part 1

75.3K 787 31
                                    

Suasana ruangan yang didominasi dekorasi warna putih itu begitu khidmat saat ijab kabul terucap. Senyum Mia terkembang lebar, gadis itu tak henti-hentinya mengucap syukur. Prosesi akad nikah yang dia tunggu-tunggu akhirnya berjalan lancar. Sewaktu penghulu memimpin doa pernikahan, Mia memandang dua orang didepannya dengan rasa haru. Papanya setelah 10 tahun lamanya menduda akhirnya memutuskan menikah lagi dengan pilihannya, Tante -ups ... Bunda- Elvira.

Apa yang paling membahagiakan hati selain melihat orang yang paling kita sayang berbahagia ?? tak ada yang lain bukan ? Itulah yang dirasakan Mia sekarang. Baginya kebahagiaan ayahnya adalah hal yang paling penting dalam hidupnya.

"Papa.." Mia memeluk ayahnya erat. Air  mata mengalir  pipinya,  tangisan bahagia.

"Mia.." Andry hardian mengecup dahi putrinya, kebahagiaan terpancar jelas dari wajahnya. Matanya penuh dengan binar semangat yang membuat Mia tersenyum lebar walaupun wajahnya bersimbah air mata.

"Selamat ya Papa. Mia doakan semoga Papa bahagia selalu, awet terus sampe kakek nenek, terusss... harus segera kasih Mia adek" Mia merajuk manja pada ayahnya yang hanya dibalas pelukan erat.

Kebahagian dan kesedihan berbaur jadi satu dalam diri Mia. Dalam 20 tahun masa hidupnya, ayahnya adalah orang yang paling dekat dengannya. Ketika ibunya meninggal sepuluh tahun yang lalu, Mia dan ayahnya hanya hidup berdua, selalu bersama dan saling menjaga. Hubungan mereka berdua sangatlah erat.

Kini ada anggota baru dalam keluarga  mereka, ibu tirinya. Mia bahagia, sangat. Karena dia tak akan takut lagi ayahnya merasa kesepian, karena dia bisa tenang ayahnya mempunyai seseorang tempatnya berbagi suka duka dan keluh kesahnya. Tapi sejujurnya Mia juga sedih, selama ini dialah satu-satunya tempat papanya melimpahkan kasih sayang, apapun dan bagaimanapun selalu mereka hadapi berdua. Sekarang dia harus rela berbagi kasih sayang dan cinta dengan Bunda Elvi. Namun  kebahagiaanlah yang dominan di hatinya sekarang.

"Mia...mia..mia.. kamu memang bidadari Papa. Sekali lagi terimakasih buat semuanya ya sayang" Pelukan mereka berdua makin erat. Air mata tak juga berhenti mengalir dari mata Mia. Sama halnya dengan Andry yang tak kuasa menahan harunya. Mia adalah tujuan hidupnya selama ini, permata yang dia jaga setelah kematian istrinya sepuluh tahun berselang. Penerimaan tanpa syarat putrinya atas kehadiran istri barunya adalah berkah tersendiri untuk Andry.

"Hmmm... Kalau aku tidak mengenalmu Andry, aku bisa-bisa cemburu pada putri cantik ini" Sebuah suara menginterupsi pelukan Mia dan papanya. Mia terbahak diantara isak tangisnya dan gantian memeluk wanita cantik berkulit putih di samping papanya.

"Bundaaaa.....titip Papa ya Bun. Papa emang iseng, usil banget, udah tua lagi, tapi Papa laki-laki paling baik yang Mia tau. Pasti Bunda gak rugi deh udah mau sama Papa Mia" Senyum lebar tak lepas dari bibir mungil Mia saat memeluk Elvira erat.

"Dengar itu Elvi, putri kecil ini sudah memberi garansi. Pasti gak rugi kamu nikah sama duda keren seperti aku" Andry menimpali dibelakang mereka yang segera disambut tawa lepas ketiganya.

"Terimakasih  ya sayang, sudah mau menerima Bunda sebagai istri Papamu, sudah mau manggil Bunda juga. Ini berarti banget buat Bunda" Elvi masih merangkul erat Mia. Sejak awal perkenalan mereka tiga bulan yang lalu Elvi sudah jatuh cinta pada calon anak tirinya ini. Kepolosan dan kebaikan hati Mia membuat Elvi tersentuh. 

My Little MinionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang