Kriiingggg kriiingggg kriiingggg....
Kriiingggg kriiingggg kriiingggg...."De, bangun de udah pagi, kebonya ga hilang-hilang dari dulu. ck, bangun de kamu sekolah kan?" Aku merasa seperti ada yang memanggilku dan--- tunggu! sepertinya aku mengenal suara itu, ku buka mataku perlahan dan ketika mataku terbuka aku langsung melihat sesosok yang aku rindukan akhir-akhir ini "Bang Adri? Ini beneran abang kan? Aku ga lagi mimpi kan? Kok bisa sih bang? " aku sangat terkejut melihat bang adri, abangku yang sedang berkuliah di kota Medan ternyata pulang ke rumah aku kira dia tidak akan pulang kerumah sampai kuliahnya selesai, ah aku sangat merindukannya sudah satu tahun aku berpisah dengannya. "Iya, ini abang, emangnya kamu kira abang gak bakal pulang kerumah lagi apa, ini tuh abang lagi libur aja kuliahnya jadi ya pulang, kangen juga sih sama adiknya abang yang satu ini" katanya sambil mencubit pipiku dengan gemas, Lihat kan? Bagaimana aku tidak sayang padanya. Lalu dia menyuruhku untuk segera bersiap-siap dan dia juga bilang akan mengantarkanku ke sekolah "Asyiiikk" kataku.
Setelah bersiap-siap aku langsung menghampiri ibuku yang sedang membuatkan sarapan untuk kami "Pagi bu, mau aku bantu?" tanyaku, lalu ibu menyodorkan beberapa piring nasi goreng dan menyuruhku untuk menaruhnya di meja makan, disana sudah ada ayah dan bang adri yang sedang--entah membicarakan apa aku tidak perduli.
Sarapan pagi pun selesai dan bang adri segera beranjak dari duduknya "Yuk de, berangkat, nanti kamu telat loh" aku segera meneguk habis susuku lalu berpamitan dengan kedua orang tuaku.Selama di perjalanan bang adri sering bertanya-tanya seputar kegiatanku di sekolah, menanyakan ingin melanjutkan kemana nanti setelah lulus, bahkan menanyakan apakah aku sudah punya pacar atau belum. Pertanyaan yang terakhir itu sangat menyebalkan sekali, rasanya aku ingin sekali memukulnya tapi tidak kulakukan. "Apa sih bang gak jelas" aku mendecak kesal, padahal sendirinya juga jomblo, hih. Tak terasa ternyata aku sudah sampai di depan gerbang sekolahku "Bye abang, jangan lupa jemput aku ya" kataku lalu di jawab dengan anggukan dan senyuman khas bang adri yang siapapun melihatnya pasti akan meleleh.
Sesampainya di kelas aku mendapati Lea yang sedang duduk termenung di bangkunya. "Kenapa?" kataku, lalu hanya dijawab dengan senyuman. Aku sudah yakin betul pasti dia ada masalah. Kalau tidak, tidak mungkin dia seperti itu, karena aku tau Lea itu tipe orang yang ceria. "Pasti Galih?iya kan." kataku, setelah berkata seperti itu, Lea langsung memelukku dan menangis sejadi-jadinya. Aku sudah yakin sekali ini pasti gara-gara Galih, apa dia bertengkar lagi?atau? Belum selesai bergulat dengan pikiranku tentang Galih dan Lea, tiba-tiba Lea angkat suara dan berkata bahwa dia sudah putus dengan pacarnya alias Galih, Tuhkan benar huh menyebalkan sekali sih Galih ini bisa-bisanya dia membuat sahabatku menangis. Baru saja aku ingin menenangkan Lea tapi guru matematika, Pak Selamet, datang dan langsung melihat ke arah Lea "Alea, kenapa itu matamu merah, kamu begadang ya? Cuci muka sana" katanya dan dijawab dengan anggukan oleh Lea.
Pelajaran dimulai, dan aku kembali memfokuskan pikiran ku ke pelajaran. Soal Lea dan Galih biarlah itu urusan mereka, bukannya aku tidak peduli tapi untuk apa aku ikut campur, seperti tidak ada kerjaan lain saja.
Saat aku ingin memfokuskan ke pelajaran, tiba tiba sosok yang ada di pikiranku akhir-akhir ini muncul, dia keluar dari kelasnya lalu berjalan entah kemana aku tidak tahu, tapi yang jelas, kelasku dan kelasnya bersebrangan maka jika dia keluar dari kelasnya sudah dipastikan aku bisa melihatnya.Riel andai kamu tau sejak aku melihat dan tahu namamu, jantungku langsung berdetak lebih cepat dari biasanya seakan-akan aku ....
"CLARA FITRIYA ADINDARA!" aku tersentak, dan terbangun dari lamunanku "KAMU INI NGELAMUN SAJA DARITADI, FOKUS KE PELAJARAN CLARA! INI SUDAH MENDEKATI UJIAN NASIONAL JANGAN HANYA MELAMUN TIDAK JELAS SEPERTI TADI. PAHAM!" aku mengangguk dan meminta maaf kepada pak selamet. Ck, cuma melihat dia dari jauh saja pikiranku jadi kemana-mana, kacau.
Bel istirahat pun akhirnya berbunyi aku dan Lea langsung beranjak dari kursi dan berlari keluar menuju kelasnya Ela, untuk mengajak ke kantin bersama. Saat tiba di depan kelas Ela, aku melihat masih ada guru yang mengajar dan ketika pandangan Ela mengarah ke arahku dia langsung menggerakan bibirnya yang aku tau dia berkata "Duluan, ntar aku nyusul". "oke" kataku.
Saat aku sedang asik makan, Lea menyenggol tanganku dan akhirnya kuah soto itu tumpah mengenai bajuku "Ih Lea, apaan sih, bajuku jadi kotor kan!" yang dimarahi hanya cengengesan tidak jelas, bukannya minta maaf. "Ra liat deh, arah jarum jam dua" katanya dengan senyum-senyum tidak jelas. Aku langsung melihat ke arah yang di tunjuk Lea tadi dan aku melihat Ela dan-- Riel? Kenapa bisa Ela bersama dia, Ah iya aku lupa Ela dan Riel kan satu kelas. "Udah Ara, jangan diliatin mulu, terus itu coba mulutnya mingkem dong, malu-maluin aja ada Riel juga di depan kamu." kata Ela. Aku langsung memalingkan wajahku dan merutuki diriku sendiri, kenapa bisa aku sebodoh ini di depannya. Ketika aku mengangkat wajahku kembali aku mendapati dia sedang menatapku sambil tersenyum lalu pergi begitu saja. "Aduh senengnya ketemu doi, jadi pengen punya doi lagi" kata Lea sambil tertawa. "Udah dong le jangan diledekin terus aranya kasian tuh mukanya udah merah kaya kepiting rebus" sambung Ela. Enak saja muka ku di bilang kepiting rebus. Tapi, yaampun rasanya aku ingin sekali berteriak sekencang-kencangnya sembari melompat-lompat jika saja tidak ada orang disini.
Melihatmu tersenyum kepadaku seperti diajak pergi keliling dunia, senang? Tentu saja! Dan aku menyukainya.
Sampai bel pulang sekolah aku tidak berhenti tersenyum memikirkan hal tersebut, saat melihat Bang adri sudah ada di depan gerbang aku langsung berpamitan kepada kedua sahabatku. "Loh Bang adri kok bisa ada disini ra, bukannya dia kuliah?" tanya Ela dan ku jawab bahwa bang adri sedang libur dan "oh" katanya.
Sampai dirumah aku melihat keadaan rumah yang sepi "Kok sepi banget, ibu kemana bang?" kataku dan kata bang adri ibu sedang pergi menjenguk temannya dirumah sakit "Yaudah aku keatas dulu ya bang, capek".
Sesampainya dikamar aku langsung mendudukkan diriku di kursi belajar lalu menulis semua kejadian yang aku alami seharian ini di buku diary ku.
---------------------oooooo--------------------
Tadaaaaaaaa.....
Alhamdulillah, akhirnya aku bisa melanjutkan menulis dibagian ketiga. Setelah sekian lama mencari inspirasi akhirnya dapat juga.
Jangan lupa vote+komen yaa... :)
Terima kasih ^_^
-xy28/08/2016

KAMU SEDANG MEMBACA
Diari Clara
JugendliteraturBukan sebuah cerita cinta yang luar biasa, hanya cerita cinta sederhana yang kebanyakan orang pasti pernah merasakannya. Aku yang pernah jatuh cinta diam-diam dan aku yang selalu gemar menuliskan tentangnya ke dalam buku diary. Dan disini, aku akan...