Part 9

1.3K 32 6
                                    

Fanni POV

Aku masih ingat.. kejadian 2 minggu lalu...

FlashBack

Aku sedang memainkan Game favoriteku di laptop. Tiba-tiba.. Ada Pesan masuk di Skype.

Hai.. Assalamu'alaikum..

Itu.. Itu pesan dari Faris. Ada apa ya, Faris mengirim pesan kepadaku? Biasanya, saat online dia cuek..

Wa'alaikumussalam. Ada apa ya?

Balasku.

Lo tau kan.. Gue Faris.. Adiknya kak Alvin?

Tanyanya. Ya elah.. Gue juga tau kali, ris.. -,-

Iya.. gue tau.. Ada apa?

Kataku

Duh.. nih orang mau ngapain si.. bikin gue kepo aja

Hmm... Gue tau.. Kakak Gue udah nembak lo.. Dan Gue tau.. Lo Kakak Kelas gue.. Tapi.. Gue lebih tua beberapa hari dari pada lo.. Jadi.. Boleh kan, gue suka sama lo?

Katanya. Hah? Dia? Faris? Suka sama gue? Hah.. dia pasti ga serius..

Hah? Lo? Lo serius?

Jawabku. Kalo memang benar, Faris menyukaiku... Aku juga.. Menyukainya.. Walaupun.. Cintaku lebih besar terhadap Kakaknya -Kak Alvin-

Gue Serius.. Apapun jawaban lo.. Gue pengen tau.. Gimana perasaan lo ke gue.

Jawabnya. Oke.. Aku.. Aku mulai dag dig dug... Aku takut memberi tau perasaanku padanya...

Ya.. Jujur.. Gue ga cuman suka sama kakak lo.. tapi,, gue juga sebenernya suka sama lo.. tapi, Cinta gue ke Kakak lo lebih besar dari cinta gue ke lo.. Maaf ya.. :)

ah.. Akhirnya.. Gue ngasih tau juga perasaan gue ke dia..

FlashBack End

"Heh.. Fanni.. Kamu malah ngelamun! Kerjain dulu tuh soal Matematika!" Kata Pak Ajat membuayarkan lamunanku. "Hehe.. Iya pak.. ini lagi mikir.." Kataku sambil menaikan kacamata yang mulai merosot. Maklum.. Pesek.

*****

"Sekarang Paskibra ya cuy?" Tanyaku kepada Nurul "Iya.." Katanya singkat.

Aku segera berjalan menuju Aula. Sesampainya di Aula, ternyata Kak Alvin sudah menunggu.Aku melihat Kak Alvin sedang duduk dengan Kemeja Merah marun, dasi Abu-Abu, dan Celana panjang berwarna abu-abu.

Dia mengalihkan perhatiannya dari Laptopnya ke arahku. Kemudian, tersenyum. Aku juga membalas senyumannya. Tiba-tiba, Hp Kak Alvin berdering, tanda ada telfon. Kemudian, kak Alvin mengangkat telfon itu.

Hallo? Iya.. aku lagi ngajar ini.. Kamu kerumah aku aja.. ada Ibu sama Bapa kok!

Kamu ga usah manja gitu deh.. Kamu kerumah aku aja.. Naik angkot nomor 02.

Tunggu aku di rumah aja ya.. Bye..

Begitulah kata-kata yang diucapkan kak Alvin saat menelfon. Entah siapa yang menelfon. Tapi, kenapa ada kata Manja? Lalu... Siapa itu? Ga mungkin kan itu sodaranya? Ah.. Sudahlah~

"Fanni.. Kenapa diem disitu?" tanya Kak Alvin "Hehe.. iya ini mau masuk, kak.." Jawabku. Aku segera memasuki Aula, kemudian duduk di kursi terdepan. Ya.. supaya bisa liatin kak Alvin terus.. Hehehe

*Setelah selesai Paskibra*

"Alba.. Lo mau anterin gue ke Toko buku ga?" Tanyaku "Boleh.. Gue juga mau nyari novel romantis nih.." Jawabnya. Kemudian, aku dan Alba segera menaiki angkot menuju Toko buku.

Kenapa tadi kak Alvin buru-buru ya? Batinku saat mengingat kejadian tadi saat selesai Paskibra, Kak Alvin segera pamit, dan pulang dengan Faris.

*Di toko buku*

"Alba.. lo nyari novel lo.. gue nyari novel romantis lo.. Gue nyari Novel horor gue.. Oke..? Kalo lo udah selesai, cari aja gue di bagian novel Horor.. begitu juga sebaliknya.. Oke?" Paparku "Iya.. Buset.. gue juga ngarti kali...." Jawabnya.

Aku mencari-cari novel horor terbaru. Saat aku sudah menemukan 3 buku, aku mencari Alva di bagian Novel Romantis. Aku susah mencari Alba.. Karena toko buku ini sangat luas..

Saat aku sedang mencari Alba.. Aku menyenggol seorang laki-laki dan seorang perempuan yang sedang berjalan dengan mesranya.

Tapi.. Sepertinya.. Aku kenal dengan laki-laki itu.. Kemejanya.. Dasinya.. Celana panjangnya.. Dia.. Dia.. Kak Alvin..

Aku tak percaya.. Kak Alvin berjalan dengan mesra dengan wanita itu. Dunia seperti berhenti berputar.. Matahari mematikan sinarnya.. kemudian aku terjatuh kedalam sebuah jurang.. dan.. Hariku seperti tersayat... Ya Allah... Kenapa.. Kenapa kak Alvin yang selama ini lembut dan penuh kasih sayang.. mengkhianatiku? KENAPA?

Tak sadar.. Air mengalir dari mataku... membasahi kacamataku. Aku segera menghapusnya,  menatap Kak Alvin, dan mencoba tersenyum.

"Eh ada kak Alvin sama cewe cantik.. Assalamu'alaikum.. Hehehe" Hanya itu yang bisa kukatakan, dengan tertawa kecil yang disertai dengan rasa sakit yang sangat sakit.

Terlihat tatapan sedih kak Alvin. Kenapa dia? Sedih? Kenapa harus sedih? Dia sedih karena ketauan berbohong? Hah lucu sekali!

Aku segera berlari menuju kasir.

Setelah sampai di kasir, aku bertemu Alba di kasir. Sial! Orang ini sudah di kasir rupanya. "Fanni.. kok lo gue cari ke bagian novel horor ga ada? terus, kenapa mata lo merah gitu?" Tanya Alba. Aku tak kuasa menjawab semua pertanyaan itu. Bahkan, mungkin.. Aku tak kuasa untuk berbicara. Aku ingin segera pulang, dan mencurahkan semua yang ku rasa di kamarku.

******

"Assalamu'alaikum.." Salamku saat membuka pintu gerbang. Terdengar suara Mama dan Papa dari taman menjawab salamku.

Aku masuk, mencium tangan Mama dan Papa, kemudian merapihkan barang-barang dan Mandi

*setelah selesai mandi*

Aku berjalan gontai menuju kamar. "Fanni.. kenapa?" Tanya Mama. "Capek, Mah.." Jawabku

Di kamar, aku menumpahkan semua yang ada di hatiku. Semua yang kurasakan. Aku menangis sejadi-jadinya.

Aku tak habis pikir.. Kenapa kak Alvin tega melakukan itu? Kenapa? Aku akui.. memang perempuan itu lebih cantik dari pada aku.. Badannya langsing dan tinggi. Memakai jilbab, tapi jilbabnya pendek, bergaya, dan tidak menutupi dadanya.

Aku tau kak Alvin Perfect.. dan.. mungkin.. kak Alvin lebih pantas dengan wanita itu dari pada aku. Aku hanya seorang Fanni yang konyol dan kekanak-kanakan dengan penampilan sederhana dan wajah yang sederhana pula.

____________________________________________________

Segini dulu yaa... Kira-kira... Fanni tetep sama kak Alvin.. apa.. sama Faris? Hayoo.. Tunggu aja part-part selanjutnya.. Budayakan Vote dan Share ya.. jangan lupa kritik dan saran.. Oke? Makasih :)

I Love You, Kakak ^-^)/Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang