9

43 1 0
                                    

Srekk srekk
Terdengar suara dari balik pohon. Nayla mencari dan terus mencari sumber suara itu, lalu menemukan pelakunya. Kak Putra. Memegang cat dengan warna yang sama seperti tulisan di tembok.

"Kak Putra? Maksud lo apa?" Nayla penasaran.
"Maksud lo apa? Gue gak ngapa2in!" Kak Putra menjatuhkan catnya.
"Lo ngapain disini? Ngapain nyoret2 tembok Michael?" Nayla frustasi.
"Ooh... jadi ini udah jadi tembok Michael-"
"Iya." Michael tiba tiba memotong Kak Putra.

"Gue udah nyewa tembok ini. Lo gak berhak nyoret2 sembarangan" Michael mendorong Kak Putra.
"Gak berhak? Siapa lo? Gue bisa ngelakuin apa yang gue mau dan ngedapetin apapun yang gue mau! Dan ini? Tembok ini? GAK BERHARGA! SAMPAH!" Kak Putra tiba2 melempar ember cat ke tembok. Catnya menutupi lukisan Michael dan tulisan 'forever', juga mengenai seragam Nayla.

"WOY MAKSUD LO APAAN?!" Michael menonjok rahang Kak Putra.
"JANGAN MAIN FISIK BRO!" Kak Putra balas menonjok rahang Michael.
"BERHENTII!!!" Nayla mencoba melerai mereka berdua.
"Minggir Nay!" Kak Putra mendorong Nayla sampai terjatuh ke bebatuan di dekat tembok. Lengan dan lututnya yang menjadi tumpuan sekarang berdarah darah.

"KASAR BANGET AMA CEWEK?!" Michael menampar Kak Putra.
Kak Putra mendorong Michael lalu menendang perutnya. Tepat di bagian ginjal.

"MICHAEL!!!" Nayla berlari mendekati Michael, tidak memedulikan lukanya.
Michael terkapar tak sadarkan diri, mukanya pucat.

Kak Putra melarikan diri, tanpa bertanggungjawab sedikit pun.
"WOY JANGAN LARI! KAK!" Nayla menjerit panik.
"Mike, mike... bangun Mike... TOLONG!! TOLONG!!!" Nayla menjerit berulang ulang. Namun tak ada yang menjawabnya.
"Mike, tunggu sebentar, bertahan Mike..." Nayla segera berlari mencari bantuan.

Cewej itu memanggil satpam, lalu Michael dilarikan ke rumah sakit terdekat.

***
"SEMUA GARA GARA KAMU! DASAR BOCAH GAK TAU DIRI!"

Ini [bukan] Cerita CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang