Ahhh.. Frustasi sekali melihat bibir Sehun, erangnya dalam hati.
"Sehun, boleh ya aku mencium bibirmu?"
Sepanjang jalan menuju sekolah Baekhyun terus merengut, mengeluhkan kakinya yang sakit akibat rencana "jogging" yang ia buat. Di belakang Sehun ia berjalan dengan ogah-ogahan seraya memegangi ujung blazer sekolah Sehun. Padahal yang Ia lakukan bukan lari, hanya jalan. Dalam rengutannya tiba-tiba bibir mungil tipis itu menyeringai diam-diam. Artinya, dalam otak seorang Byun Baekhyun sudah ada rencana tersembunyi.
"Hyung! Kenapa sebegitu menderitanya sih? Hyung yang bilang lari itu sehat. Lagipula selama lari hyung hanya jalan. Wahhh.. Aku tak mengerti," Sehun yang sejujurnya sedari tadi gemas akhirnya mulai angkat suara.
Baekhyun semakin menekuk wajahnya, ia menggumamkan sesuatu tak jelas. Sehun menghentikan langkah kakinya untuk kemudian berbalik menghadapkan tubuhnya pada Baekhyun. Pria yang jauh lebih tinggi dari Baekhyun itu hanya mampu menggelengkan kepalanya melihat tingkah hyung-nya yang satu ini.
Si tinggi ini kenapa tak peka sekali sih?! Aku menderita begini bukannya memperhatikanku, malah mengomel! Sehuuunnn, aku butuh perhatianmu! Huuftt.. Menyebalkan.
"Kakimu benar sakit ya hyung?" Sehun mulai khawatir karena saat ini Baekhyun sangat tak bersemangat seperti biasanya.
Baekhyun mengangguk.
"Kita sudah sampai sekolah. Kalau hyung memang tak kuat, hyung ke ruang kesehatan saja. Temui Kim saem, mungkin beliau bisa meredakan sakitnya."
Sekali lagi, Baekhyun hanya mengangguk.
Jam istirahat sudah berlangsung dua puluh menit. Lapangan basket adalah salah satu tempat yang menjadi pusat perhatian sejak Sehun menjadi bagian dari sekolah tersebut. Mendadak lapangan basket selalu ramai, ramai oleh siswi-siswi yang berteriak histeris menonton Sehun bermain basket.
Mungkin bagi para siswi itu adalah hal yang menyenangkan, tapi tidak dengan Baekhyun. Ia selalu sebal dengan siswi-siswi yang selalu meneriakan Sehun. Terkadang ada beberapa siswi yang mencoba untuk mendapatkan perhatian Sehun. Contohnya memberi minum atau memberi tissue. Seandainya Sehun tahu ada seseorang yang mengangguminya lebih dari siapapun.
Langkah kaki yang berat tidak membuat Baekhyun patah semangat untuk menghampiri Sehun. Ia mau memperlihatkan kalau ia sangat dekat dengan Sehun sehingga saat mereka melihatnya, mereka akan cemburu atau iri padanya. Sungguh, Baekhyun!
Dengan sedikit menyeret kakinya, akhirnya Baekhyun dapat duduk di tribun paling bawah. Paling dekat dengan lapangan. Sengaja, ia mau lihat Sehun tanpa gangguan. Begitu pun agar Sehun bisa langsung melihatnya. Rencana yang perfect.
Selama permainan Sehun sama sekali tak melihat pada tribun. Ia focus pada permainannya. Baekhyun kesal, sudah Sehun sama sekali tak melihatnya, ditambah telinganya terasa panas sekali dengan teriakan para siswi untuk Sehun. Aku memang selalu kalah dengan bola basket.
Permainan berakhir. Seperti dugaan Baekhyun, pasti saja akan ada siswi yang mencari perhatian Sehun. Ia menatap malas Sehun yang sedang minum pemberian dari salah satu siswi tersebut. Sehun mengedarkan pandangannya. Sembari masih tetap minum, ia menghampiri Baekhyun dan duduk di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sehun, I Want You!
FanfictionAhhh.. Frustasi sekali melihat bibir Sehun, erangnya dalam hati. "Sehun, boleh ya aku mencium bibirmu?"