part 7

27.6K 494 20
                                    

 Anggap aja yang nulis lagi stress jadi nya cerita ini di post

"Ayolah.. aku masih ingin mendengar teriakanmu," Evan mendengus puas pada Mia yang terengah-engah di atas bantal besar di mana gadis itu tertelungkup pasrah. Evan mengusap bokong Mia berulang kali sebelum kemudian meremas-remasnya gemas.

Tubuh mereka memang masih terhubung dengan Evan yang berdiri pada lututnya di belakang Mia, sesekali pinggul Evan melakukan gerakan dengan ritme berubah-ubah. Terkadang lelaki itu berhenti dan menunduk untuk mulai menyusuri kulit punggung Mia dengan tangannya yang kemudian digantikan lidahnya.

Mia yang sudah terlalu lemas hanya mengerang pelan dan mencengkeram pinggiran bantal tempat dagunya bertumpu, tubuhnya pegal-pegal dan nyeri, bahu kanannya pun terasa perih karena tadi Evan sempat menggigitnya. Sejak sore hari sepulang Evan kerja, entah sudah berapa kali laki-laki itu membuat Mia Orgasme, baik itu dengan mulut, jari ataupun penetrasi kelamin. Dan saat ini Mia merasa tak akan sanggup dengan satu kali lagi orgasme.

Namun tidak demikian dengan Evan, dia seakan belum puas. Lelaki itu sepertinya sangat menikmati teriakan dan lenguhan Mia karena saat tubuh gadis itu dia rangsang sepenuhnya, Gerakannya akan makin kuat menghentak kadang juga lembut menggoda. Dia senang bermain.

"Ommm...." Rintihan Mia malah membuat Evan tersenyum makin lebar "stooppp..."

 Seakan hendak mengabulkan permintaan Mia, Evan merubah posisi Mia hingga terlentang dan mengangkat kaki kanan Mia hingga menekuk rapat ke dadanya. Kembali laki-laki itu membuat gerakan menghujam mantap dengan desisan kenikmatan yang berulang-ulang.

"0h yeahhh.... kamu memang nikmat Mia...yeaaahhhhh...."

Berulang kali Evan mengerang dan akhirnya mendesak makin dalam dan cepat saat tepian kepuasan dia rasakan. Dengan tak sabar tangan laki-laki itu meremas payudara Mia dan menghisap salah satunya keras ketika semburan air maninya menandai orgasmenya yang kuat.

Evan tetap bertahan, tertanam jauh dalam tubuh Mia hingga denyutan terakhir dirasakannya. Sedang Mia hanya menatap pasrah dan lemah, dia merasa nyaris menjadi jelly karena tulangnya serasa melebur hingga tak bisa menyangga tubuhnya.

"Sepertinya kamu memang dilahirkan untuk menjadi dewi seks Mia. Untung saja kamu tidak mirip Andry sama sekali. Aku bisa saja menutup mukamu atau akan muntah hebat jika melihatmu saat kita bercinta." Desah Evan sambil mencabut dirinya dan merebahkan diri disamping Mia yang bahkan tak bisa menggerakkan kaki.

Mia nyaris menangis, tapi dia bahkan tidak tau apa arti tangisnya. Mia sudah lelah, sangat lelah. Baik secara fisik maupun emosi. Sepuluh hari lebih dia ada dalam kuasa Evan dan sejak pertama kali dia datang, Mia bahkan tidak ingat sudah berapa kali dia harus melayani nafsu setan laki-laki itu. Yang Mia tau, dia hanya harus membuka paha lebar-lebar kapanpun Evan ingin. bahkan dalam kondisi paling tidak memungkinkan sekalipun.

Seringkali Mia terkesiap kaget dalam tidurnya karena Evan sudah menindih dan menggerakkan tubuhnya. Atau saat Mia sedang mandi tiba-tiba Evan datang dan memepetnya kedinding dan tanpa basa-basi menghujam kedalam tubuhnya. Pernah juga saat mereka sedang makan malam, entah karena alasan apa saat kemudian Evan mengangkat Mia keatas meja makan yang sudah ditarik taplaknya hingga semua alat makan diatasnya berhamburan dilantai. Dan seperti biasa, sebelum Mia menyadari, dia sudah terhentak-hentak karena gerakan liar Evan.

Deringan telefon genggam yang menjerit-jerit menuntut perhatian mereka berdua. Dengan malas Evan melangkah ke  meja dan menyambar ponsel kemudian tersenyum mengejek saat melihat layar.

"Sepupumu," Ucap Evan pada Mia "Ya Nindy?" 

Ajaib, pikir Mia. Ekspresi dan suara Evan berubah menjadi lemah lembut dan sangat simpatik. Hilang sudah raut sinis dan kejam yang sebelumnya dominan pada wajah Evan. Laki-laki itu  benar-benar iblis.

"Saya khawatir tidak bisa Nindy....bukan begitu....oke..oke...ya....Mia sedang tidur, dia masih suka mengeluh perutnya sakit....Oke...ya...ya...menurut saya lebih baik dia disini dulu sampai Mas Andry pulang....bukan begitu....ini janji saya...baiklah...kapan?....oke.... tidak, pilihannya hanya Mia tinggal di rumah saya atau saya antar Mia kerumahnya tapi saya juga tinggal di sana....bukaan...ini hanya janji saya pada Mas Andry.....terserahlah, yang pasti Mia masih dalam tanggung jawab saya sampai Mas Andry pulang...ya...baiklah... malam."

Dengan tersenyum mengejek Evan melempar kembali ponsel Mia keatas sofa dan mengambil celana piama yang tersampir disitu kemudian segera memakainya. Sambil berjalan ke arah pantry laki-laki itu berucap santai.

"Keluarga Nindy pulang besok sore, mereka minta kamu di antar kesana. Tentu saja aku menolak, aku rasa Mia kecil masih betah bersama Om Evan, bukan begitu sayang?" Seringai kejam Evan terlihat mengerikan saat laki-laki itu sudah berdiri diatas Mia sambil meneggak botol air  mineral ditangannya.

Mia hanya bisa menatap kosong pada Evan, tubuhnya terlalu lelah dan lemah. Gadis itu ragu dia bahkan bisa bangun sendiri dari karpet di mana dia tergeletak begitu menyedihkan. Namun sedikit info yang disampaikan Evan memberikan secercah harapan untuk Mia. Keluarga Nindy pulang, itu bisa diartikan satu hal, pertolongan.

Evan tertawa geli memperhatikan Mia "Apa kamu sengaja menggodaku dengan pose seperti itu Mia? Percayalah aku masih sanggup memuaskanmu sekali lagi. Aku jadi penasaran, kalau kamu kujual ke lokalisasi berapa banyak pria yang bisa kamu layani dalam semalam."

Dengan sorot ketakutan Mia berusah berontak saat Evan mengangkatnya dengan mudah menuju kamarnya di lantai dua. Laki-laki itu tak memperdulikan tangan kecil Mia yang berusaha memukulnya dengan lemah.

"Lepaskan aku brengsek.." bisik Mia dengan sisa tenaganya.

"Hei tenanglah gadis kecil, aku hanya ingin kamu mandi sebelum naik ke ranjang. Aku ingin besok pagi kita bisa nyaman saat berpesta seks lagi, oke ??"

Dan mia hanya gelagapan karena Evan sudah mendudukannya di kotak shower dan menyemprot gadis itu dengan air dingin.

My Little MinionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang