Pameran Makanan

78 10 6
                                        

Seminggu berlalu semenjak kejadian di kantin itu, aku tidak pernah bertemu lagi dengannya, biasanya aku selalu melihatnya dimana pun dan kapan pun. Entahlah, mungkin dia tidak masuk, atau masuk tapi hanya berdiam diri dikelas.

Dan mulai minggu depan, Seluruh kelas 12 akan mengikuti ujian praktek. Itu artinya besok, sekolahku akan mengadakan Pameran Makanan, dimana anak kelas 12 akan menjual berbagai macam makanan. Ini sudah menjadi kebiasaan sekolahku kalau memasuki ujian praktek. Sekalian syukuran katanya. Syukuran dari mana, toh kita ini kan jualan. Dan tahun ini temanya "Cinta Indonesia".

"Jadi, kelas kita bakal kaya gimana nih?" tanya Hasan, sang ketua kelas.

"Temanya 'Cinta Indonesia' kan, yaudah kita beli aja berbagai makanan Indonesia, gampang kan" ujar amin.

"Trus masalah dekorasinya? Masa iya kelas kita ga pake itu, udah ntar kita jualannya di lapangan, malu kali sama ade kelas ntar kelas kita dikira ga kreatif."

"Gimana kalau batik?" tanyaku.

"Nah iya tuh, terus ya nanti kita pake baju batik juga, gitu. Gimana?" sambung Lea.

"Bagus juga, yaudah berarti mulai besok.. Eh tunggu deh siapa nih yang beli perlengkapan dan kue-kuenya?"

Uh, hasan ini memang tidak becus jadi ketua kelas. Masa, masalah seperti itu saja masih ditanyakan. Tinggal bentuk saja panitia penyelenggara. "Ara, Lea, Ucup, Wisnu, Vio, kalian bagian dekorasi ya" katanya.

Setelah pembagian tugas selesai, akhirnya kami dibolehkan pulang. Karena untuk mempersiapkan acara besok.

...

Sorenya, Aku, Lea, dan seluruh kelas 12 kembali lagi ke sekolah untuk mendekorasi tempat yang akan kami gunakan besok. Termasuk teman-teman sekelasku, Walaupun, sudah ada tugas masing-masing tapi tetap saja mereka membantu panitia dekorasi. Biar cepat selesai, katanya.

Setelah mendekorasi, kami pun beristirahat sejenak. Akupun langsung berlari menuju warung yang ada di sebelah sekolahku.
Saat aku pulang dari warung aku mendapati Lea sedang duduk bersama Ucup dan Fatur dengan muka yang memerah. Kenapa kataku, dan mereka bilang bahwa Ucup daritadi meledeki Lea dan Fatur. mereka cocok, katanya.

"Hahaha, makanya, jangan sering berduan, kepergok ucup deh, udah tau ucup itu resenya orang" kataku

"Apa sih Ra, bukannya belain temennya, ini malah ikut-ikutan si ucup, makanya ya Ra, sekali-kali tuh duduk berduaan sama doi"

"Apa deh"

"Cie Azriel" kata ucup

"Apa sih cup, kamu rese banget"

Ngomong-ngomong apa dia ikut ke sekolah ya hari ini, ah tidak lah tidak mungkin. Sudahlah, lebih baik aku melihat-lihat hasil dekorasi dari kelas yang lain. Saat aku melihat dekorasi kelas 12 ips 2, yang memang juga bersebelahan dengan kelasnya, aku melihat dia sedang berbicara dengan temannya. Aku tersenyum, sudah lama aku tidak melihatnya. Ah apaan sih berlebihan sekali aku ini. Aku pun segera berbalik dan "Araaa" aku membalikan badanku lagi, dan aku melihat ke arah orang yang sedang melambaikan tangannya kepadaku, ternyata Ela, ternyata dia berangkat ke sekolah juga. Dan saat aku melihat ke arah Ela aku pun melihat dia, yang lebih tepatnya berada di samping Ela dan lagi-lagi dia tersenyum kepadaku.

Pulangnya, Ela menceritakan keseruan kelasnya saat mengerjakan dekorasi tersebut.  Aku dan Lea pun tak mau kalah, Kami menceritakan betapa konyolnya Amin saat menari yang katanya dengan gaya tarian 'Sexy Dancer' ew menjijikan.

"Ra, tau ga, masa ya si Riel tadi ngeliatin kamu terus, terus dia bilang 'Itu Ara ya?' terus aku jawab aja 'iya, kenapa, cantik ya?' eh terus dia malah senyum-senyum gitu kan aneh ya Ra kaya orang ga waras" kata Ela. "Haha, iya aneh banget dia" Padahal dalam hati aku senang sekali..

...

Hari ini, Aku sangat bersemangat, bagaimana tidak, hari ini seluruh kelas 12 akan menjual berbagai macam makanannya ke semua orang yang ada di sekolah.

Tak sabar sekali aku, Dan hari ini aku pergi ke sekolah bersama Lea lagi, karna bang adri sudah balik lagi ke Medan, padahal aku masih rindu. Yasudalah.

Uhuk-uhuk
"Pelan-pelan nak"
"Iya, bu, ayah, aku berangkat dulu ya" kataku
"Katanya sama Lea, terus Leanya mana?" kata ayah.
"Lea, udah ke halte duluan yah, udah ya aku pergi dulu. Dah ibu,Ayah"
"Hati-hati"

Aku segera berlari menuju halte secepat mungkin, Kalau kelamaan bisa-bisa aku ditinggal lagi sama dia. Menyebalkan bukan? Memang, itulah Lea. Tidak suka dengan orang yang ngaret, padahal dia sendiri juga ngaretnya keterlaluan. Huh!

"Hosh-hosh"
"Kamu kenapa Ra, capek banget"
"Abis maraton, takut ditinggal sama kamu"
"Yaampun Ara, aku aja baru sampai 2 menit yang lalu"
Apa? Baru sampai katanya, Astaga kalau Lea bukan sahabatku akan langsung ku dorong ke jalanan, biar aja, biar ke tabrak bus sekalian. Habisnya, aku kesal, aku makan dengan terburu-buru sampai tersedak dan dia bilang, dia baru sampai.
"Iya, jadi pas aku ngirim pesan ke kamu, aku tuh baru mau makan hehe" jelasnya. Baiklah, lain kali aku tidak akan tertipu lagi olehnya. "Yaudah, ayok lah tuh udah ada busnya" kataku

Sesampai di sekolah, Kami langsung mendatangi tempat yang telah kami dekorasi kemarin, dan kami mendapati teman-teman yang sedang mempersiapkan beberapa makanan. "Hai, ada yang bisa ku bantu?" tanyaku, padahal itu hanya basa-basi. "Ga usah, ini udah tugas yang bagian nyiapin makanannya" kata Hasan. Baguslah jadi aku tidak perlu repot-repot hihihi...

Acarapun berjalan dengan baik, semua kue-kue ku habis terjual dan saat penilaian tadi, kelasku 12 ipa 1 mendapat point tertinggi kedua setelah kelas 12 Ipa 3. Lumayanlah pointnya buat nambah-nambahin nilai di rapor nanti.

Setelah itu, kami semua beristirahat sejenak sebelum merapikan tempat tadi, capek soalnya. Akupun langsung berlari menuju kantin dan membeli beberapa minuman untukku dan teman-teman yang lainnya. Dan saat aku memutar badanku, aku mendapati dia sedang duduk berdua dengan seorang wanita yang entah siapa aku tidak tahu dan wanita itu menatapnya dengan penuh ketulusan. Mungkin temannya, pikirku, tapi mana mungkin, Ah sudahlah. Dan saat itu juga dia melihat ke arahku, tapi kali ini dia tidak tersenyum, melainkan melihat dengan tatapan yang tak bisa ku artikan. "Pstt, Ara cepet sini" syukurlah Ela memanggilku, segera saja aku menghampirinya. "Itu tadi kenapa dia ngeliatin kamu kaya gitu, ga biasanya banget" sambungnya. "Entahlah" kataku.

Sampai dirumah, aku menuliskan kejadian selama 2 hari ini di buku diary ku dan aku terus memikirkan siapa wanita itu, apa ia kekasihnya, temannya, saudaranya? pertanyaan itu terus berputar-putar dikepala ku hingga akhirnya aku lelah dan tertidur.

Hai, hai, maaf ya kalau aku updatenya lama. Baru ada mood untuk melanjutkan cerita ini hihihi... Btw menurut aku makin kesini, ceritanya makin aneh, menurut kalian gimana?
Yaudahlah ya, sekali lagi maaf kalau ada kesalahan dalam tulisan, tulisan yang berulang2 atau tanda baca yang tidak sesuai.
Jangan lupa vote+komennya aku tunggu :)
Terima Kasih ^_^

-xy

Diari ClaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang