Seoul,winter.
Musim dingin membuat semua orang merasa sejuk sampai ke tulang mereka. Memakai baju hangat dan syal sudah menjadi adat disetiap musim dingin datang. Tak jarang pula berlapis-lapis mereka memakai sweater hanya untuk membuat tubuh sedikit menghangat. Ada pula yg memilih meminum bir dimalam hari,alasannya sama hanya untuk menghangatkan tubuh. Jarang diantara mereka yg memilih singgah berlama-lama,hanya perasaan ingin meringkuk didalam selimut yg mereka bayangkan.
Begitu pula yg dilakukan seorang pria tampan dengan mata sipitnya berjalan tergesa saat merasakan tubuhnya sedikit menggigil,hanya berlapis 1 jaket berwarna merah maroon. Memeluk erat tas kubus yg ia bawa,kadang berhenti sejenak di sebuah halte namun mengurungkan niat menunggu bus. Ia memilih berjalan walaupun udara semakin menyengat tulangnya. Sampai ada seseorang dari arah berlawanan yg terlihat tak fokus berlari,seperti dikejar sesuatu. Dan
Bruk
"Shhh"
"Maafkan aku, apa kau baik?"
Pria mungil menabrak bahunya kencang dengan tak sengaja. Tidak sampai terjatuh karena pria tampan dengan sigap menahan bahu mungil didepannya.
Guk guk
"Hyaaa, pergilah hus" pria mungil beralih tempat.
Pria tampan hanya tersenyum kecil,rupanya pria mungil yg tak sengaja menubruknya hanya dikejar-kejar oleh seekor anak anjing.
Guk guk
Masih dalam pose yg tidak sedap dipandang yaitu pria mungil berlindung di punggung si pria tampan.
Tak banyak bicara pria tampan berjongkok lalu mengelus sayang pucuk kepala anjing kecil itu, membuka sebelah jaketnya mengambil sebuah sosis dan memberikannya pada anjing kecil yg menggemaskan. Seperti pria yg berada dibelakangnya-menggemaskan.
"Gomapseumnida umm?" Pria tampan itu berdiri dan menatap pria mungil
"Hoshi"
"Ahh gomapseumnida Hoshi-ssi" pria mungil menggaruk tengkuknya yg tak gatal lalu sedikit membungkuk.
Hoshi menunjukkan seringaiannya "Kau?"
"Eh? Aku?" Pria mungil menunjuk dirinya sendiri,merasa bingung harus menjawab apa karena jujur saja saat ini ia berdebar. Kali ini bertambah pacuan karena pria bernama Hoshi masih tersenyum miring dan mengangguk pasti.
"Jika bukan kau,siapa lagi? Anjing tadi?"
Wajah pria mungil memerah,menahan marah.
"Yak! Aku manusia asal kau tahu"
"Yg mengataimu anjing siapa hm?" Lagi lagi pria mungil dibuat kesal oleh orang yg baru ia kenal. Ditengah ramai dan suasana menjadi hangat seketika karena semua urat pria mungil keluar. Menahan marah tentu saja.
"Itu kau tadi" ia tak mau kalah
"Baiklah,manis siapa namamu?" Pria mungil sedikit bersemu namun tak terlihat,mimik wajahnya sulit untuk dibaca.
"Woozi, dan maaf telah menabrakmu. Sampai jumpa" Woozi pria mungil itu berbalik dan melangkahkan kakinya. Namun baru 2 langkah ia berjalan tangannya sudah ditarik kencang oleh Hoshi.
"Yak lepas-" ucapannya terpotong saat Hoshi mengunci kedua maniknya.
"-kan" sambungnya sangat lirih saat mata sipit nan tajam mulai mengelupasinya.
Mencengkram erat kedua bahu Woozi.
"Woozi,mungkin ini gila tapi sepertinya aku menyukaimu"
What the hell dengan pernyataan Hoshi barusan. Belum genap 30 menit mereka bertemu dan berkenalan,Hoshi pria tampan yg memiliki mata segaris menyatakan cinta padanya. Tampar Woozi sekarang juga jika itu bisa menyadarkannya dari alam bawah sadarnya saat ini.
"Yatuhan aku bisa gila" gumamnya saat melihat sudut bibir Hoshi tertarik,tersenyun licik.
●●●
End