Arvan memencet tombol password milik apartemennya. Setiba dirinya masuk, ia lantas bingung dengan kondisi apartemennya yang gelap. Ia pun menyalakan sakral lampunya.
'Kemana gadis itu?' gumamnya.
Kakinya melangkah lebar menuju pintu kamarnya yang lain. Dengan kotak bekal yang masih ia pegang, ia membuka pintu itu tanpa mengetuk pintu yang punyanya terlebih dahulu.
"Kay- WOW!"
Mata Arvan membulat. Tanpa mengedip sama sekali ia terus melihat pandangan yang tak senonoh. Senonoh bagi Kayla tapi tidak bagi Arvan. Rezeki pulang kerja. Capek-capek kerja, pulangnya lihat pemandangan indah. Menyegarkan mata bukan?
"AAAAAAHH!!"
Kayla menutup tubuhnya yang sudah hampir telanjang dengan baju yang masih dipegangnya. Arvan melihatnya! Melihatnya! Ia melihatnya!!
"KELUAR!!"
Teriakkan Kayla menggema diseluruh ruangan kamarnya. Ingin sekali Arvan melangkahkan kakinya untuk sekedar menggoda istrinya itu. Istri sementara padahal. Namun ia urungkan mengingat batasannya dalam hubungan mereka. Jadilah ia hanya berdiam diri sambil memasang senyum jahil.
"Lho ternyata besar? Aku kira tepos. Paha kamu besar banget. Coba diet, biar banyak yang tertarik. Dan, oh! Jadi warna favorit kamu itu merah ya? Cocok lho warnanya." komentar Arvan tanpa berdosa. Wajah Kayla memerah menahan malu. Ia benar-benar malu. Dirinya yang hampir telanjang dilihat oleh Arvan. Walaupun suaminya, tapi tetap saja ada batasannya kan? Mengingat mereka hanya sementara.
"Keluar atau kupotong rudalmu?!" ancam Kayla dengan mata menyalang.
Bukannya takut Arvan malah mencibir. "Lihat aja gak berani apalagi dipotong."
"KELUAR!!" Arvan tertawa kencang setelah mendapat teriakkan dari Kayla.
"Aku gak dosa kan lihat tubuh kamu? Aku kan suamimu."
"Brengsek!"
Tawa Arvan tidak bisa berhenti. Ia pun berbalik. "Jangan mengumpat sayang. Lain kali dikunci. Biasakan tinggal di apartemenku. Kalau begitu lagi, bisa aku terkam." ucapnya seraya menutup pintu.
Buru-buru Kayla langsung memakai bajunya yang sempat tertunda tadi. Arvan brengsek! Ia pun membuka pintu kamarnya. Langkahnya berjalan menuju kamar makhluk astral tadi dengan amarah yang memuncak. Serangkaian kata sumpah serapah sudah dirapalkan dengan mulutnya yang komat-kamit tidak jelas.
CKLEK!
Kayla mematung seketika. Wah, ini... namanya apa ya?
"Lho jadi kamu ngajakkin nih?" tanya Arvan tanpa membalikkan badannya. Ia baru saja membuka bajunya dan akan membuka celana panjangnya. Punggung lebarnya yang bersih terpampang jelas. Kayla segera menutup kedua matanya dengan tangan. Melihatnya malu-malu begitu membuat ide jahil Arvan muncul. Ia mendekati Kayla yang masih menutup kedua matanya.
"Gak usah malu-malu. Udah halal." ucap Arvan setelah berdiri di hadapan Kayla. Kayla mengintip lewat sela-sela jarinya.
Duh! Ini sih sekarang dirinya yang tergoda.
'Roti sobek! Roti sobek!" batinnya.
Kayla mengintip takut-takut roti sobek milik makhluk astral itu. Enggak 8 sih, tapi 6. Dadanya juga begitu bidang. Sandar-able sekali. Ia jadi teringat waktu dirinya ingin melamar di perusahaan Arvan. Wanita-wanita yang merumpi tentang Arvan. Mereka benar dan sekarang Kayla melihatnya langsung."Kay... Kalau mau lihat, gak usah ngintip-ngintip begitu. Pandangi saja sepuasnya. Oh, atau mau masuk? Nanti pintu aku kunci kok." goda Arvan. Kayla menggeleng-geleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Sweet Liar
RomanceIbu sungguh niat sekali menjodohkanku dengan seorang gadis jutek. Terlebih dia benci laki-laki karena dulu ayahnya pernah mencampakkan ibunya. Aku baru tau kalau dia benci laki-laki setelah menikah dengannya. Pernikahan kami jadi tidak jelas begini...