Pagi ini entah kenapa aku sangat tidak semangat untuk kesekolah, mungkin karena mengingat ucapan Ela kemarin, yang ternyata ada benarnya juga, kalau sampai mereka bersama, lalu aku bagaimana, menyedihkan sekali.
"Dek, kok melamun, sana berangkat nanti telat" suara ibu menyadarkanku dari lamunan. Segera aku beranjak dari meja makan lalu berpamitan kepada kedua orang tua ku.
"Lemes sekali dek, kenapa? Sakit?" tanya Ayah dan ku jawab dengan gelengan kepala.Sesampainya disekolah aku langsung duduk di kursiku, saat aku sadar bahwa Lea tidak ada di kursinya aku langsung mengedarkan pandanganku ke penjuru kelas ternyata dia ada di kursi belakang bersama Fatur sambil tertawa entah membicarakan apa. Saat pandangannya bertemu denganku dia langsung pamit dan menghampiriku. "Hai Ra, tadi aku abis ngobrol-ngobrol aja sama dia, lucu juga dia ya Ra" katanya. Padahal aku tidak bertanya sama sekali.
Oh iya, ujian praktek disekolahku sudah selesai dan mulai hari ini semua murid kelas 12 kembali mengikuti Pendalaman materi.
Pelajaran pun dimulai tapi aku tidak menyimak sama sekali, padahal aku tidak mengerti sama sekali pelajaran kimia ini, menurutku pelajaran kimia itu lebih rumit dibanding fisika. Daripada aku disuruh menghitung PH, konsentrasi larutan dll, Lebih baik aku menghitung frekuensi suara yang di keluarkan oleh kereta api yang dihitung dari jarak si pendengar meskipun kelihatannya seperti orang yang kurang kerjaan.
"Ra, istirahat masih lama ya" suara Lea ternyata, aku kira aku akan di tegur lagi oleh guru karena melamun. "Bentar lagi" kataku.
Tak lama kemudian, suara bel istirahat pun berbunyi.
"Ra, samper ela dulu kan?"
"Iya, yuk cepetan, aku udah lapar banget" aku langsung beranjak dari tempat dudukku dan berlari sembari menarik tangan Lea."Pelan-pelan dong ra jangan lari"
"Aku udah lapar Le"
"Iya, tapi ga usah narik tangan aku juga, sakit tau" katanya sembari mencoba melepaskan tangannya dari genggamanku.
"Ih lama bang----"DUG!
"Aduhhhh, kalau jalan pake mata doooo---" ucapanku terhenti saat melihat ternyata dia lah yang aku tabrak.
"Maaf, kamu ga apa-apa kan?" tanyanya dengan nada cemas. Aku pun tersenyum dan berkata bahwa aku baik-baik saja.
"Riel, ayo.. Nanti keburu selesai istirahatnya, aku lapar" seketika senyumku pudar saat aku melihat seorang wanita yang berada di sebelahnya dan tangannya yang menggandeng tangan wanita itu.
Yang tidak lain dan tidak bukan adalah Tria!Apa mereka sudah jadian?
Pertanyaan itu terus berputar-putar di kepalaku. Sampai-sampai aku kehilangan nafsu makanku. "Kok ga dihabisin ra?" kata Lea "Udah kenyang Le" satu kalimat kebohongan akhirnya keluar dari mulutku, padahal saat ini aku sangat lapar sekali.
"Yaudah aku habisin ya ra" kata Ela, aku belum berkata iya tapi piringnya sudah ditarik olehnya, dia memang seperti itu suka menghabiskan makanan sahabatnya sendiri katanya mubazir kalo di buang, memang dasar perut karet.
"Ra, pulang sekolah ngerjain PR biologi bareng ya" kata Lea. "Ikuttttttt!!!!!" Lanjut Ela. "Oke"
Bel pulang pun berbunyi aku segera mengirimi pesan kepada Ela bahwa aku dan Lea menunggu di dekat pos satpam.
Selama di perjalanan pulang Lea bercerita tentang kedekatannya bersama Fatur akhir-akhir ini, katanya Fatur itu baik, lucu, blablabla...
"Oh, jadi sekarang dekatnya sama Fatur," kataku.
"Ya gitu deh Ra, "jawabnya.
"Eh Ra, liat deh" suara Ela membuat aku dan Lea melihat ke arah yang ditunjuknya. Dan saat itu aku melihat dia bersama wanita yang sudah bisa ku pastikan itu adalah Tria sedang duduk-duduk diatas motor sambil tertawa-tawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diari Clara
Teen FictionBukan sebuah cerita cinta yang luar biasa, hanya cerita cinta sederhana yang kebanyakan orang pasti pernah merasakannya. Aku yang pernah jatuh cinta diam-diam dan aku yang selalu gemar menuliskan tentangnya ke dalam buku diary. Dan disini, aku akan...