Part 5

16.1K 890 20
                                    



Sera pov

Mataku membuka pelan saat aku mendengar isakan seseorang. Aku mendapati diriku di dalam pelukan Jin oppa. Ia menangis????

"Oppa..."

"Kau sudah bangun???"

Ia menarikku semakin erat ke dalam pelukannya membuatku melingkarkan lenganku ditubuhnya mencoba menenangkannya. Sesuatu yang buruk telah terjadi dan aku harus menyiapkan mentalku untuk segala kemungkinan itu.

Ia bergegas menghapus air matanya dan tersenyum padaku. Otakku bergerak cepat dan memoriku berputar pada kejadian terakhir waktu itu.

"Jimin..."

Aku melepaskan tubuhku dari Jin oppa, bangun dari posisi tidurku dan berlari menuju kamar Jimin. Saat aku membuka pintunya aku mendapati Heosok di sana, duduk di tepi ranjang Jimin sementara namja itu terbaring tak sadarkan diri. Aku berlari menuju tubuh Jimin menggenggam tangannya.

"Jimina!! Jimin! Park Jimin!"

Ia tak bergeming, begitu lelap dalam kedua matanya yang tertutup.

Tangan Heosok menyentuh bahuku memaksaku menatapnya.

"Apa yang terjadi pada Jimin?"

Ia mendesah pelan, seolah berfikir keras terhadap apa yang akan ia katakan.

"Katakan padaku!"

Aku memaksanya dan mencoba berbicara setenang mungkin.

"Darahnya membeku, aku tidak bisa mengangkat semua es yang tertancap di perutnya. Hal itu bisa sangat beresiko untuk Jimin. Es itu sangat beku dan tidak bisa mencair. Butuh waktu lama agar tubuh Jimin bisa melelehkannya, dan aku tidak tahu sampai kapan itu akan terjadi. Ia tidak akan bangun sampai semua es itu hilang. Heongbin memiliki es abadi yang tak akan bisa meleleh meski api membakarnya. Aku tidak bisa memastikan kondisi Jimin, kita hanya bisa menunggu"

Aku menatap tubuh Jimin yang terdiam di sana, tidak ada Jiminku yang manis dan penggoda, tidak ada senyum terbaiknya di sana, ia diam tanpa ekspresi. Ini lebih mengerikan dari pada apapun.

"Mianhae..."

Aku berlutut di sana, memohon ampun pada apapun yang telah terjadi.

"Ini semua bukan salahmu. Mereka sudah mengincar kesempatan ini sejak lama"

Heosok membantuku kembali berdiri, tangannya di kedua bahuku dan ia mengunci tatapanku.

"Percayalah, semuanya akan baik-baik saja selagi kita bersama"

Ia berusaha tersenyum untuk menghiburku dan aku menghambur di dalam pelukannya, menangis sejadi-jadinya.

**************

Kondisi rumah ini semakin memburuk, sejak kejadian itu. Semua orang terlihat kaku dan tegang. Aku tahu kami dalam posisi yang tidak aman dengan Jimin yang selama ini menjadi perisai, terbaring tak berdaya. Ditambah lagi dengan kesedihan yang mendalam atas Jimin yang entah sampai kapan harus berbaring di sana.

Aku mengusap lembut rambut Jimin, menyentuh wajahnya yang semakin pucat.

"Semua orang mengkhawatirkanmu"

Aku berbisik ditelinga Jimin berharap ia akan mendengarkanku. Saat ini aku sedang berbaring di sebelah Jimin, memeluknya dan berbicara pada tubuh diamnya.

Dark & Bright [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang