Chapter 8 - Blake

248 15 4
                                    

*Vicky's POV*

"Vicky Hills ?" seseorang berbicara dari belakangku. Awalnya, aku ingin segera pergi dari kelas ini dan menemui Sarah. Tetapi, setelah melihat orang yang bicara denganku, aku mengudurkan keinginanku itu.

"Ah, Blake, apa kabar ? kenapa kau disini ? kau kan seharusnya di Arizona ?" Blake, teman dekat Ayah yang seudah sangat kukenal dekat. Umurnya masih sangat muda. Sekitar 22 tahun. Dia bekerja bersama Ayah. Kata Ayah, sebuah tempat penelitian tempatnya bekerja. Tapi sampai sekarang aku masih tidak tahu persis penelitian apa itu. Dan yang di bolehkan ke sana hanya Scorlet. Sedangkan aku ? aku tidak penasaran dan memang tidak ingin. Hahaha

"Hey, ternyata benar itu kau. Aku baik. Ya memang seharusnya di Arizona. Tapi Ayahmu menugaskanku kesini." dia mendudukkan dirinya di salah satu bangku. Aku duduk di depannya. Matanya menjadi serius dan ada sebuah koper hitam di tangannya. Apa itu ?

"Ada apa ? Ayah baik ?" 

"Ya, dia baik. Lebih dari baik malah." katanya tersenyum.

"Lebih ? apa maksudmu ?" 

"Begini, ayahmu beberapa tahun lalu, tepatnya saat Ayah dan Ibumu menikah, dia ditugaskan oleh pemerintah New York untuk meneliti sebuah Zat. Zat itu digunakan untuk FBI di New York untuk para detektif ternama. Dan ayahmu yang di berikan tugas itu. Zat itu mempunyai khasiat untuk meningkatkan kekuatan Intelektual seseorang. Dan aku sebagai asisten ayahmu, otomatis ikut membantu dan mengetahui semua yang dia kerjakan. Pada suatu hari, Ayahmu tanpa sengaja meminum Zat itu yang dikiranya Obat tidur. Tetapi, anehnya, ayahmu hanya mendapatkan 5% Efek dari Zat tersebut. Dan kau ada 10% dari Zat itu. 10% Efek itu yang membuatmu secerdas ini dan kau sangat telaten. Tetapi pertanyaanya, kemana 75% lagi dari Efek Zat itu. Aku curiga 75% itu ada di dalam tubuh Scorlet. Maka dari itu, aku di suruh ayahmu untuk kesini untuk memriksa dalam diri Scorlet. Tapi sepertinya aku kesini sekarang hanya untuk memastikan saja." aku mendengarkan dengan baik. Kenapa ayahku begitu ceroboh ? 

"Apa Zat itu ada efek samping ? seperti penurunan kekbalan tubuh ? atau sebangsanya ? memastikan ? maksudnya ?" tanyaku.

"Sepanjang penelitian Ayahmu, tidak. Tetapi dia hanya 5%. Dan kau, 10%nya juga tidak. Aku khawatir dengan Scorlet. 75%, itu bukan angka kecil. Soal memastikan, aku di beritahu ibumu kalau Scorlet mengalami hal-hal aneh. Mengetahui kejadian yang orang tidak ketahui. Seperti menebak, tetapi tebakannya ini tanpa dia sadari dan akan terjadi 100%." aku ingat dengan Sarah. Aku belum menghubunginya.

"Tunggu sebentar aku mau mengirim pesan dulu.." aku mengeluarkan Handphoneku dari kantung jaket mesih sambil bicara tapi di potong olehnya.

"KEPADA SIAPA ?! SCORLET ?! DONT ! YOU'RE FATHER WILL KILL ME IF SHE KNOW THIS. GODAMMIT!" teriaknya panik di hadapanku. Mukanya jadi galak. Astaga, aku kan hanya mau kirim pesan kepada Sarah.\

"Blake ! it's not Scorlet. It's my Ladies, Sarah. Bitch Please. Makannya kalo orang ngomong jangan di putus dulu. Salah paham kan jadinya." aku menggeleng-gelengkan kepala. Dasar Blake. Jariku kembali mengetikkan beberapa kata untuk Sarah. Send!

"Oh.. aku kira. Scorlet jangan tahu kejadian ini dulu. Kita belum tahu respect yang akan dia keluarkan seperti apa. Entah marah, tidak terima, kabur. Bisa jadi. Oh iya, pemerintah New York menganggap ini bagian dari penelitian. Biasanya penelitian dilakukan dengan tikus percobaan. Tetapi ini kepada manusia. Jadi pemerintah New York itu mengirimkan agen Rahasia untuk melindungi Scorlet. Dan ini folder orang orang yang dikirim itu." dia mengeluarkan Map Cokelat dengan tulisan 'Dokumen Sangat Rahasia' di ujung kanan atas Mapnya. Dan menyerahkannya kepadaku. Aku mulai membuka segelnya dan membuka-buka. Ada beberapa foto orang-orang yang asing beserta Profil, Latar belakang, dan lain-lain.

"Mungkin ada beberapa yang sudah ada berada di sekitar kalian dan kalian juga sudah sangat mengenalnya. Zayn Malik dan Yeng Li. Benar ?" tanyanya. Aku mengangguk setuju. Yeng Li, perempuan keturunan Asia yang beberapa hari yang lalu mengunjungi Apartmentku dan Scorlet.

"Sebenarnya, maksud yang lebih tepatnya kau memberitahukan semua ini kepadaku itu apa ?" tanyaku.

"Well, aku hanya di suruh Ayahmu. Dan katanya, hanya untuk membuatmu lebih berhati-hati dan lebih waspada. Karena banyak sekali yang membenci Zat itu dan juga menginginkannya. Dan karena mereka tidak bisa memilikinya juga karena zat itu satu-satunya yang ada di dunia ini, mereka berebutan untuk mendapatkan Zat itu dengan berbagai cara. Contoh, bom kemarin di Sunny Shine, lalu sesorang yang ingin menembak Scorlet." jelasnya.

"Bagaimana kau tahu itu ?" 

"Buka halaman paling belakang." aku menuruti perintahnya. Dan ternyata, di paling belakang adalah Profile Blake. Begitu aku melihat kepadanya, dia memperlihatkan tanda dari agen rahasia dari sakunya.

"Oh.. i see."

"Aku minta kepadamu, dampingi dia. Karena, terbayang oleh ayahmu, dia akan menjadi seorang Sherlock Holmes di Film. Bukan di serial TV. Dan agen rahasa kami mempunyai seseorang seperti Sherlock Holmes di Serial TV tersebut. Zayn Malik. Kalau begitu, aku permisi dulu. Filenya kau bawa saja. Rahasiakan dari Scorlet." dia beranjak berdiri.

"Tunggu, kenapa tidak Ayah saja yang memberitahu semua ini ?" tanyaku bingung.

"Karena dia akan memberitahu semua ini sendiri kepada Scorlet. Bukan kepadamu." dengan begitu, dia pergi meninggalkan ruangan kelas. 

***

"Scorlet ? kau sedang apa ? apa yang kau lakukan dengan ruangan ini ? oh god." aku memasuki apartmentku dan terkejut melihat ruang tamu sudah menjadi seperti.. entah seperti apa. Ruangan ini dipenuhi tempelan-tempelan koran yang sangat banyak dan saling terhubung dengan pita merah.

"Sunny Shine, terletak di dua blok sebelah barat kampus. Sebuah taman anak-anak yang di Bom 2 hari yang lalu. Sekitar pukul 1 Siang. Sasaran sudah pasti anak kecil. TAman terletak di tengah kota Brimingham. Tu--" belum selesai dia berbicara, dia terdiam, matanya tertutup. Kemudian membuka lagi dan menatap ke arahku.

"Bagaimana keadaan Blake ?" kenapa dia tiba-tiba menanyakan Blake ? apa dia tahu aku menemuinya ?

"Blake ? mana aku tahu. Kau pikir aku siapa ? ibunya ?" aku menggelengkan kepala lalu berjalan perlahan melewati berbagai rintangan. Yaitu pita-pita.

"Apa yang dia bicarakan ? kenapa tidak ayah yang datang ?" tanyanya lagi. Aku mengeluarkan Handphoneku dari saku. Aku mau menelfon Sarah.

"Apa maksudmu ?"

"Keningmu berkerut, habis banya berfikir dan habis menerima kenyataan yang mengejutkan. Kau mengeluarkan Handphone, tidak pernah kau lakukan. Berarti kau kelupaan sesuatu atau rindu. Sarah. Begitu masuk kau tidak kaget atau marah-marah, artinya kau tahu aku akan melakukan ini. Kau pulang lebih cepat. Artinya kau tidak pulang bersama Sarah. Satu-satunya orang yang dapat membuatmu berfikir dengan keras dan memberimu kenyataanyang mengejutkan adalah Blake. Blake orang suruhan Ayah. Blake menyampaikan sesuatu tentang pekerjaan ayah kepadamu. Jadi, sehabis pulang kuliah, kau bersama Blake." jelasnya menatap ke arahku tajam. Belum pernah ia menatapku seserius ini dan berbicara dengan sangat cepat dan... tepat.

"Ya-ya-ya. Terserah. Cepat bereskan. Lakukan semaumu di kamarmu. Jangan disini. Mengganggu pemandangan. Bag-" belum selesai aku berbicara, sudah dipotongnya.

"Sudah tidak sakit." dia berbalik. Bagaimana dia tahu aku akan menanyakan kabarnya ? Blake benar. Aku akan tanyakan Ayah dan Mom secepatnya.

*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*

HOEEEEEEEEEEEYYYYYYYY. MAAP TELAT POST. HUAHAHAHAHAHAHHA SIBUK CHOOYYYYY. #HALAH. YAUADAHLAAAAAAHHHHH.. 

VOTE+COMMENTSNYA YAAAW;) VOTES LEBIH DARI 10 LANJUT CHAP 9;)

OIYAAAAA.. BTW GIMANA COVER BARUNYAAAAA ?? HEHEHEHEEEEE:)

Snow Has The SherlockTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang