Tiada cinta jika tidak selalu berinteraksi
"Apa maksudnya?"
Katakan seorang siswa menengah atas memiliki bentuk wajah yg bulat dan manis ini sangat polos. Setiap saat waktu luang ia lakukan untuk membaca buku yg seharusnya sudah tidak patut ia pelajari. Apalagi jika bukan buku tentang cinta. Mungkin bagi orang awam memang tidak tahu menahu akan hal tersebut masih bisa dimaklumi,tetapi pada abad saat ini tidak mengetahui apa itu cinta bukanlah hal yg mungkin terjadi.
"Dia seperti bintang,selalu indah didepan mataku" gumamnya lagi,membaca setiap kalimat yg diikuti oleh ekor matanya. Tak menyadari seseorang menghampirinya dari belakang. Pelan berjinjit dan 1 langkah lagi ia berencana mengejutkan pria mungil tadi.
Kakinya terangkat dan tiba-tiba
"Diamlah disitu dan jangan mengangguku" suara teramat datar hinggap kedalam telinganya.
Bibir sang pelaku kejahilan mengerucut sebal "ishh kau sama sekali tidak asik Woozi"
"Aku hanya tidak ingin lemah jantung dipagi hari Seungkwannie"
Seungkwan tersenyum lalu ikut duduk disamping Woozi. Sedikit melirik dan menyipitkan matanya membaca setiap kalimat buku yg dibaca sahabatnya.
"Ckckck kisah asmara lagi?" Hanya dibalas anggukan kecil
"Kenapa kau tidak belajar dari pasangan langsung?" Seungkwan tentu hanya asal berucap tak disangka akan mendapatkan reaksi berbeda dari Woozi.
"Pasangan? Langsung? Bagaimana caranya,katakan padaku!" Ucap Woozi bersemangat dengan matanya yg berbinar menatap Seungkwan
"Astaga kau sangat polos sekali..... begini carilah kekasih jika kau ingin merasakan apa namanya cinta"
"Tapi dengan siapa?" Seungkwan seperti memikirkan seseorang yg cocok dengan sahabatnya yg polos ini. Masih berfikir sesekali melihat keatas membayangkan wajah-wajah pria terpopuler disekolah mereka. Yg diam-diam menyukai Woozi namun tak pernah berani mendekati pria mungil yg memiliki sifat misterius.
"Ayolah siapa katakan padaku" Woozi merengek kecil sambil menarik-narik ujung kain seragam Seungkwan.
"Denganku saja,jadilah kekasihku" bukan itu bukanlah suara Seungkwan tetapi suara yg lebih berat,sepertinya diva mengetahui siapa pemilik suara berat itu. Ia tak berani menoleh,tak ingin tebakannya 100% benar.
Woozi tersenyun cerah saat ini, ia menoleh cukup terkejut karena mendapati pria yg siapapun akan mengenalnya terkecuali Woozi.
"Astaga Woozi kau harus menerimanya,dia Hoshi bintang sekolah ini" gumam Seungkwan yg terlalu lirih tidak sampai terdengar pria bernama Hoshi.
"Eoh? Kau siapa?" Tanya Woozi polos
Hoshi tersenyum dan menjulurkan tangannya. Woozi menatap uluran itu dan membalasnya namun belum sampai menjabat dengan baik ia sudah ditarik paksa oleh Hoshi sampai wajah mereka hanya berjarak beberapa cm.
"Lee Jihoon Be mine?" Hoshi menarik sudut bibirnya,tersenyum dalam hatinya.
*END*
Bayangin aja kalian itu jadi Woozi a.k.a Jihoon gimana coba perasaan kalian?><