Donghae POV
Perkenalkan nama ku Lee Donghae. Aku seorang direktur diperusahaan yang ternama di bidang peralatan medis. LEE Hosp. Aku sebenarnya tidak menyukai pekerjaan ku ini. Mungkin kalian heran bagaimana bisa aku seperti sekarang ini. Jawabannya sangatlah mudah, warisan. Ya warisan. Appa ku mewariskan perusahaan ini kepada ku, anak tertua dari keluarga Lee.
Aku mempunyai seorang dongsaeng perempuan, namanya Lee Chorong. Aku sangat menyayangi adik ku itu. Tapi sudah 2 tahun dia tidak pulang ke korea karena dia melanjutkan study nya di Jerman, jurusan Kedokteran. Tapi walaupun begitu setiap hari aku akan selalu menghubunginya, sekedar menanyakan kabar, begitu pun sebaliknya. Dia juga sering menanyakan kesehatan ku. Sejujurnya aku bukanlah namja yang hebat. Bisa dikatakan aku seorang namja yang berpenyakitan. Aku mengidap penyakit Kardiomiopati, gangguan pada otot jantung sehingga dinding-dinding jantung menjadi tidak bergerak secara sempurna ketika memompa dan menyedot darah. Akibat dari penyakit ini aku tidak boleh kelelahan dan selalu rutin dua kali sebulan check up ke rumah sakit. Bila aku melanggar semuanya itu, aku akan pingsan seperti sekarang ini. Aku terbaring di rumah sakit Healthy Hospital setelah 1 jam lalu aku minum coffee dan pingsan diruang kerja ku, ya begitulah informasi yang kuterima dari sekretaris ku, Cho Kyuhyun.
"tuan Lee mengapa anda meminum coffee? Saya sudah mengingatkan anda supaya tidak mengonsumsi coffee. Anda sangat keras kepala", ucap Dokter Kim. Aku hanya tersenyum menanggapi kekesalan Dokter yang sudah merawat ku selama hampir 5 tahun belakangan ini.
"dan ini peringatan ku yang terakhir Tuan Lee Donghae yang terhormat. Bila anda melanggar semua yang saya beritahukan untuk anda hindari, maka nyawa anda yang menjadi taruhannya. Dan ini juga pertemuaan kita yang terakhir.", tambah doter Kim. Aku mengerutkan kening, tidak mengerti maksud dari perkataannya.
"Wae?", tanya ku.
"saya dipindah tugaskan ke daerah Daegu. Tapi tenang saja, tugas ku akan digantikan oleh Dokter Im. Dia dokter spesialis muda yang sangat hebat. Dia sebelumnya bertugas di Jerman dan sekarang dipindah tugaskan di kerumah sakit ini. Dan perlu saya peringatkan dia dokter yang sangat keras kepala, seperti anda. Jadi kalian sangat cocok.", ujar dokter panjang lebar, sedikit memberi peringatan terhadap ku tentang dokter yang akan merawat ku menggantikannya.
"Ne. Gomawo sudah membantu ku kurang lebih 5 tahun ini. Semoga ditempat kerjamu yang baru tidak menemukan pasien yang seperti aku lagi", ucap ku bergurau. Ku ulurkan tangan ku untuk menjabat tangannya. Dokter Kim tersenyum dan menyambut uluran tangan ku.
Tok... tok... tok...
Tiba-tiba suara ketukan pintu ruang rawat ku terdengar. Tampak pintu bercat putih itu terbuka secara berlahan, memperlihatkan seorang yeoja tinggi, kurus, memakai jubah putihnya sambil tersenyum.
Donghae End POV
***
Yoona POV
Aku Im Yoona, seorang dokter spesialis jantung. Aku lulusan dari universitas ternama di Jerman. Aku sudah hampir 10 tahun menetap di Jerman sebagai dokter. Aku sudah banyak menangani pasien yang mengalami gangguan pada jantung baik gangguan ringan maupun terparah sekalipun sudah pernah kutangani. Walaupun aku masih dikategorikan dokter muda, tapi aku sudah dipercayakan melakukan itu semua. Aku anak tunggal dari keluarga Im. Appa dan Omma ku tinggal di korea, negara kelahiran ku ini. Aku sangat merindukan mereka. Dan hari ini aku akan kembali ke Korea karena aku dipindah tugaskan. Sebenarnya aku tidak rela meninggalkan pekerjaan ku di Jerman. Tapi karena ini adalah perintah dari Depertemen Spesialis jantung, aku tidak bisa menolak. Setelah dipikir-pikir ada untungnya juga, aku bisa bertemu dengan Appa dan Omma setiap harinya.
Beberapa jam yang lalu aku baru tiba dikorea dan bertemu dengan appa dan omma ku. Aku sangat senang dan juga lelah. Tapi aku tidak bisa istirahat untuk sekarang ini, karena aku harus kerumah sakit Healty Hospital bertemu dengan Dokter Kim. Aku akan menggantikan tugas-tugasnya. Jadi aku harus tau apa-apa saja yang harus kulakukan termasuk daftar pasien dan kondisi mereka. aku memasuki ruangannya tapi dia tidak ada. Seorang suster bagian resepsionis mengatakan Dokter Kim sedang memeriksa pasien di ruang VIP Citrus 206, aku segera menuju keruangan itu.
Tok...tok...tok...
Aku mengetuk pintu ruang rawat itu. Dan membukanya secara berlahan, takut mengganggu orang-orang yang ada didalam ruangan itu. Tampak dokter Kim dan 2 orang namja. Satu sedang duduk dikursi dan yang satunya berbaring ditempat tidur. Aku tersenyum ramah kepada mereka semua.
"annyeonghaseyo", ucap ku ramah.
Yoona End POV
Author POV
"annyeonghaseyo", ucap Yoona ramah. Dokter Kim, Donghae dan Kyuhyun tampak kaget dengan kehadiran Yoona.
"ohh, kau sudah datang. Wah, kau semakin cantik saja Dokter Im", ucap Dokter Kim. Segera menghampiri yoona menjabat tangan yoona.
" hahaha, Ne. Sunbae bisa saja", ucap yoona malu karena dikatakan cantik oleh seniornya dulu ketika kuliah.
"oh ya, perkenalkan ini salah satu pasien yang akan kau tangani dan merupakan pasien yang paling keras kepala dan sulit diatur", dokter kim mengarahkan pandangannya ke donghae yang menatap tajam ke arahnya.
"annyeonghaeseo, Choneun Im Yoona-imnida", yoona memperkenalkan dirinya serta membungkuk 90 derajat.
"Lee Donghae-imnida. Mohon bantuannya", balas donghae sedikit membungkukkan badannya.
"ahh, saya keluar dulu. Ada yang perlu saya bicarakan dengan sekretaris anda. Tuan Cho bisa kita bicara sebentar?", ujar dokter kim. Merasa marganya disebut-sebut, kyuhyun segara bangkit dari duduknya, mengangguk menjawab pertanyaan dari dokter kim.
"yoona-ya, kutunggu diruangan ku", tambah dokter kim. Yoona mengangguk meng-iyakan perintah dokter kim.
"kyu, setelah ini kembalilah kekantor, gantikan aku memimpin rapat antar Divisi", ucap donghae memerintah sekretarisnya itu.
"yak, kenapa kau selalu mengalihkan tugasmu kepada ku. Aku masih punya banyak tugas yang lain", ujar kyuhyun kesal.
"yak evil, aku atasanmu. Itu terserah padaku. Jika kau tidak mau maka kau tidak akan mendapatkan gaji bulan ini.", ancam donghae, tersenyum evil, mungkin karena terlalu banyak bergaul dengan kyuhyun.
"ANI, kau jangan seperti itu hyung. Aku akan menjalankan perintahmu, SAJANGNIM", balas kyuhyun, menekankan kata sajangnimnya. Kyuhyun segera keluar menghampiri dokter kim yang sudah lebih dahulu keluar dari ruang rawat itu. Yoona tersenyum menanggapi pertengkaran kecil antara atasan dan bawahan itu.
"apa kalian bersahabat?", tanya yoona. Donghae mengalihkan pandangannya yeoja yang berdiri disamping tempat tidurnya. Tidak mengerti maksud dari perkataan dokternya itu.
"Anda dan sekretaris itu", tambah yoona.
"ohh, ne. Dia sahabat ku sejak kecil", yoona menganggung menanggapi jawaban donghae itu. Keheningan melanda ruang rawat itu hingga beberapa menit. Tidak ada topik pembicaraan diantara mereka.
"oh ya, ada beberapa pertanyaan yang ingin saya tanyakan kepada anda Tuan Lee", ucap yoona memecah keheningan itu.
"jangan seformal itu. Aku rasa kita tidak terlalu jauh perbedaan usianya. Apa yang ingin kau tanyakan?", ujar donghae.
"baiklah, Dong-hae", ucap yoona sedikit ragu mengatakan nama donghae langsung.
"kau tinggal dengan siapa? keluarga? atau sekretaris mu itu", tanya yoona, bahasanya sudah tidak seformal tadi.
"aku tinggal dengan ibu ku dan seorang pembantu rumah tangga. Tapi saat ini ibu sedang pergi ke Jerman mengunjungi adik perempuan ku. Dan bibi Han - pembatu rumah tangga ku hanya datang pagi dan dimalam hari dia akan pulang karena dia sudah berkeluarga", jelas donghae. Yoona mengangguk, tanda mengerti.
"intinya anda tinggal sendiri bukan", yoona menyimpulkan ucapan donghae. Donghae hanya menganggukkan kepalanya.
"ku sarankan agar kau tidak tinggal sendirian. Itu terlalu berbahaya untuk kondisi mu yang sepertinya sudah parah ini", usul yoona.
"Ahh, dokter tingga saja dirumah ku. Bukankah itu solusi yang bagus, dokter bisa merawat ku dengan lebih mudah", ujar donghae asal sambil tersenyum.
Deg
"Nn-dee? Aa-pa yang kaa-uu katakan?", tubuh yoona menegang dan wajahnya memerah mendengar perkataan donghae itu.
"hahahaha, aku hanya bercanda dokter Im. Wajah mu sangat lucu", ucap donghae, tertawa senang karena berhasil menggoda dokternya itu. Donghae tidak tau apa yang terjadi dengan dirinya saat ini. Image dirinya yang dingin dan pendiam hilang entah kemana. Apakah karna dokter muda itu? Entahlah.
Mendengar perkataan donghae itu, yoona merasa sangat kesal pada pasiennya itu. Sepertinya pasiennya yang satu ini akan melatih kesabarannya.
"AWWW, APPO", teriak donghae, memegang tangan kanannya setelah sebuah tangan mungil melayang memukul tangan kanannya.
"yakk, aku pasien disini. Bagaimana bisa seorang dokter menyakiti pasiennya. Aku bisa menuntutmu dan kau akan dipecat", ucap donghae kesal bercampurmarah.
"silahkan saja. Aku tidak takut tuan Lee. Lagi pula aku jamin bila aku dipecat, tidak akan ada dokter yang mau menanganimu. Aku sudah mendengar semua tentang mu dikalangan dokter dan suster dirumah sakit ini. Karena kau sangat sulit ditangani", donghae kaget mendengar penuturan yoona tersebut. Dia menunduk, merasa kalah dari yoona. Namun donghae tak mau menunjukkan kekalahannya itu. Segera ditegakkannya kembali kepalanya, tapi deg deg deg
Jantung donghae merdetak sangat tidak beraturan, dan itu membuat donghae merasakan sakit pada dadanya, tapi dia menahannya. Bagaimana tidak, jarak wajah yoona dan dirinya saat ini kira-kira hanya 10 cm. Yeoja itu sedang memperbaiki perban pada kening donghae yang sedikit longgar. Ya ketika donghae pingsan, keningnya membentur ujung meja kerjanya, mengakibatkan sedikit goresan pada keningnya.
"siapa yang memasang perban ini? Apa dia tidak dilatih untuk memasang perban dengan baik. Ahhh, sunggung keterlaluan", omel yoona masih tetap memperbaiki perban donghae. Tidak menyadari keadaan namja yang ada didepannya yang menegang dan bertarung dengan detak jantungnya serta rasa sakit yang diakibatkan oleh jantungnya itu. 'Lee donghae tenanglah. Jangan seperti ini. Apa yang terjadi denganmu? Ini sangat memalukan bila sampai dokter ini mendengar detak jantungmu ini', batin donghae.
"kau kenapa? Kenapa detak jantungmu tidak beraturan seperti itu? Apa ada yang sakit?", tanya yoona. 'wahh, daebak. Dia benar-benar dokter yang hebat. Bagaimana bisa dia tau detak jantung ku yang tidak normal tanpa mendekatkan telinganya kedadaku atau menggunakan stetoskop. Ahhh ini sangat memalukan', batin donghae lagi.
"tuan lee. Kau baik-baik saja?", tanya yoona lagi dengan sedikit mengguncang tubuh donghae karna tak ada reaksi yang diberikan donghae.
"ahhh, aa-ni. Gwenchana. Aku ingin istirahat", ucap donghae cepat, membaringkan tubuhnya dan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya hingga kepala. Yoona mengerutkan keningnya. Aneh dengan tingkah donghae yang tiba-tiba itu.
"kau yakin?", tanya yoona memastikan.
"mmmm", hanya suara tenggorokan yang diberikan oleh donghae sebagai jawaban.
"baiklah. Aku akan pergi. Bila terjadi sesuatu cepat tekan alarm", perintah yoona. Dia pun beranjak keluar dari ruangan itu. Setelah mendengar suara pintu yang tertutup, donghae segera membuka selimut yang menutupi tubuhnya, duduk bersandar pada kepala tempat tidur.
"ahhhh, babo. Donghae babo", maki donghae pada dirinya sendiri dan menjambak rambutnya.
"ada apa ini. Apa aku menyukainya? Ani, tidak mungkin secepat itu.", donghae terlihat seperti orang gila sekarang, berbicara seorang diri. Bertanya kemudian menjawab pertanyaannya sendiri. Hahaha, sepertinya itu gejala seseorang yang sedang dilanda penyakit jatuh cinta. J
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Doctor (Complete)
RomanceAnnyeong... Fi_ss come back. Sebenarnya FF ini udah lama, beberapa part udah dipublish dan setelahnya berhenti. Tp skrg aku lanjut lg. Krn ini FF lama, mungkin msh banyak kekurangannya (typo). Tp aku berharap jalan cerita msh dpt dimengerti. Buat R...