Part 17

1.2K 28 7
                                    

Fanni POV

"Selamat Ulang Tahun, Fanni.." Ucap Mama dan Papa seraya mencium pipiku. Aku hanyantersenyum "Terimakasih, Ma, Pa.." Jawabku.

"Selamat ulang tahun, Kakak.." Ucap kedua adikku dengan antusias. Lagi, aku hanya bisa tersenyum sambil menacak-acak rambut mereka.

Kemudian, Pamit dan berangkat sekolah.

Hmm.. Pagi yang bahagia. Semoga hari ini juga hari yang bahagia.

Sesampainya disekolah..

"Fan.. selamat ulang tahu yah.." Ucap faris dengan sangat semangat sambil memberikan 2 kotak hadiah. Hmm.. Kenapa ada 2? banyak banget?

"Ris, banyak amat?" Ucapku termangu. Faris hanya tersenyum simpul dan melanjutkan langkah kakinya menuju kelasnya. Aku masih berdiri disana. Menatap kedua kotak hadiah itu. Mengangkat alis. Kemudian mulai melangkah menuju kelas.

Dikelas..

"weih yang Ultah.. Happy brithday mascoy!" Ucap Laula dengan logat sunda kentalnya. Aku hanya terkekeh menanggapinya. "Yoi.. Thank you, cuy.." Jawabku sambil menepuk pundaknya.

"Heh.. Ada yang ulang tahun nih.. Met ultah ya broh.. Jangan lupa traktir!" Ucap Alba sambil menyenggolku. Kami terbahak-bahak.

Hari ini, banyak sekali yang mengucapkan selamat. Guruku, Teman sekelas, Adik kelas, Kakak kelas, bahkan ibu kantin yang sudah akrab denganku.

Hanya satu orang yang belum mengucapkan apapun padaku. Ya, Orang yang paling kusayangi. Hmm.. Maksudku.. Ng.. Aku.. Tidak berhak menyayanginya.

Sore ini.. Aku duduk bersandar di tembok koridor. Sendiri. Hanya ditemani suara rintik hujan yang kadang menetes membasahi rok biru dongkerku.

Aku masih belum mebuka 2 kotak hadiah dari Faris.

Aku teruduk. Diam. Dengan tatapan kosong. Tak tau apa yang kupikirkan. Hingga seseorang menghampiriku.. Menepuk pundakku.

"Fan.. Udah lah jangan dipikirin lagi.. " Ucap Alba yang sekarang duduk disampingku. Aku masih terdiam. Masih dengan tatapan kosong. Tanpa disadari, Rokku mulai basah. Tapi, aku tak peduli. Aku tak peduli kalau aku basah kuyup. Toh, di perjalanan pulang juga aku akan terguyur hujan. Ya, aku pulang naik angkot hari ini. Terpaksa. Karena, supir jemputanku ada urusan.

"Makasih, Al.. Lo baik banget sih.. cantik lagi.." Ucapku agak memuji sambil tersenyum simpul untuk menghilangkan sedikit rasa sakitku.

Alba memukul kecil lenganku. Kami tertawa. Hm.. Sedikit menghilangkan rasa sakit. SEDIKIT.

Aku rasa, aku harus pulang. Aku memakai sepatuku. "Al, gue duluan yak!" Pamitku padanya "Yoi.. Hati-hati coy.." Jawabnya. Aku hanya mengacungkan jari jempol sambil terus berjalan.

Hujan masih sangat deras. Aku terus berjalan. Tak peduli tubuhku yang sudah basah kuyup.

Aku menunggu angkot di ujung gang sekolah. 5 menit.. 8 menit.. 15 menit.. Tak satu pun angkot yang lewat. Aku sudah sangat basah. Tak setitikpun tubuhku yang masih kering. Aku mulai kedinginan.

Hingga.. Sebuah motor berhenti disampingku. Aku tak melihatnya. Aku tau, motor siapa itu.

"Fanni.." Ucapnya. Aku tak menjawabnya dengan sepatah katapun. 

"Fanni.. Kamu ga sadar kalo kamu udah basah kuyup? kamu bisa sakit!" Ucapnya lagi dengan nada cemas. Aku tetap menunduk tak peduli.

"Ga usah peduliin aku. Aku ga bakal sakit. Aku sering kok hujan-hujanan. Urusin aja tuh calon istrinya." Kata-kata itu meluncur tiba-tiba dari bibirku yang mulai bergetar karena sangat kedinginan.

I Love You, Kakak ^-^)/Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang