Satu tahun kemudian..
Dua belas bulan rasanya sudah seperti dua belas tahun untuk pria cantik yang kini tengah sibuk dengan belanjaan di kedua tangannya. Ya, setelah pertemuan dengan Sehun waktu itu ia memutuskan untuk hidup sendiri. Ia tinggal di sebuah apartemen tak jauh dari tempat yang kini menjadi kampusnya.
Satu tahun berlalu dan Baekhyun telah menjadi seorang mahasiswa Seoul Nasional University jurusan seni. Kehidupan awal setelah memutuskan untuk hidup sendiri tidak bisa dikatakan baik-baik saja. Hari-harinya cenderung ia habiskan dengan melamun sebelum akhirnya ia mulai mencari kesibukan sendiri untuk melupakan segala perasaan sedihnya. Ia menyibukan dirinya dengan belajar, belajar, dan belajar sebagai pelampiasannya. Sampai ternyata pelampiasan itu membawanya menjadi salah satu mahasiswa SNU.
Menjadi mahasiswa sungguh menyita waktunya dengan segala kesibukan tugas serta unit kegiatan mahasiswa yang ia ikuti. Well, ini sudah sesuai dengan keinginannya agar ia dapat melupakan Sehun karena saat ini ia sama sekali tak ingat tentang Sehun.
Tidak sepenuhnya lupa sebenarnya. Karena terkadang ia mengingat pria tinggi berkulit pucat itu ketika ia merindukannya. Merasakan kerinduan mendalam dalam hatinya yang selalu memberontak namun selalu pula berhasil ia tekan.
"Kau kaya, Yeol. Sudah tugasku sebagai kekasihmu untuk menghabiskan uangmu," penuturan tanpa beban Baekhyun berhasil membuat pria dengan tinggi tak wajar itu terkekeh gemas untuk kemudian mengusak pucuk kepala pria cantik mungil di hadapannya.
"Aku mengerti, sayang. Uangmu adalah uangku. Nah sekarang tuan putri masuklah kita harus segera pulang." Chanyeol membukakan pintu mobilnya untuk Baekhyun membuat Baekhyun tersenyum angkuh karena pria tinggi tampan yang memujanya ini selalu melakukan apapun yang ia inginkan.
Park Chanyeol. Pria tampan dengan postur tubuh yang hampir sama tingginya dengan Sehun -Chanyeol lebih tinggi- sudah tiga bulan ini menjadi pengisi hati pria mungil cantik di sebelahnya. Chanyeol mencintai Baekhyun, terlampau mencintainya hingga ia rela memberikan segalanya bahkan jika itu harus nyawa. Sungguh Chanyeol memuja pria mungilnya. Memuja dengan seluruh hidupnya.
Chanyeol berasal dari keluarga kaya. Dalam hidupnya tak ada hal sulit berarti yang tak dapat ia selesaikan, terkecuali satu. Mendapatkan hati Baekhyun. Butuh perjuangan untuk menaklukan pria mungil yang kini jemarinya tengah ia genggam.
"Sayang, kita sudah sampai," bisik Chanyeol membangunkan pria mungilnya. Sementara yang dibangunkan bergeming, terlalu lelap dalam tidurnya setelah menghabiskan waktu seharian berkeliling mall menguras uang Chanyeol yang seolah tak pernah habis. Tak sampai hati Chanyeol membangunkan pujaannnya. Ia keluar mobil untuk kemudian menggendong Baekhyun ke kamar apartemennya setelah sebelumnya ia memerintahkan orang untuk membawa belanjaan Baekhyun.
Ting!
Pria tampan tinggi itu merebahkan tubuh pria mungilnya, merebahkannya dengan sangat perlahan seolah pria mungilnya ini adalah kaca tipis yang mudah pecah. Jemari panjang besarnya bergerak mengelus lembut surai hitam Baekhyun. Menatap wajah teduh itu penuh cinta dan kasih sayang. Wajah tampannya perlahan namun pasti bergerak maju, sedikit mencuri ciuman –hanya kecupan- dari bibir tipis yang kerap menjadi candunya. Jujur Chanyeol menginginkan lebih dari sekedar kecupan. Ia ingin menciumnya, melumat bahkan menghisapnya. Namun ia harus mengalah pada keinginannya tersebut mengingat pria mungilnya tak suka jika tidurnya terusik.
Sementara itu..
Seorang pria tampan berwajah dingin tampak mengeratkan pegangan tangannya pada kemudi mobil. Matanya terlampau menatap tajam mengingat apa yang ia lihat beberapa waktu lalu. Entah kenapa ada rasa tak terima menyeruak dalam hatinya saat seseorang mengambil miliknya. Miliknya? Hell, bahkan ia mengabaikannya selama ini. Katakanlah ia serakah, ia egois.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sehun, I Want You!
FanfictionAhhh.. Frustasi sekali melihat bibir Sehun, erangnya dalam hati. "Sehun, boleh ya aku mencium bibirmu?"