Chapter 3 (permintaan Mom)

32K 404 1
                                    

"kesepakatan yang baik adalah ketika kau mendapatkan untung dari kesepakatan itu. Intinya win to win"

*********************

Velona mengunjungi rumah nya yang sudah hampir 3 tahun ia tinggalkan karena memilih tinggal sendiri di apartemen pribadinya.

Ia terlahir dari keluarga yang kaya raya, tapi bukan keluarga yang broken home atau kedua orang tuanya sibuk. Hanya ayah nya yang sibuk, tapi meskipun sibuk tak sekalipun ayahnya tidur di tempat lain,kecuali sedang berada luar negeri atau luar kota untuk perjalanan bisnis nya. Ayahnya begitu mencintai keluarga nya.

Velona keluar dari rumah karena ibunya yang keturunan ningrat kental memiliki banyak peraturan yang membuat nya, terkekang berada di rmh. Seperti hari ini, mengunjungi rumah nya saja ia harus memakai kebaya dan sanggul. Benar benar menyebalkan.

Rasanya ia ingin mencopot semuanya, namun ibu nya pasti marah, dan menceramahi panjang kali lebar, tidak akan habis habis. Sejak velona kecil ia sudah di besarkan dengan adat istiadat budaya keluarga ningrat, meskipun ayahnya adalah indo Jerman. Tapi tetap saja peraturan itu di tanamkan kepadanya, apalagi ia adalah satu satunya anak perempuan di dalam rumah itu. Namun, darah Barat juga mengalir di dalam darahnya membuat nya suka atas kebebasan, maka itu ia memilih keluar dari rumah besar nya.

Di pekarangan taman, di tanami bunga mawar dan melati, bunga kesukaan ibunya.

Ibu velona adalah wanita tulen, ia suka menanam, merangkai bunga, memasak, menjahit, dan satu lagi suka main arisan. Arisan adalah hal yang sering dilakukan oleh ibu ibu jaman sekarang.

Bahkan asisten di rumahnya menggunakan pakaian khas Jawa, batik dan kebaya. Beberapa asisten menyambut nya dengan ramah.

Velona berjalan dengan khas nya, angkuh mengangkat kepalanya.

"hello mom" ucap velona memeluk mamanya dari belakang.

"astaga, kau membuat ku kaget saja velo" ucap mom nya masih sambil terus memasak.

"mom, i miss you" ucap velona manja menggelayut di lengan ibunya seperti anak kecil

"makanya, kalo tidak ingin merindukan mom mu ini. Kembali lah tinggal disini bersama kami" pintah ibunya tulus. Meskipun ia terlihat tidak peduli tapi sebenarnya ia sangat peduli kepada anak perempuan satu satunya  itu. Tapi velona terlalu keras kepala jika di beritahu.

"Aku ingin, kembali. Asalkan ibu tidak menyuruh ku ini dan itu lagi" mohon velona kepada mom nya. Yaa, ia bosan melakukan aturan aturan yang di buat momnya, lagi pula ia juga sudah dewasa saat ini jadi tidak perlu lagi kan di atur atur seperti anak kecil.

"Aku tidak akan menerapkan budaya ninggrat lagi, jika kau tinggal disini. Tapi kau harus menerima kencan buta, yang kau tolak beberapa bulan lalu" ucap mom, mengingatkan velona kepada beberapa waktu lalu ibunya menjodohkannya dengan sahabat momnya, velona tanpa pikir panjang langsung menolak, memang nya ini jaman apa? Seseorang di jodoh-jodohkan.

" Kencan buta? Kurasa itu tidak cocok dengan ku. Sekarang hal seperti itu di anggap kampungan mom" tolak velona, dengan tegas.

"hey, siapa bilang itu hal yang kampungan, bahkan di korea hal itu menjadi trending, seseorang di pertemukan dengan orang yang tidak di kenal nya lalu mereka berkencan, mom tidak menjodohkan mu, mom hanya merasa masa muda mu sangat lah menyedihkan tanpa pria" ucap sarkatis mom, yang membuat velona merasa tersinggung. Yaa, memang benar selama hidup velona, ia tidak pernah berpacaran atau dekat dengan seseorang sebelum dengan luas, ia terlalu angkuh dan semua pria takut dengannya, kharismanya terlalu besar.

"ayolah mom, jangan bicara seperti itu, aku masih 19 tahun. Aku tidak akan jadi perawan tua" elak velona membantah apa yang Mom nya katakan tentang dirinya.

"tidak, velo! Mom mu ini bahkan usia 14 tahun sudah memiliki pacar. Sedangkan kau? Dekat dengan pria saja belum pernah" serang mom nya dengan kenyataan yang selama ini ia lihat, rasanya velona ingin berteriak "Aku pernah dekat seorang pria mom, bahkan aku pernah tidur bersamanya" batin velona berteriak dalam diam, jika ia mengatakan hal itu. Mungkin ia akan di tendang keluar dari keluarganya.

"baik lah, mom. Aku kalah, mom atur saja. Kencan yang mom, maksud. Bolehkah aku beristirahat di kamar ku?" tanya velona, mengalah tidak ingin aduh argumen lagi pada Mom nya karena pasti ia akan kalah.

"pergilah kau pasti sangat lelah" ucap mom kepada velona begitu perhatian dan mengerti, anaknya itu baru sampai di rumahnya.

Velona pun pergi, ke kamar nya. Kamar yang sangat ia rindukan. Rasanya sudah lama sekali ia tidak tidur disini, terakhir kali liburan akhir tahun beberapa bulan lalu.

Hanya sebentar saja ia berada di kasur empuknya, hingga ia terlelap dalam diam. Melupakan segala beban yang ia pikirkan, rumah dan keluarga memang tempat kembali yang tepat, di saat kehidupan memberi badai.

One First Touch Naked Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang