Part 12

1.4K 31 4
                                    

Faris POV

Aku selalu meningat kejadian hari senin.. Saat itu..

Flashback

Aku sedang Paskibra. Aku melihat ke arah belakang.

Aku melihat.. Di kursi paling belakang.. Ada Fanni.. Dia.. Duduk sambil melihat kebawah.. Lebih tepatnya Menunduk.. Aku tau.. Dia masih sakit hati atas Sikap kak Alvin.. Walaupun sebenarnya itu salah paham.

Tapi, setiap wanita pasti sakit hati jika melihat orang yang ia kasihi, bermesraan dengan wanita lain.

Jika Fanni jadi milikku, aku janji takkan menyakitinya seperti Kakaku menyakitinya. Aku sangat mencintai Fanni. Aku tidak tega melihat Fanni terus begini...

Kak Alvin Datang.. memberi salam, duduk, kemudian basa-basi dan...

"Siapa yang atributnya kurang lengkap? Siapa yang ga pake kaos kaki hitam?" Tanyanya pada kami semua.

Fanni berdiri sambil menunduk dan berbicara lirih "saya" katanya. Seketika.. Ekspresi kak Alvin berubah. Kak Alvin terlihat sangat sedih, dan menyesal. Mungkin dia sadar.. Ini adalah salahnya. Dan.. Mungkin Kak Alvin sadar ini adalah kesalahan terbesarnya

"Kenapa ga pake dasi? Kenapa ga pake kaos kaki hitam?" Tanya kak Alvin. "Lupa" Jawab Fanni singkat dan masih menunduk. Cara bicara kak Alvin berbeda dari biasanya. Karena biasanya tegas, tapi lembut.. Tapi sekarang.. Cara bicaranya seperti .. Terpaksa tapi lembut.. Seperti.. menahan sesuatu..

Yeah.. Aku juga... Tidak tega melihat Kakakku terus menyakiti Fanni dan menyakiti hatinya sendiri.. Kakakku ini... Memang selalu merasa sangat bersalah ketika dia menyakiti seseorang

"Kamu ga niat ikut Paskibra?" Tanya Kak Alvin."Iya.. Saya ga niat.. Saya cape" Jawab Fanni dengan masih menunduk. "Yaudah.. Kamu boleh keluar sekarang!" Kata kak Alvin mulai membentak. Ya Ampun! Kak Alvin membentak Fanni.

Bodoh! Kakakku sangat bodoh! Dia akan semakin menyakiti hati Fanni jika begitu! Kenapa sih kak Alvin tidak berfikir sebelum melakukan itu? HUH! SHIT

Fanni keluar, dengan masih menunduk. Para pengurus OSIS memperhatikan aku.. Terutama Nurul. Aku juga memperhatikannya. Menatapnya lekat-lekat.. Sungguh.. Aku sangat sedih saat Fanni seperti ini.. Aku tidak mau.. Satu pun orang menyakitinya...

Saat Fanni sudah keluar dari Aula, Kak Alvin menyusul Fanni keluar. Saat Fanni sudah berada di dekat gerbang sekolah.. Akak Faris memanggilnya. Fanni menghentikan langkahnya.

Aku memerhatikan mereka dari lantai dua. Mereka terlihat mulai menangis. Entah apa yang mereka bicarakan. Tapi sepertinya.. Kak Alvin menjelaskan semuanya... Sudahlah...

FlashBack End

Aku berada di kamar. Duduk di samping kak Alvin yang sedang merebahkan dirinya, sambil memejamkan mata. Tapi aku tau, dia tidak tidur.

Aku rasa.. Aku harus mengatakannya..

"Kak... Lo udah bener-bener nyakitin hati fanni! Lo ga tau apa, kalo Fanni tuh bener-bener Cinta sama lo! Kenapa lo.. Kenapa lo tega? Kenapa? Lo.. Lo bikin gue kecewa sama lo kak! Dan kalo lo jadi pergi ke California dan nikah sama si Stella brengsek itu... Gue ga bakal biarin lo ketemu lagi sama Fanni.. Dan gue.. Gue bakal jagain Fanni dan gue janji ga bakal nyakitin hati Fanni.. Kaya lo nyakitin Hatinya.." Ucapku dengan penekanan di setiap kata.

Kak Alvin membuka matanya, dan melihat ke arahku.

"Iya ris.. Gue tau.. Gue juga sayang dan cinta banget sama Fanni.. Tapi.. Gue terlalu pengecut! Fanni yang tegar.. Fanni yang Manis, yang baik, yang lembut.. Ga pantes dapet cowo pengecut dan brengsek kaya gue.." Katanya dengan nada menyesal

I Love You, Kakak ^-^)/Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang