6

57 2 3
                                    

"Mike, sebentar lagi kamu bisa sembuh, nak." Kata Tante Sarah pada Michael.
"Siapa yang mendonor?"
"Nay-" belum sempat menyelesaikan perkataannya, Michael memotong perkataan ibunya.
"Kalo gitu aku lebih baik gak usah sembuh." Potong cowok itu dengan tegas.

"Mike, Nayla gak bakal kenapa napa. Dia punya 2 ginjal, kalau didonorkan masih ada satu, kan?" Tante Sarah mencoba menenangkan cowok itu.
"Kalau dia jadi seperti aku? Operasinya gagal? Dia gak punya ginjal-"

"Gue lebih baik mati buat lo daripada liat lo mati, Mike." Nayla tiba tiba muncul dari belakang Tante Sarah.
"Tapi lo gak perlu ngelakuin itu kan?" Jawab Michael.
"Tapi gue mau, dan gue bisa. Gue udah tes sama dokter dan gue mencukupi buat ngedonorin ginjal gue ke lo. Lo gak bisa nolak." Nayla tegas.

"Emang kalo gue mati, lo kenapa? Lo kan masih punya Kak Putra? Sedangkan gue cuma nyusahin Mama tiap hari. Lo lebih pantes hidup." Michael menatap Nayla tajam.
"Tapi gue maunya lo. Kalo lo mati, hati gue mati. Mungkin gue bakal bunuh diri. Lo gak mau kan gue mati karena lo? Lebih baik gue mati buat lo." Nayla balas menatap Michael tajam.

Michael kembali menutup matanya, pertanda obat penenang sudah kembali bekerja. Operasi pendonoran ginjal Nayla berlangsung besok.

***

"Nay" Michael menatap Nayla yang sekarang terbaring di ranjang sebelahnya, masih sadar diri. Sedang memasang infus dan peralatan lainnya.

"Mike." Nayla tersenyum menatap Mike yang juga sedang bersiap siap untuk operasi.

"Mama lo tau?" Michael bertanya santai.
"Iya. Tapi mama gak bisa kesini soalnya ada rapat."

Begitulah kehidupan sehari hari Nayla. Mama yang lebih mementingkan rapat daripada kehidupan anaknya. Mama yang hampir tak pernah pulang. Mama yang pulang hanya untuk melihat keadaan rumah, bukan Nayla.

"Makasih ya, Nay."
Itulah kata terakhir yang Nayla dengar sebelum obat penenang bekerja.

...

Gelap.

Ada cahaya mendekati.

Orang bilang jangan diikuti.

It's a trap.

Tapi di cahaya itu ada Papa.

Ada oma.

Ada cinta yang gak pernah gue rasain.

Tapi gue masih sadar diri.

Gue masih dibutuhin di dunia ini.

Di kegelapan, ada Michael.

Gue narik tangannya.

Ngikutin dia di kegelapan.

"Nayla? Detak jantungnya masih ada, masih ada kesempatan. 3...2...1 !"

Nayla merasakan sesuatu menyetrum. Dia membuka matanya. Melihat dokter dokter yang berhasil menyelamatkannya. Mama yang menunggunya. Tante Sarah yang menemani mama. Sahabat sahabatnya. Cinta yang masih dimilikinya.

"Dia sudah sadar!"

Ini [bukan] Cerita CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang