Part 11

1.3K 33 6
                                    

Fanni POV

Seluruh tubuhku sakit. Aku memenangkan Tournament itu. Tapi, sekarang aku harus berbaring di kasurku karena kakiku memar. Huh, Shit!

Mungkin besok aku tidak sekolah lagi. yeah, sudah 1 hari aku tidak sekolah. Aku sangat bosan. Semua temanku menanyakan kabarku. Hahaha...

Hanya 1 orang yang tidak menanyakan kabarku sama sekali. Ya.. Kak Alvin. Aku tau.. Dia sudah tidak peduli. Hah.. Untuk apa dia peduli padaku? Dia mungkin sedang sibuk dengan wanita itu. Mungkin mereka akan menikah. Ah sudahlah.

Faris sering sekali menanyakan kabarku. Faris sangat perhatian. Ya.. aku harap Faris akan selalu ada untuku. Untuk menemani hari-hari sepiku tanpa kak Alvin.

Aku ingin cepat-cepat masuk sekolah. Aku rindu Alba dan Nurul. Hihihi.. :p

******

1 minggu kemudian.. Ini hari senin.

"Fanni.. Ayo bangun.. Kaki kamu udah sembuhkan?" Teriak Mama di balik pintu kamarku. Aku bangun, tanpa menjawab pertanyaan Mama. Yeah.. hari ini aku sekolah.. Asyyiikkk...

------- Di sekolah -------

"Fan.. Lo udah sembuh? Kaki lo ga sakit lagi?" tanya teman-teman sekolahku menghampiriku saat aku baru datang. Huh.. Sepertinya mereka sangat merindukan ku. Hahaha..

"Iya.. udah sembuh kok.. Aku kangen kalian tau.." Kataku dengan antusias. akhirnya aku masuk sekolah juga...

Semua guru dan teman menanyakan kabarku. Huh.. ternyata banyak yah orang yang menyayangiku. Aku juga menyayangi mereka..

Saat aku berjalan menuju Musholla untuk sholat Dhuha.. Faris menghampiriku.

"Udah sembuh?" Tanyanya dengan lembut disertai senyuman hangat terukir di wajah tampannya. "Udah.." Jawabku sambil menatapnya. Kami saling bertatapan. Tatapan Faris.. Sama seperti tatapan Kak Alvin.. Tetapi.. Tatapan kak Alvin lebih penuh kasih sayang dari pada Faris. ta[pi, percuma saja jika tatapan itu bukan hanya untukku. Mengingat hal itu.. nyeri di hatiku kembali menghampiri.

Aku memalingkan wajahku dari Faris. "Kenapa?" Tanya Faris "Ng.. Aku.. aku duluan.." Kataku sambil berjalan melewati Faris yang masih berdiri dengan heran. Maaf Faris.. Aku.. Tidak bisa melupakan semua tentang kakakmu.. Aku sudah terlalu Cinta padanya.. Aku tak tau harus berbuat apa...

----- Di kelas -----

"Lo? Pake kaos kaki biru? dan ga pake dasi?" Tanya Nurul. Memangnya kenapa kalau aku pake kaos kaki ini? "Emang kenapa?" Tanyaku "Sekarang kan Paskibra... Gimanasih lo?" Kata Nurul dengan sinis. Sial! Aku lupa kalau hari ini paskibra. Dan, aku harus bertemu dengan orang itu. Aku tak bisa.. Aku tak kuat.. hati ini terlalu sakit.. Tapi.. Sudahlah...

Aku hanya meneruskan menulis materi. Nurul melihatku dengan heran.

"Lo kenapa sih Fan? Lo masih sakit? Kenapa sekolah?" Tanya Nurul dengan nada cemas "Engga, rul.. Gue ga sakit ko.. gue baik-baik aja.." Jawabku dengan senyum simpul.

Selesai pelajaran.. Aku dan para pengurus OSIS segera berjalan menuju Aula.

Aku sengaja duduk di kursi paling belakang agar tak terlihat oleh kak Alvin dan agar tidak melihatnya pula.

"Assalamu'alaikum.." Kak Alvin datang.. huh.. Kuatkan hatimu Fanni... Kamu bisa menghadapi ini..

Kak Alvin mulai berbicara. Entah dia bicara apa.. aku tidak terlalu menyimak.

"Siapa yang atributnya kurang lengkap? Siapa yang ga pake kaos kaki hitam?" Tanyanya pada kami semua.

Aku berdiri sambil menunduk dan berbicara lirih "saya" kataku. Aku tidak tau ekspresi kak Alvin karena aku tidak berani melihatnya. Aku hanya mendengar apa yang dikatakannya

I Love You, Kakak ^-^)/Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang