Chapter 6 - Yeng Li

264 14 2
                                    

Mataku membuka perlahan. Terasa berat sekali. perlahan-lahan membuka, cahay terang membuatku menyipitkan mataku. Setelah beberapa kedipan untuk menyesuaikan mtaku dengan keadaan, aku dapat melihat jelas. Langit-langit ini, berwarna cream. Oh ya. Ini langit-langit Apartmentku dengan kak Vicky. Kenapa aku disini ? bukankah seharusnya aku mencari Vicky dan Sarah ? Michael. God, Michael. Apa yang terjadi padanya.

“Michael..?” tanyaku bangkit perlahan. Sebuah tangan menahanku untuk bangkit. Aku melihat ke arah tangan itu, Vicky.

“Hey Warrior, feels better ?” tanyanya.

“Hey.. yah. Sedikit. Kenapa aku di apartment ? Mana Michael ?” aku menutup mataku. Pusing menyerang. Ku urungkan niatku untuk bangkit. Apa yang sebenarnya terjadi ?

“Hmm.. menurut seorang pemadam kebakaran, kau masuk ke dalam taman dan tiba-tiba ada suara tembakan, dan itu mengarah ke arahmu. Dan itu meleset mengenai lengan kirimu. Memang tidak terasa ? apa kau tidak ingat ?” tanyanya. Aku melihat ke arah lengan kiriku. Di perban dan ada bau Betadine. Perih saat kusentuh.

Tiba-tiba sesuatu melesat di dalam fikiranku. Cepat, berupa gambaran. Gambar seseorang. Tapi aku tidak bisa melihat wajahnya dengan betul. Wajahnya tertutup oleh asap. Semakin aku melihatnya, semakin sakit di kepalaku. Membuatku meringis dan memencet kepalaku dengan kedua tangan. Tunggu, kenapa kepalaku di perban juga ?

“Kepalamu terjatuh ke tanah saat ada orang yang mendorongmu untuk menyelamatkanmu. Kepalamu berdarah. Tapi tidak ada luka dalam. Jadi, dari pada kau berlama-lama di rumah sakit dan menghaiskan uang bulanan yang di berikan Ibu, lebih baik aku merawatmu di rumah.” Vicky menjawabku seolah dia bisa membaca fikiranku.

“Hay Caroline. Ini makan dulu. Cream Soup dengan wortel. Ayo makan, biar pulih lagi.” Sarah muncul dari luar. Harum wangi Cream Soup yang dibawanya membuat perutku bernyanyi.

“Wey hey, Sarah. Apa kabar ? hmm.. wanginya enak. Terimakasih.” sudah lama aku tidak mengobrol dengan Sarah. Sewaktu aku melihatnya dengan Vicky dari dalam Cafe.. tunggu, Cafe, aku disana dengan Zayn. Dimana dia ?

“Dimana Zayn ?” tanyaku sambil menyeruput Cream Soup yang di buat Sarah.

“Zayn ? Ah! pacarmu yang aku lihat di Cafe itu ya ? dia yang menelfonku tadi lewat handphone mu. Aku sedang di sekitar Apartment tadi sewaktu Bom, dan aku tidak tahu kalau itu suara Ledakkan. Kukira itu suara TV, jadi aku lanjut jalan dengan Sarah. Dan beberapa menit kemudian, Zayn itu menelfonku dan bilang kau menyelamatkan Michael, tertembak, dan terjatuh. Oh ya, Michael di kamarku. Dia tidak mau di rumah sakit sendiri. Katanya mau bersamamu. Kakek dan Neneknya belum tahu. Dan aku tidak berani memberi tahunya. Takut mereka Khawatir dan sakit atau lebih parah lagi.. Jantungan. Ya.. kau tahu lah mereka”

“Zayn bukan pacarku. Dan kami baru bertemu tadi pagi. Apa Michael tidur ?”

“Ya. Dia masih sangat Syok. Tapi dari tadi dia diam. Tidak mau bicara, makan. Jadi, aku minumkan dia obat tidur biar tidur. Dan.. Voila.. tidurlah dia. Sepertinya dia hanya mau bicara padamu. Dia terus melindurkan Namamu.” Vicky merangkul bahu Sarah. Sarah menyenderkan kepalanya di bahu Vicky yang lebih tinggi darinya. Mereka sangat serasi.

“Baiklah. Aku akan bicara dengannya nanti. Sekarang aku mau beristirahat. Sana-sana. Bermesraan sajalah kalian. Mengganggu pemandangan. Dasar pasangan serasi.” aku menaruh mangkuk Cream Soup tadi di meja kecil di sebelah ranjangku. Mereka hanya tersenyum-senyum dan pergi meninggalkanku. Vicky berbalik.

“Habis kau bangun nanti, Skype ibu dan kau harus tunjukkan lukamu. Dia khawatir.” katanya sembari senyum sedih.

“Kau bilang Ibu ? kenapa ? Ibu akan Khawatir nanti.” kesalku.

“Semuanya harus diberitahukan kepadanya, Carol. Mungkin dia tahu sesuatu tentang penembakkanmu.” hilanglah Vicky dari balik pintu. Suasana kamarku menjadi sepi. Sesuatu ? Ibu tahu apa ?





*Someone’s POV*




“Yes, i’m on my way. Baiklah, aku tahu. Ya tidak perlu diulang lagi. Justru kau yang harusnya tidak melewati jalan rencana kita. Kau tahu sendiri gimana dia akan marah kalau rencananya gagal. Sudah ya. Aku sudah di depan kamarku. See ya !” satu tekanan di layar Handphoneku mengakhiri pembicaraan panjangku dengannya. Sudah selesai tugas pertamaku. Sekarang tugas kedua.

*Knock Knock*

Seseorang membukakan pintunya untukku.

“Ya ?” rambutnya Cokelat panjang, ikal. Mtanya yang abu-abu menyambutku hangat. Alisnya yang tebal terangkat.

“Hey, aku Yeng Li, aku baru pindah di sebelah sana. Salam kenal.” Senyumku merekah. Begitu juga dengan bibirnya.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

SEKIAN CHAPTER 6 NYAAAAAAA. PLEASE TELL ME WHAT YOU THINK:) AND DON'T FORGET TO VOTES!!!! HEHEHEHEHEHEHEHEEEEEEEEEEEEE. LANJUT SECEPATNY YAAAAAAAA. UDH KLS 9 SOALNYAAAAAAA. JADI BAKAL JARANG MAIN LAPTOP ATAU HAPE:"( HEHEEE

MAAP KALO BANYAK KESALAHAN KATA ATAU APAPUN ITU.. WKWKWKWKWWKKW DADAAAAH<3333333333

Snow Has The SherlockTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang