"Sehun.."
Untuk pertama kali dalam setahun, ini adalah pertemuan pertama dengan sosok yang begitu gigih ingin ia lupakan. Dengan masih mengenakan seragam, Sehun berdiri menatap dalam sang kakak –dulu. Seulas senyum tipis dalam diam tergurat di wajah Baekhyun. Satu tahun berpisah ternyata meninggalkan banyak perubahan. Pria yang lebih muda itu tumbuh semakin tinggi, rahang yang selalu terlihat tegas semakin kokoh. Dan.. Dadanya? Apa dia sering ke tempat kebugaran? Dada itu begitu bidang dalam pandangan matanya.
"Emm, bagaimana kabarmu Sehun?"
Di sinilah keduanya berada sekarang –sebuah kafe. Duduk saling berhadapan dengan beberapa cemilan kecil menemani pertemuan dua insan berjenis kelamin sama.
Tiga puluh menit berlalu keheningan begitu mengungkung mereka, memberikan rasa tak nyaman terutama untuk Baekhyun. Sampai ia berinisiatif membuka pembicaraan untuk mencairkan suasana. Kafe ini cukup ramai tapi demi wajah tampan Sehun dan kebaikan hati Chanyeol, entah kenapa ia merasa seperti dalam dimensi lain yang isinya hanya ia seorang. Hening.
"Menurutmu?" tanggapan itu begitu dingin, tak bermaksud mengalihkan pandangan sang penjawab kepada si penanya. Si penanya –Baekhyun- semakin tak nyaman, terlihat dari bagaimana bola matanya menatap kesana kemari untuk menghindari pandangan menusuk Sehun.
"Ku-kurasa kau baik."
"Jadi itu kekasihmu sekarang?"
"Huh?" Baekhyun mengerjap tak paham sebelum ia tahu kemana arah pembicaraan ini. "Begitulah, Sehun."
"Sudah diapakan saja oleh pria itu? Apa ia setiap malam menyentuhmu? Memuaskanmu?" Hell, bukan ini kalimat yang ingin ia katakan. Namun cemburu jelas sudah membakar emosi Sehun.
Baekhyun tertawa miris. Hatinya meremat sakit. Kenapa pria ini senang sekali merendahkannya? Ia memang seseorang dengan kelainan orientasi sex. Ia gay, menjijikan. Tapi apakah serendah itu ia di mata Sehun?
"Apa urusanmu jika aku setiap malam disentuh olehnya hah? Kekasihku sendiri." Baekhyun tak bermaksud menyerang hanya saja kesabarannya sudah habis.
Apa salahnya dengan mencintai? Bukankah cinta datang kepada siapa saja? Bukankah cinta suci? Jika suci kenapa cinta yang dirasakan Baekhyun membuatnya dipandang menjijikan bahkan dibenci? Dimana ia harus menyebut kesucian?
"Kalau tak ada yang ingin kau bicarakan lagi aku pergi."
Tanpa menunggu, Baekhyun mengemas tasnya untuk kemudian beranjak meninggalkan Sehun. Salahnya jika suatu saat ia kehilangan lagi. Salahnya ia harus melihat wajah kecewa sosok yang ia rindukan.
Hari ini langit tampak murung, menyembunyikan kemurahannya pada dunia. Sama halnya dengan pria berwajah imut untuk ukuran laki-laki ini. Dalam hembusan angin yang mengungkung, membiarkan wajahnya tersapu semilir angin berharap beban dapat terangkat. Sementara anak-anak rambutnya mengudara mengikuti kemana angin membawa.
Benar harusnya dulu ia pergi keluar negeri saja sekalian. Ia terlalu angkuh, merasa akan mudah melupakan sosok yang nyatanya sampai saat ini tak bisa ia lupakan.
Langkah gontai membawanya kembali ke apartemen. Istirahat adalah hal yang ia butuhkan sekarang. Membuang semua kejadian hari ini dan bersumpah takkan pernah memikirkannya lagi.
Ting!
Bel pintu berbunyi. Siapa yang berkunjung mengingat Chanyeol belum lama pergi ke kampus? Well, pasalnya selain Chanyeol tak ada orang lain yang mengetahui kediamannya. Rasa penasaran menyeruak, mendorong pria bertubuh mungil itu membuka pintu apartemen.
"Ka-hhmpph.."
Sehun, pria tampan itu melumat dalam bibir Baekhyun setelah pintu terbuka, melupakan apa yang dinamakan sopan santun. Masa bodoh jika caranya menyalurkan kerinduan salah. Yang ia inginkan adalah Baekhyun. Bayangan bagaimana sosok mungil ini kembali pada pelukan orang lain setelah ketegangan beberapa jam lalu menghantui relung terdalamnya.
Melepas Baekhyun adalah sebuah kesalahan besar. Ia rela menjadi egois dan serakah untuk merebut kembali sosok yang sempat ia sakiti.
"Hmmphhh.."
Harusnya ia menolak perlakuan kurang ajar Sehun bukan malah mengalungkan tangan setelah beberapa saat berlagak jual mahal. Salahkan hati dan otak sialannya yang tak sinkron. Sehun menghisap, mengemut, menggigit bibir tipis milik yang lebih mungil. Sementara yang lebih mungil membuka mulutnya memberi celah pada Sehun untuk mengeksplor rongga mulut hangatnya.
Seraya menikmati ciuman panas, pikiran Sehun sedikit bergelut. Entah sugesti atau memang bibir Baekhyun terasa sangat lembut dan manis? Seperti permen buble gum. Manis, lembut, kenyal. Oh, sekarang ia menemukan sesuatu yang akan menjadi candunya.
"Sehunhhh.. Ahh.."
Mati-matian Baekhyun menahan desahan namun akhirnya suara itu keluar seiring permainan Sehun yang semakin liar. Sementara bibirnya mengecupi bahu dan leher mulus tanpa cela si mungil, tangannya tak dibiarkan menganggur begitu saja. Ia memijat, menekan, dan menarik gemas nipple merah mudah yang beberapa detik lalu dinobatkan sebagai benda favoritnya. Baekhyun berpikir, sejak kapan ia sudah terbaring di ranjang? Dengan.. Err.. Sehun yang sudah menindih.
Cinta datang pada siapapun yang dikehendaki. Tak memandang rupa bahkan harta. Cinta merasuk dengan caranya sendiri. Bagaimana, mengapa, kapan dan dengan siapa. Tak ada yang salah dengan cinta yang dirasakan baik Baekhyun maupun Sehun. Yang salah ialah cinta datang pada sasaran yang tak tepat, di mana keduanya secara moral dan agama tak dapat bersama.
Bahwa cinta keduanya secara moral hanya akan mendapat sanksi dari mereka yang merasa jijik. Bahwa cinta keduanya secara agama adalah dosa. Dan bahwa cinta keduanya hanyalah nafsu belaka.
Sehun menempelkan dahinya pada dahi si mungil. Menatap sendu mata yang dalam ingatannya adalah mata yang senantiasa memancarkan keceriaan.
"Maafkan aku," suara yang begitu lirih sarat akan penyesalan menyapa indera pengdengar Baekhyun. Keduanya saling menatap, berbicara melalui mata masing-masing. Hati yang terikat, akan selalu kembali cepat atau lambat.
"Sampai kapan kau akan menindihku? Berat tau," protesan Baekhyun menyadarkan si penindih di tengah pergulatan batinnya membuat ia terkekeh. Ternyata Baekhyun belum berubah, masih Byun Baekhyun yang selalu merengut manja.
Tadinya ga akan posting sekarang, tapi gpp deh mumpung valentine (*apa hubungannya?!)
Maapin daku lama update bikos banyak sekali rintangan yang dihadapi penulis saat pembuatan (*kata pengantar kaliiii). Penulis terjaring sulitnya jaringan dan kegiatan yang lebih proritas. Tapi buat kuota daku sudah minta kuota 100 gb sebagai kado jadi gengs kita bakal apdet ini cerita lebih cepet XD
Yang nunggu adegan hawt manaaaa?? next chapter yaaa ternyata setelah dipilah XD
*Vote mempengaruhi kecepatan apdet, kay (✧ω✧)b
KAMU SEDANG MEMBACA
Sehun, I Want You!
FanfictionAhhh.. Frustasi sekali melihat bibir Sehun, erangnya dalam hati. "Sehun, boleh ya aku mencium bibirmu?"