Part 4

2.1K 38 1
                                    

Fanni POV

"Alhamdulillah.. Akhirnya nyampe rumah juga.." Gumamku sambil membuka pintu gerbang hijau.  "Assalamu'alaikum.." Salamku saat membuka pintu utama rumahku "Wa'alaikumussalam.." Suara Mama terdengar dari dapur.

Aku masuk, kemudian menaruh tas dan melepas jaket abu-abu milik kak Alvin.  "Fan, jaket siapa itu?" Tanya Mama sambil melihat jaket yang kupegang.  Aku hanya tersenyum kecil.  "Jaket kak Alvin mah.." Jawabku.  Duh, jadi malu.  "Ehem ehem... Siapa kak Alvin? Kaka kelas?" Tanya Mama "Bukan.. kak Alvin itu yang ngajar Paskibra di sekolah Fanni mah..." Jawabku masih memegang jaket kak Alvin.  "Mah, Papa mana?" Tanyaku untuk mengalihkan permbicaraan "Papa masih di Masjid.." Jawab Mama

Mama hanya tersenyum kemudian melanjutkan kegiatannya di dapur. 

Aku Menjemur Jaket kak Alvin yang agak basah sambil menciumi Jaket itu. Hmm.. Wangi.. Wangi Khas Kak Alvin.

"Fanni.. Ayo Mandi!" Suruh Mama "Iya mah..." Jawabku.  Akupun langsung mengambil handuk, kemudian berjalan menuju kamar mandi.

Mama POV

"Duh.. Jam segini kok Fanni Belum pulang yaa?" Gumamku saat melirik jam coklat yang menempel di dinding ruang keluarga.  "Ah, sudahlah.. mungkin sebentar lagi" Gumamku, kemudian melanjutkan memasak opor ayam kesukaan Fanni.

Tidak lama kemudian.. Terdengat suara gerbang dibuka.  "Assalamu'alaikum.." Suara anakku itu terdengar dari teras.  "Wa'alaikumussalam.." Jawabku.

Fanni masuk, kemudian menaruh tas dan melepas jaket abu-abu yang entah punya siapa.  "Fan, jaket siapa itu?" Tanyaku sambil terus melihat jaket yang dipegang oleh Fanni.  Fanni hanya tersenyum kecil.  "Jaket kak Alvin mah.." Jawabnya. Siapa kak Alvin? Duh, aku rasa,, anakku ini sedang Falling in love "Ehem ehem... Siapa kak Alvin? Kaka kelas?" Tanyaku "Bukan.. kak Alvin itu yang ngajar Paskibra di sekolah Fanni mah..." Jawab Fanni masih memegang jaket orang yang dia sebut kak Alvin itu.  "Mah, Papa mana?" Tanya Fanni "Papa masih di Masjid.." Jawabku.

Fanni kemudian kebelakang untuk menjemur jaket abu-abu itu.  Duh, anakku yang satu ini.. bukannya mandi..

"Fanni.. Ayo Mandi!" Suruhku "Iya mah..." Jawabnya.  Fanni langsung mengambil handuk, kemudian berjalan menuju kamar mandi.

Alvin POV

"Kak, jaket lo mana? ok lo cuma pake jas hujan sih?" Tanya Faris melihatku hanya memakai jas hujan.

"Jaket gue, gue pinjemin.." Jawabku "Ke siapa?" Tanya Faris lagi "Ke Fanni.." Jawabku sambil nyengir "Fanni? Kakak kelas aneh itu?" Tanya Faris seakan heran. Aneh? Aneh apanya? Masa Fanni aneh? mungkin menurut Faris, Fanni memang aneh.. Dan, memang sifat Fanni masih agak kekanak-kanakan.

"Kenapa? Lo heran?" Tanyaku "Engga sih.." Jawab Faris cuek.

"Kak.. Lo lagi.. Falling in love sama kakak kelas gue yang konyol itu?" Tanya Faris sambil mengangkat alisnya.

"Kenapa? Kalo iya?" Kataku sambil membereskan barang-barang di dalam tasku "Ya, engga kenapa-kenapa sih.. terus, gimana sama cewe genit si Ratu ratu itu?" Tanya Faris.  Duh, Adikku ini.. Kepo banget! "Ya, gue lebih suka sama Fanni dari pada cewe Genit nyebelin itu!" Kataku agak kesal.

"Iya sih kak... gue lebih setuju kalo lo sama Fanni dari pada sama Ratu.  Ya, walaupun kakak kelas gue konyol gitu.. Tapi, kalo gue liat-liat, Fanni manis juga.. dan, Kadang baik..." Kata Faris dengan senyum tipis dan tatapan sinisnya.  Ah, Adikku ini.. Dia ternyata suka juga sama Fanni..

"Jadi, lo suka juga sama Fanni?" Tanyaku "Hmm.. Bisa jadi.." Jawabnya masih sinis "Oke, kita bersaing dengan sportif ya?" Tanya ku sambil mengangkat alis.  "Boleh juga.. " Jawab Faris.

"Eh, dek.. Lo bukannya belajar..! Belajar sana!" Perintahku untuk mengakhiri pembicaraan tentang Fanni.  "Iya.. Iya!" Kata Faris sambil merapihkan buku-buku pelajarannya yang berantakan di atas meja kamar.  Ya, aku satu kamar dengan Faris.

Ah, aku baru ingat kalau belum mandi.

****

Setelah mandi, Aku rebahkan diriku dikasur.  Aku melihat Faris yang masih sibuk dengan bukunya.  Ah, Aku harap, adikku Faris bisa sukses, lebih sukses dariku.

Aku teringat kejadian tadi sore.  Aku Teringat Fanni.

Tadi sore, Fanni bernyanyi dengan merdu.  Suaranyaaa.... Ah.

"Heh! Ka, ngapain lo senyum-senyum sendiri?" Tanya Faris yang sekarang duduk disampingku. Oh, ternyata Faris sudah selesai belajar.  "Engga.. Kepo banget sih lo dek.." Jawabku.  LAGI,  Faris hanya tersenyum dengan tatapan sinisnya.

Faris POV

Aku melirik Jam Tangan merahku.  Jam 18:45.

Tak Lama.. Kak Alvin datang dengan jas Hujan Biru tuanya.  Lah? Kenapa kak Alvin Ga pake jaket? Kak Alvin kemudian melipat jas hujannya, kemudian di taruh di bagasi motornya.

"Kak, jaket lo mana? ok lo cuma pake jas hujan sih?" Tanyaku yang sedari tadi bertanya-tanya kenapa kak Alvin tidak memakai jaketnya.

"Jaket gue, gue pinjemin.." Jawab Kak Alvin dengan cuek.  Huh, Kakaku ini.. Cuek banget! "Ke siapa?" Tanyaku lagi "Ke Fanni.." Jawabnya sambil nyengir. Hah? Fanni? Ga salah? Kakak gue? Kakak gue yang cuek itu suka sama Fanni kakak kelas konyol itu? "Fanni? Kakak kelas aneh itu?" Tanyaku.

"Kenapa? Lo heran?" Tanya kak Alvin "Engga sih.." Jawabku cuek.  Duh.. Gue akuin, walaupun si Fanni Konyol, aneh, bawel.. Tapi, Fanni manis, dan.. Kadang baik juga.. Dan gue suka sama Fanni.. huh, gawat.. kalo kak Alvin naksir sama Fanni.. gue gaada kesempatan buat deketin Fanni dong?

"Kak.. Lo lagi.. Falling in love sama kakak kelas gue yang konyol itu?" Tanyaku sambil mengangkat alis.

"Kenapa? Kalo iya?" Kata kak Faris sambil membereskan barang-barang di dalam tasnya "Ya, engga kenapa-kenapa sih.. terus, gimana sama cewe genit si Ratu ratu itu?" Tanyaku, mengingat kak Alvin sedang dekat dengan Ratu, seorang cewe seksi nan genit itu.  "Ya, gue lebih suka sama Fanni dari pada cewe Genit nyebelin itu!" Kata Kakakku agak kesal.

"Iya sih kak... gue lebih setuju kalo lo sama Fanni dari pada sama Ratu.  Ya, walaupun kakak kelas gue konyol gitu.. Tapi, kalo gue liat-liat, Fanni manis juga.. dan, Kadang baik..." Kataku dengan sinis.

"Jadi, lo suka juga sama Fanni?" Tanya Kak Alvin heran "Hmm.. Bisa jadi.." Jawabku masih sinis "Oke, kita bersaing dengan sportif ya?" Tanya kak Alvin sambil mengangkat alis.  "Boleh juga.. " Jawabku.  Hmm.. Oke kak.. Kita bersaing.. Hahahah

"Eh, dek.. Lo bukannya belajar..! Belajar sana!" Perintah Kak Alvin "Iya.. Iya!" Kataku sambil merapihkan buku-buku pelajaranku yang berantakan di atas meja kamar.  Ya, aku satu kamar dengan Kak Alvin.

I Love You, Kakak ^-^)/Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang