Ahhh.. Frustasi sekali melihat bibir Sehun, erangnya dalam hati.
"Sehun, boleh ya aku mencium bibirmu?"
Hari Minggu. Kalau biasanya Baekhyun sudah menongkrongi Sehun sejak pagi, kali ini ada yang berbeda. Ia tampak tak bersemangat. Ia hanya tergolek di ranjangnya. Matanya menerawang ke depan namun entah pikirannya berada di mana. Kali ini ia tak merencanakan apapun seperti biasanya ia lakukan.
"Mau sampai kapan kau begitu, hyung? Sudah siang cepat bangun!" tiba-tiba saja Sehun sudah berdiri di ambang pintu. Tubuh jangkungnya menyender pada sisi pintu dengan dua tangan dilipat depan dada.
Suara itu. Suara yang saat ini tak ingin ia dengar.
Baekhyun bergeming.
Tumben sekali Baekhyun hyung tak genit saat ada aku.
"Waahh.. Apa Byun Baekhyun sudah berubah menjadi sosok yang pendiam? Seperti yang hyung bilang kemarin. Tapi kurasa tak perlu sampai begininya juga, hyung." Kemarin sore mereka menonton film berdua. Baekhyun bilang ia juga ingin menjadi sosok yang pendiam namun keren agar banyak dikagumi orang. Ugh! Lihat saja aku juga bisa jadi sosok pendiam keren. Aku akan jauh lebih dikagumi. Lihat saja nanti.
Sehun mendekat, menghampiri Baekhyun untuk kemudian duduk di tepi ranjangnya. Ditatapnya Baekhyun yang sama sekali bergeming sedari tadi saat ia mulai memperhatikannya dari ambang pintu.
"Sehun.."
Sehun tersenyum. Akhirnya.
"Hmm?"
"Sehun jangan kencan dengan perempuan," titah Baekhyun dengan suara pelan. Sehun mengerjap. Ia mendengarnya. Hanya saja otaknya harus memastikan apa yang ia dengar salah atau tidak.
"J-jangan kencan dengan perempuan?" Sehun mengulang pernyataan Baekhyun dengan bentuk pertanyaan untuk memastikan. "Kenapa memang kalau aku kencan dengan perempuan?"
Pria berperawakan mungil itu mendengus kesal. Ia segera mendudukan tubuhnya dengan muka bersungut-sungut.
"Katanya pintar?! Kenapa begini saja kau masih bertanya? Kau ini masih kecil, Sehun! Masih kelas sepuluh! Belajar dengan baik, bukannya malah kencan! Kalau nilaimu jelek bagaimana? Orang tuamu menitipkanmu padaku! Nilaimu jelek aku yang akan ditegurnya!" panjang lebar Baekhyun mengomel. Bukan ini intinya! Intinya adalah... Baekhyun patah hati mendengar banyak gosip di sekolah kalau Sehun kencan dengan gadis paling cantik dan terkenal satu sekolah. Ia sudah mencoba menepisnya, ia meyakinkan diri kalau itu sama sekali tak benar. Ia tahu Sehun. Ia tahu semua tentangnya. Namun keyakinan itu hancur saat suatu kali ia tak sengaja memergoki Sehun dengan gadis cantik itu berduaan. Mereka tampak akrab. Saling tertawa, bahkan Sehun sampai merangkulnya.
Beberapa saat Sehun mematung untuk mencerna setiap kata yang keluar dari mulut Baekhyun karena apa yang diucapkannya terlalu cepat. Mungkin efek patah hati.
Sejak kapan si manja ini peduli dengan nilaiku? Dia saja tak pernah belajar hahahaha.
Sehun mencondongkan tubuhnya. Jarak antara dirinya dan Baekhyun hanya tinggal beberapa senti. Kali ini Baekhyun tak seperti kemarin menghindari Sehun. Ia duduk tegak menghadapi Sehun. Tak peduli jantungnya mau berdegup sekencang apa. Wajahnya pun ia buat seserius mungkin.
"Sejak kapan hyung mengkhawatirkan nilaiku? Ketika aku belajar saja hyung selalu menggangguku. Atau sebenarnya hyung ce-.."
"Sejak hari ini! Sejak matahari terbit!" sela Baekhyun cepat. "Kau tahu kenapa tadi aku seperti orang tak bernyawa?! Itu aku sedang introspeksi diri! Dan mulai detik ini, ah tidak, mulai tadi ketika matahari terbit aku memutuskan untuk menjadi hyung yang baik!"
Sehun tertawa kecil. Tangannya mengudara menyentuh pucuk kepala Baekhyun.
"Benarkah, hyung? Kau sudah berusaha." Ia mengelus pucuk kepala Baekhyun dengan senyuman lembut terukir di bibirnya. Sementara Baekhyun menundukan kepalanya. Pipinya entah kenapa mendadak terasa panas. Ia takut kalau wajahnya merah dan sampai diketahui Sehun. Tak normal sekalikan seorang pria bisa tersipu oleh sesama pria? Itu akan langsung terbaca kalau pria tersebut memiliki sesuatu yang berbeda. Dan Baekhyun tak mau Sehun mengetahuinya. Sehun memang lebih muda dua tahun darinya, tapi ia bukan orang bodoh. Justru Sehun itu lebih pintar dibanding dengannya. Ya, Baekhyun mengakuinya.
"Sudah ah, aku mau ke dapur. Begini-begini aku juga bisa masak hahaha," Baekhyun beranjak ke dapur diiringi dengan tawa sumbangnya. Tawa itu hanya untuk mencairkan suasana di antara mereka. Baekhyun diam. Apa aku terlalu kelihatan ya tadi?
Sementara itu Sehun sudah berdiri di belakangnya. Menyandarkan tubuhnya pada dinding dan melipat kedua tangannya di dada. Matanya menatap lurus Baekhyun yang tengah membuat sesuatu. Perlahan dia mendekat sampai tubuhnya menempel dengan tubuh bagian belakang Baekhyun tanpa ia sadari.
Sehun menaruh dagunya di pucuk kepala Baekhyun. Ia diam.
"H-hun? K-kau sedang apa?" aktifitasnya terhenti sejenak, kaget dengan apa yang Sehun lakukan. "Sana duduk jangan mengganggu, nanti makananku gagal kalau kau mengganggu," setenang mungkin ia bicara pada Sehun. Namun hatinya tak setenang bicaranya. Ya Tuhan, mau apa sih diaaaaa?? Aaaaaa! Membuatku gila saja!
Pria berparas tampan itu memegang tangan Baekyun sehingga pergerakannya terpaksa terhenti. Ia membalikan paksa tubuh hyung-nya sehingga keduanya saling menghadap untuk kemudian ia mengunci tubuh Baekhyun ke pojok ruangan dengan kedua tangannya.
Baekhyun mengerjap. Perlakuan yang diterimanya sungguh membuatnya kaget.
"Y-ya! Apa-apaan kau?! Kau jangan ma- mmmhh.." teriakan Baekhyun berubah menjadi lenguhan saat Sehun membungkam Baekhyun dengan bibirnya.
Kuharap ini salah, bisik Sehun dalam hati.
Bibir ini. Ciuman ini. Lumatan ini. Aaahhh semua yang diinginkannya sejak lama. Baekhyun saat ini tengah bergelut dengan dirinya sendiri. Entah ia harus menolak atau menerimanya. Yup! Bagaimana pun aku harus menolaknya!
"Emmh!" kedua tangannya meronta. Meminta penolakan pada Sehun. Meski ini yang diinginkannya tapi akal sehatnya masih berjalan. Jika ini akan menjadikan hubungannya dengan Sehun merenggang, lebih baik ia tak menerimanya. Ia memilih menolak. Cukup baginya berada di samping Sehun.
Kedua matanya membulat.
Ciuman itu semakin intens. Bahkan Sehun mengalungkan tangan Baekhyun ke lehernya. Lumatan pada bibir tipis itu sesekali menjadi hisapan yang membuat Baekhyun semakin menikmatinya. Ia hanya diam. Ia belum memiliki keberanian untuk membalasnya. Jangankan untuk membalas, di pikirannya hanya ada pergelutan batin saat ini. Tentunya seraya menikmatinya.
"A-anghh.. hhh.."
Lenguhan itu untuk kedua kalinya lolos dari mulut Baekhyun saat Sehun menggigit kecil bibir Baekhyun. Baekhyun mengerut. Apa ini tanda? Ia membulatkan hati. Tak peduli setelah ini bagaimana, yang penting ia tak boleh menyia-nyiakan kesempatan yang entah akan datang lagi atau tidak dalam hidupnya.
Baekhyun mengeratkan pelukannya pada Sehun. Sedikit menjinjitkan kakinya untuk mengimbangi posturnya yang lebih pendek dengan Sehun. Ciuman itu.. sudah tak sepihak.
Hyung..
KAMU SEDANG MEMBACA
Sehun, I Want You!
FanfictionAhhh.. Frustasi sekali melihat bibir Sehun, erangnya dalam hati. "Sehun, boleh ya aku mencium bibirmu?"