Chapter 5 - Sadis

288 12 2
                                    

*BOOOOOOOM*

Suara besar yang sangat memekikkan telinga terdengar dari arah sebrang kanan Café. Tepatnya 2 blok dari sebelah kampus.

Tunggu, itu Sunny Shine. Vicky dan Sarah kan sedang disana. Oh god.

 Mengingat Vicky dan Sarah aku langsung berari keluar Café dan berlari menuju tempat pengeboman tadi. Orang orang yang berada di dekat tempat kejadian terburu-buru masuk untuk menyelamatkan anak-anak yang masih bisa di selamatkan. Banyak ibu-ibu yang lari menjauh dari tempat itu dengan anaknya yang tadinya ingin memasuki taman itu. Anak yang di bawannya menangis menjerit dengan keras.

Begitu aku bediri di depan pintu masuk, aku melihat perosotan yang sudah mengitam, permainan jungkat jungkit yang biasannya banyak anak yang mengantri untuk memainkannya kini sudah hilang. Kolam ikan Koi yang tadinya banyak sekali ikan Koi dan di pinggir-pinggir kolamnya terdapat tanaman-tanaman hias yang indah sekarang di ganttikan dengan Api yang membara dengan sangat besar.

 Api..

Api.. 

Api..

Di mana-mana ada api.

Tanganku dengan cepat meraih Handphone di saku Jasku. Aku memencet angka 911 dengan cepat dan mendekatkan speakernya ke telingaku. 

“Ada pengeboman di jalan Brimingham. Dua blok dari Oxford University. Tepatnya di Taman Sunny Shine. Cepatlah kesini. Medis dan pemadam kebakaran juga. Tolong cepat.” Kataku dengan cepat di telefon. 

“Tolong.. tolong !!!” Suara minta tolong anak kecil tedengar sangat dekat di telingaku. Mataku menyapu semua tempat dan mataku terpaku kepada sesosok bocah laki-laki yang sedang terjepit di bawah mainan. Dengan cepat aku berlari ke arahnya. 

“Michael ? is that you ? oh my god..” bocah lelaki itu ternyata adalah tetanggaku di sebrang Apartemen ku. Dia tinggal dengan kakek dan neneknya. Orang tuannya meninggalkan Michael di kakek dan neneknya dan orang tuanya tidak pernah kembali lagi.   

“Hilly, help me. i.. I can’t breath. Terlalu sempit. Tolong..” Michael menangis sekarang. Aku terbatuk karena tebalnya Asap di sekitarku. 

“Hang on Michael.” Dengan sekuat tenaga aku menganggkat mainan itu agar dia tidak terjepit  lagi. 

“Corl ?  where are you ?” teriak Zayn dari arah aku berdiri tadi. 

“Here Zayn. Help me !hurry up ! He’s dying.” 

“Let me.” Zayn menarikku. Ia menyingkirkan mainan itu dari atas tuuh Michael. 

“Michael, kau tidak apa-apa ? apa ada yang sakit ?” aku bertanya sembari memeluknya. 

“Hilly, i’m scared. I can’t feel my legs.” Michael menangis. God, i hate when he cries. Aku menenangkannya sembari mengelus-ngelus rambutnya.

“Tenanglah, Ambulance sedang dalam perjalanan. Shh, don’t cry. I’m here. You grandpa and grandma in the apartment, right ? kau kesini sama siapa tadi ?” aku bertanya sambil menggendongnya. Zayn sedang membantu orang lain yang berada di sini. Terlalu banyak anak kecil disini. Kenapa harus tempat ini ? ini terlalu sadis. Shit! Tiba-tiba saja ada lemparan kayu yang berapi mengarah kearahku. 

“WHO’S THERE ?!” aku berteriak. Aku tidak bisa melihat siapa yang barusan melemparku. Terlalu banyak api disini. Mataku perih. Wait, dimana kacamataku ? Damn! I left it on the Cafe. Aku akan kembali ke Cafe itu nanti. Michael di pelukanku semakin keras tangisannya. 

“ Shh.. shh.. it’s okay. It’s okay. You’re gonna be alright. Sekarang ayo keluar dari sini. Ambulance sudah di depan.” Michael sedikit lebih tenang sekarang. Suara Ambulance dan pemadam kebakaran sudah terdengar. Aku melihat ada seorang petugas pemadam kebakaran menghampiriku dengan cepat. 

“Kau baik-baik saja ?” petugas pemadam kebakaran itu bertanya.

 “Yeah i’m alright. Tapi dia tidak. Dia sesak nafas, terlalu banyak menghirup asap, kakinya sepertinnya terkilir karena baru saja tertimpa sebuah mainan kuda-kudaan.” Jelasku kepada si pemadam kebakaran. Dia langsung menuntunku ke Ammbulance. Beberapa petugas turun dari Ambulance dan membawa Michael. Tapi Michael memelukku dengan sangat erat. Tiba-tiba aku ingat sesuatu, Vicky dan Sarah. 

“You’re gonna be alright Michael. Ayo, tenang saja. Aku akan mencari Vicky dulu ya. Nanti aku kembali.” Aku tersenyum dan mencium puncak kepala Michael. Dia melepaskan pelukannya. Dan ia langsung mendapat pertolongan. 

“Miss, apa kau perlu tambahan oksigen ? kau banyak menghirup asap juga.” Petugas Ambulance bertanya. 

“Tidak, terimakasih.” Dengan singkat aku kembali kedalam Taman tadi untuk mencari Vicky dan Sarah. Tapi..

Snow Has The SherlockTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang