PART 1

369 13 0
                                    

"Ma!"

Prang!!

Kayla bergidik ngeri melihat pemandangan didepan matanya. Air mata terus ditahannya agar tidak berbuat masalah makin rumit. Kakinya ingin berlari untuk melindungi wanita lansia itu. Wanita yang telah melahirkannnya, wanita itu menangis menjerit-jerit. Pria yang menjadi sumber kehidupannya itu, berkali-kali memecahkan piring dan sedikit mengenai kulit ibunya yang sudah memerah akibat darah. Dua bulan ini Kayla melihat tanda-tanda akan hilangnya keharmonisan keluarganya. Papanya sering pulang dengan kondisi mabuk dan suka berteriak memanggil nama perempuan lain. Perusahaan ayahnya kini diambang batas kehancuran dan ibunya selalu jadi pelampiasan emosinya.

"Papa! Berhenti!"

Lirihan kecil dari mulut Kayla yang saat itu masih menginjak usia 15 tahun tidak digubris oleh kedua orang tuanya

"Kau tidak becus jadi istriku! Tidak ada kebahagiaan setelah 15 tahun menikah denganmu. Kau sering telat membangunkanku, kerjaanmu hanya shopping yang tidak jelas. Kau kesalahan terbesarku! Aku akan menceraikanmu!"

Mata Nila terbelalak mendengar penuntutan cerai dari mulut Reza. Apalagi dia sampai dituduh sering shopping dan membangunkan suaminya telat.  Nila langsung berdiri dan menatap langsung mata yang menyoritinya tajam.

"Apa? Berapa banyak kesalahanku, Rez? Apa aku bukan sumber kebahagiaanmu? Lantas bagaimana hak asuh Kayla dan Fanisa setelah kau menceraikan aku?"

"Aku yang ambil hak asuh Fanisa, kau ambil hak asuh Kayla"

"Fanisa masih terlalu muda untuk menerima nasib kelam. Dia masih 10 tahun dan kau mau mengambilnya? Aku tidak mau anak-anakku mempunyai masa kelam diwaktu kecilnya"

Tangis Nila makin menjadi. Air matanya mencelos keluar dengan derai. Membayangkan anak bungsunya yang harus menerima cemoohan dari orang-orang disekelilingnua, ibu mana yang tega kalau anaknya dikucilkan?

"Tidak usah nangis derai begitu. Aku muak!" tukas Reza tajam. Ia pun berlalu pergi meninggalkan Nila.

"Mau kemana kau?"

Nila langsung bergegas lari menuju pintu ketika mendengar suara pintu terbuka.

"Klub malam. Bermain dengan pelacur disana dan memuaskan nafsu birahi di ranjang"

BAM!

Pintu ditutup dengan kencang oleh Reza. Nila langsung jatuh terduduk. Tangisnya makin histeris. Nila menekuk lututnya lalu membenamkan wajahnya di lututnya. Kulitnya semakin memerah oleh cakarannya hingga berdarah. Kayla reflek langsung mengambil kotak P3K dan menyusul ibunya yang berada di depan pintu. Ia sentuh bahu wanita itu dengan perlahan lalu memeluknya sambil mengusap-usap punggung ibunya.

Rekaman kebahagiaanya sudah berhenti.

~oOo~

Seorang pria sedang berkutat dengan laptop di mejanya. Bunyi-bunyi ketikkan keyboard laptop memenuhi ruangan kerjanya. Sekali-sekali ia berhenti lalu menghela napasnya sambil memijat-mijat keningnya. Kerjaan menumpuk jadi susah pulang. Kalau pekerjaanya dibawa pulang, dia tidak akan tidur karena terus terjaga dengan pekerjaanya sampai selesai. Walaupun dikerjakan di ranjang kasur yang menggoda sekali untuk tidur, tetap tidak akan bisa. Suara ketukkan pintu ruang kerjanya tidak membuat perhatiannya teralihkan.

A Sweet LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang