Chapter 39 (Terjebak)

3.6K 114 15
                                    

"ini hubungan milik mu sendiri, bukan milik ku. Diam ku selalu kau pikir aku ada dalam ikatan itu, padahal sejak awal aku memang tidak pernah ada"

***

Setelah mengantar ke kamarnya Jacob, Vera pun kembali ke kamar Velo yang mana kamarnya juga selama tinggal dirumah Velo, bukannya tidak ada kamar kosong di rumah Velo, hanya saja ia memang lebih suka tidur berdua bersama Velona.

"ada apa dengan Jacob?katanya ia habis di keroyok, kau sendiri mengapa cemberut seperti itu? " Vera langsung memberi pertanyaan kepada Vena ketika sampai di dalam kamar.

" Dia memang habis dikeroyok, dan aku habis bertemu dengan lucas" jawab Velona sambil fokus kepada layar laptop nya.

"apa? Kau bertemu dengannya? Lalu bagaimana? " Vera sangat kaget lalu mendekatkan wajah nya di depan wajah Velona sampai menutup layar laptop nya kemudian ia langsung memberi pertanyaan beruntun dengan cepat.

Velona langsung mendorong tubuh Vera kesamping agar wajahnya tidak mengganggu layar "Ia pun membantu Jacob" jawabnya santai.

Vera mendengus kesal, namun ia masih penasaran dengan apa yang terjadi tadi antara Velona, Jacob, Lucas, dan tunangan nya.

"lalu, apa yang membuat mu menjadi seperti ini, bukan hanya karena bertemu dengannya kan?" Tanya Vera semakin penasaran.

" Aku, bertemu dengan tunangan nya juga, lalu Jacob dengan seenaknya menceritakan yang tidak-tidak tentang ku" Ucap Velona dengan kesal jika mengingat nya kembali, bahkan ia sekarang sudah tidak fokus lagi melihat laporan Restoran yang rencananya ingin ia beli karena pikiran nya sedang bercabang memikirkan kejadian tadi betapa maunya ia.

"benarkah? Ku pikir anak itu tidak seperti itu" Vera tidak percaya dengan apa yang di katakan Velona karena atas apa yang ia lihat kepada Jacob mana mungkin anak itu seperti itu.

"kau tidak mengenal nya dengan baik Ra" ucap Velona pasrah dan ingin menyudahi pembicaraan mengenai Jacob.

"Ya, sudah. Kau tahu kukira kau tadi sudah memberitahukan Lucas tentang kehamilan mu" ucap Vera menyampaikan apa yang ia pikirkan.

"mana mungkin, ohh astaga. Aku bahkan lupa jika aku sedang hamil" semua terlalu cepat bagi Velona bahkan ia berpikir apa yang dikatakan dokter adalah mimpi, yaa sebuah mimpi buruk. Yang ingin ia lupakan, tapi jika ini memang mimpi buruk, mengapa Vera bermimpi hal yang sama dengan dirinya?

"Bagaimana kau bisa melupakan hal seperti itu?"

"Aku masih belum percaya jika aku hamil. Tapi aku sudah memikirkan berbagai rencana untuk kedepannya jika aku memang hamil"

"terserah kau saja, yang penting kau tidak akan membunuh nya"

"apa wajah ku tampak seperti kriminal?" tanya Velona sambil menatap Vera, untuk memperlihatkan wajahnya sama sekali tidak memiliki kejahatan.

"bukan begitu, hanya saja kadang orang yang baik Jika menjadi jahat akan lebih jahat daripada orang yang jahat"

Velona langsung terkekeh "kau terlalu banyak menonton film sepertinya"

"mungkin. Sepertinya aku harus kembali ke kamar ku"

"kamar mu? Ku pikir kau akan tidur disini lagi"

"tidak, hari ini adalah hari yang panjang untuk mu, aku tak ingin mengganggu mu. Beristirahat lah"

Velona langsung terkekeh lagi "sejak kapan kau sebijak dan seperhatian itu kepada ku Vera? Kau tahu kau seperti seseorang seumuran mu" gurau Velona terhadap perkataan Vera yang begitu dewasa tidak seperti ucapan Vera pada biasanya yang sangat ceplos.

One First Touch Naked Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang