chapter 1 (one Stand Night)

67.1K 661 11
                                    

"nafsu adalah sebuah hasrat yang kadang tidak dapat untuk kita tahan"

Ini untuk 17+++ jadi yang belum cukup umur jangan berani baca, langsung scroll aja ke bawa, kalo baca dosanya tangguh sendiri author ngak tanggung jawab.

***

Satu persatu bagian atas kancing kemeja putih yang di pakai vena terbuka.

Vena berciuman di sepanjang lorong hotel bersama dengan seorang pria matang, berbeda dengan dirinya yang masih 19 tahun. Apalagi dengan dandanan nya yang girly, siapa sangka ia akan bercumbu dengan seorang pria dewasa di lorong hotel.

Tak ada satupun yang melihat aksi mereka, lorong itu begitu sepi karena ini sdh lewat jam 2 subuh.

Mereka saling mencumbu, bahkan vena sudah setengah telanjang karena kancing kemejanya semuanya sudah terbuka.

Ciuman itu begitu dalam dan penuh hasrat, pria itu menggendong ke atas dinding lalu mencium leher, telinga, dan bagian bawah dada vena.

Vena mendesah penuh nikmat, lalu pria itu mencium bibir vena lagi.

Ciuman itu begitu lama dan liar, membuat vena kehabisan nafas untung saja pria itu berhenti dan beralih kepada leher jenjang vena sambil meremas salah satu payudara vena sedangkan tangan yang satunya ia gunakan untuk menahan vena untuk tetap berada di atas dinding.

Bekas merah memenuhi leher, dan dada vena.

Semua nya benar benar menyiksanya ia ingin lebih, lebih, dan lebih.

Pria menuntun nya lagi berjalan sambil terus bercumbu dan tibalah mereka di depan pintu kamar sebuah hotel.

Pria itu membuka kamar hotel itu dengan cepat dan kasar, dan menuntut vena masuk sambil masih bercumbu dengan vena.

Tangannya, bibirnya, tubuhnya tidak berhenti bermain main dengan tubuh vena. Sampai permainan utama di mainkan mereka berdua penuh dengan nafsu birahi.

***

Mata lentik itu membuka seraya matahari pagi menggelitik tubuhnya hangat.

Tangannya meraba di sebelah kanan nya, mencari seseorang. Tapi tdk menemukan, dengan sigap ia berbalik dan tidak menemukan siapapun disana. Vena tercengang dan meraba tubuhnya yang telanjang. 'ohhh, god apa yang sudah kulakukan' pekik vena,merasakan nyeri pada pangkal pahanya.

Dia turun dari ranjang tempat tidur lalu, melangkahkan kakinya ke wc, untuk cepat mandi dan keluar dari tempat kotor ini.

Vena menyerngit ketika melihat darah perawan nya di atas sepray tercetak jelas berwarna merah.

Rasanya ada yang hilang dari dirinya, bagaimana mungkin 19 tahun ia menjaga keperawanannya dengan hati hati, dan semalam dengan mudahnya ia memberikan pria itu.

Mungkin vena sudah hilang akal.

Ketika pertama kali, melihat pria itu entahlah ada sesuatu yang bergejolak dan mengatakan "Dia.. Adalah takdir vena" mungkin tidak masuk akal, tapi begitulah yang terjadi.

Sejak saat itu vena terobsesi dengan pria itu sampai ke tahap mengerikan tadi malam memberi keperawanan dengan rasa sakit dan di tinggalkan sendiri semuanya menambah kesakitan vena.

Vena pun pergi dengan wajah nanar dan di Tekuk, ia terlalu angkuh memperlihatkan kesedihan nya, yaa begitulah velona.

One First Touch Naked Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang