Part 2
.
.
.
.
.
.
.
.
Naiwu storySeoul,2009
Hari ini hujan, aku menemukan sebuah kegundahan hati. Dimulai dengan langit tidak mendung tetapi tiba-tiba aku menitikkan air mata dengan menyunggingkan senyuman. Deras hujan sama seperti air mataku yang tidak mau berhenti. Apalagi di bawah guyuran air ini aku melihatnya semakin menjauh, kaki ku tidak bisa kugerakkan hanya tangan yang mampu terulur namun tidak bisa meraih. Jika dia pergi secepat itu, mungkin dari awal aku tidak akan menerimanya masuk dalam hidupku. Aku tersenyum bukan karena aku bahagia tetapi belajar mengikhlaskan kepergiannya. Karena sebuah senyuman mampu menghilangkan satu masalah di hidupmu.
Aku ingin bangun dari mimpiku, aku tau ini hanya bunga tidur saja. Tetapi semua rasa sakit di hati ini sangat memilukan aku rasa bukanlah mimpi. Semua terlihat nyata, dia pergi dia tak mungkin kembali. Aku sangat mencintaimu tolong jangan pergi- Lee
........
Seoul,2012
Tap
Tap
Tap
Langkah itupun terhenti tepat di depan Jihoon, Jihoon tersentak samar lalu kepalanya ia angkat perlahan. Dan....
"Seungcheol?" Jihoon membelalakkan matanya tak percaya, tadi ia mengira orang yang berhenti didepannya adalah Soonyoung tapi mengapa Seungcheol?
"Mmm kebetulan tadi aku lewat di perempatan itu dan sempat melihat dirimu masuk"
"Ah begitu"
"Boleh aku duduk?" Seungcheol tersenyum
"Mm tentu"
Diwaktu yang sama
Kurang ajar Seungcheol beraninya kau
Geram seorang pemuda yang masih mematung berjarak 2 meter dari meja Jihoon. Sangat disayangkan pula Jihoon tidak mengetahui keberadaan Soonyoung karena ia harus sibuk meladeni seniornya itu.
Dengan langkah cepat ia menghampiri meja Jihoon dan menarik Seungcheol lalu
Bugh
Sebuah pukulan berhasil mengenai rahang Seungcheol
"Hya apa maksudmu huh?"
"Aku yang seharusnya bertanya, apa maksudmu menemui Jihoon?"
Seungcheol yang tersungkur lalu mendorong Soonyoung
"Aku hanya melihatnya masuk dan aku hanya ingin menemaninya"
"Apa perdulimu? Jihoon itu siapa mu?"
"SUDAH HENTIKAN"
Soonyoung menghentikan aktivitasnya dan beranjak dari atas tubuh Seungcheol.
"Memalukan" Jihoon pergi begitu saja dengan tergesa
Soonyoung tidak menghiraukan Seungcheol yg berdarah di sudut bibirnya masih tersungkur di lantai
"Hey Jihoon"
Jihoon tetap berjalan tak mau mendengar Soonyoung memanggilnya ia terus berjalan dengan cepat.
Soonyoung berlari dan....
Grep
Dari belakang ia menubruk lembut badan mungil Jihoon. Ia memeluk dengan sangat erat seperti Jihoon akan pergi jauh dan ia tak rela melepaskan ikatannya.
"Aku merindukanmu" lirih Soonyoung tepat disebelah telinga kanan Jihoon
"Hmm" Jihoon merasa sebal karena ulah Soonyoung tadi. Sifatnya yg kekanakan over protektif dan pecemburu sama sekali belum hilang
"Dari dulu kenapa sih kau selalu seperti itu pada Seungcheol?"
Masih dengan posisi yg sama
"Eumm karena.. aku tidak suka"
"Hanya itu?" Jihoon merasakan Soonyoung mengangguk di bahunya
"Jihoon?"
"Hm?"
Soonyoung melepas pelukannya membawa Jihoon dalam pelukannya lagi
Namun kali ini Jihoon menghadap Soonyoung ia bisa merasakan hembusan nafas Soonyoung di pucuk rambutnya."Maaf pertemuan kita untuk yg pertama setelah sekian lama harus buruk"
"Wajar"
"Huh? Apanya yg wajar Ji?"
"Kau selalu membuat ulah tidak pernah berubah" Jihoon mendengus kesal
"Maafkan aku, itu karena aku begitu mencintaimu"
Soonyoung menangkup kedua pipi Jihoon
"Aku sangat merindukanmu
...
Dan juga bibir mungil ini"
Mata Jihoon terpejam pelan, ia juga sangat merindukan Soonyoung apalagi perlahan ia mulai merasakan sesuatu yg lembut mengusap bibirnya. Sapuan bibir Soonyoung yg ia rindukan selama ini, sentuhan cinta itu, dan kehangatan yg ia rindukan selama bertahun-tahun akhirnya terbalaskan. Dengan penuh kesabaran ia setia pada satu nama, walaupun waktu dan jarak memisahkan namun tidak sedikitpun mengikis cintanya.
END ^^