Chapter - 7

1.6K 107 3
                                    

Ini next chapternya. Maaf belom bisa nepatin janji untuk post tepat waktu..

Tapi semoga ini bisa mengobati kekesalan kalian ya...

Leggo~

>>>>>>>

Setelah mereka keluar dari toko perhiasan itu, mereka memilih melanjutkan kencan mereka dengan berjalan-jalan disekitaran Itaewon Street.

Donghae memandang daerah sekitarnya, tampak sepi. Dia menghentikan langkahnya, membuat Yoona yang berjalan dibelakangnya juga ikut berhenti.

"kenapa?", tanya Yoona. Donghae berbalik, menghadap Yoona dengan senyum yang merekah.

"ke-kenapa kau tersenyum seperti itu", ucap Yoona terbata karena salah tingkah. Tatapan dan senyum pria itu benar-benar membuatnya kesulitan.

Donghae melangkah dengan berlahan mendekati Yoona. Membuat gadis itu semakin gugup.

"mmmm... aku ada satu permintaan", ujar Donghae setelah melirik jam tangannya.

"kita masih ada waktu dua jam lagi", tambahnya.

"apa?", tanya Yoona. Entah karena apa jantungnya berdetak tidak karuan.

Donghae melangkah hingga jaraknya dengan Yoona hanya berjarak sekitar tiga puluh sentimeter.

"mmmm.... Bagaimana ini? ini terlihat konyol dan mungkin aneh", gumam Donghae namun masih dapat Yoona dengar.

"apa? Katakan saja. Apapun akan aku penuhi. Kita masih punya cukup waktu", ucap Yoona.

"apapun?"

"YA", yakin Yoona.

"a-aku...", Donghae tidak dapat menanjutkan ucapannya. Pria itu terlihat gugup sekarang.

" ya, kau kenapa? Kau ingin mengatakan cinta padaku?", tanya Yoona dengan seringaian menggoda pria itu.

"ohh... ti-tidak", balas Donghae, membuat Yoona cemberut.

"lalu apa?", tanya Yoona kesal.

"mmmm... aku..., bo-bolehkah aku me-melamarmu", ucap Donghae terbata-bata. Tapi Yoona masih dapat mengerti yang pria itu ucapkan.

"Hae.. kau...", Yoona tidak tahu ingin mengucapkan apa. Karena menurutnya permintaan Donghae sangat sulit atau bahkan bisa dikatakan tidak mungkin.

"ku mohon, untuk kali ini saja. Izinkan aku merasakan bagaimana rasanya melamar seorang gadis yang aku cintai", mohon Donghae. Membuat Yoona terdiam kaku. Bahagia karena Donghae secara tidak langsung menyatakan bahwa pria itu mencintainya. Tapi bercampur sedih juga karena lamaran ini seolah-olah hanya skenario, tidak nyata.

"Yoona... Please", pinta Donghae dengan wajah penuh harap. Melihat itu Yoona semakin terharu.

"baiklah, tapi... kau tahukan, setelah ini akan semakin menyakitkan untuk kita, terkhusus untuk mu", jelas Yoona. Donghae mengangguk, merasa seperti tidak keberatan dengan hal yang akan terjadi setelahnya.

Donghae hanya berpikir, hanya sekaranglah dia memiliki waktu untuk menyatakan perasaannya dengan benar kepada Yoona, juga melamar gadis itu. Jika orang lain mengatakan 'kau bisa melamar gadis lain kelak'. Tapi bagi Donghae tidak ada kata 'kelak'. Donghae sadar dirinya tidak akan sanggup menghadapi keesokan harinya dengan kondisi fisik yang semakin buruk. Jadi Donghae memutuskan, jika tidak sekarang maka tidak akan ada juga kelak.

Hening beberapa detik. Donghae mempersiapkan dirinya sedangkan Yoona terdiam mengamati pria itu dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

Dipinggir jalan yang sepi, hanya beberapa orang yang berlalu lalang, Donghae berlutut dihadapan Yoona sambil mengarahkan kotak cincin yang Donghae pilih tadi.

My Lovely Doctor (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang