kembali. Dan aku sangat beruntung."

"Ia juga selalu membuatku bahagia." Wanda mengelus elus kucingnya. Kucing berbulu krem lagi halus. Terlihat imut memang.

"Apa itu alasanmu sampai sekarang belum menikah?" Ia mengangguk.

"Tapi kamu harus menikah, memiliki kekasih." Rahma – Pacarku, terus mengobrol dengan wanda. Sahabatnya. Kau tahu kan sahabat itu melebihi pacar? Beginilah aku, agak diabaikan. Tapi itu tak sepenuhnya benar. Karena Rahma orang yang sangat perhatian, dan sayang padaku. Mungkin aku juga harus menamainya Lucky, seperti kucing Wanda. Sebagai tanda keberuntungan.

"Tapi aku belum siap." Kata Wanda. Padahal Sahabat pacarku itu orang baik, cantik, lagi menarik. Pasti banyak laki-laki yang melirik. Tak mungkin jika tidak ada yang menyukainya..

Aku mulai bosan. Hari sudah malam, tapi pacarku masih saja mengobrol asik. Rahma memegang tanganku. Dan meremas jemariku. "Maaf yah sayang. Sebentar lagi yaa" Oh manisnya! Senyumnya yang membuatku betah bersamanya.

"Ga papa koq. Aku belum ngantuk" Aku mengambil minuman yang tadi ditawarkan Wanda.

***

Bagian ini adalah kisahku. Bukan kisah Wanda, Rahma, ataupun pacarnya. Jika kau melihat ada bagian tentang pesan untuk Wanda. Tolong sampaikan padanya. Karena sampai sekarang aku masih mencintainya. Kisah ini adalah kisah tentang bagaimana cara mencintai dan dicintai. Mungkin. Dan aku yakin kau pasti mempunyai orang yang kau cintai. Dan bisalah kau menulis kisahmu pada secarik kertas, sama sepertiku.

Semua bermula saat tuhan mulai membisikkan nama Wanda untukku. sekarang aku datang untuknya. Untuk berbalas budi.

Aku berjalan menuju depan gerbang tempat di mana Wanda sekolah. Ternyata dia sudah ada tepat di gerbang. Sedang menunggu seseorang. Tiba-tiba ia berbalik dan berkata pada pria yang di tunggu nya "Hmm.. Riyan pulang sendirian?"

"Ya, aku lagi pengen sendirian pulangnya. Hmm, di belakangmu itu pacarmu ya? Aku tinggal yaa." Riyan melambai tangan ke arah Wanda. Dalam sekejap, Wanda berbalik ke arahku. Aku tersenyum.

"Kau Wanda Agustina kan? Pasti wajahku tak asing bagimu. Aku Leo" Ia membalas dengan wajah kesal. Matanya terlihat menyimpan api berkepala naga.

"Aku gak kenal kamu, udah ah sana. Kamu udah buat Riyan jadi salah paham." Ia berlari kecil, menjauhiku. "Tunggu, aku kenal kamu. Aku datang cuma mau ngasih kamu satu permintaan." Aku memegang tangannya. Halus. Hanya itu yang bisa kurasa

"Kamu kenal aku, tapi aku gak kenal kamu. Permintaan yah? Aku minta kamu jangan deketin aku lagi."

"Aku bisa mengabulkannya. Tapi, aku ga bisa merasa puas dengan permintaan itu. Aku datang hanya ingin balas budi. Tentang apa yang kau lakukan padaku waktu itu." Aku menundukkan kepala – berharap mendapat perhatian. "Baiklah, kita ngobrol di taman itu."

Yes!

***

Ceritanya waktu itu Wanda datang ke rumah sakit untuk menjenguk neneknya. Dan kamar inap neneknya yang sedang sakit, bersebelahan dengan kamarku. Pernah suatu waktu Wanda masuk ke kamarku. Ketika aku sedang tiduran di temani kucing peliharaanku yang masih kecil. Wanda benar-benar membuatku tertawa kembali. Setelah sekian lama tidak bisa melakukanya.

Negeri Tanpa JamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang