part 4

35.3K 603 25
                                    

Mia mengikuti arus manusia yang berjalan cepat disepanjang pedestrian didepan gedung fakultas ekonomi. Gadis itu mengejar waktu untuk segera kembali kerumahnya karena jam sudah menunjukan pukul 14.00. Terengah dia menyeruak diantara mahasiswa lain dan berlari kecil ke arah halte bus didepan kampus. 

Ini sebenarnya adalah Rabu sore yang tenang dan melegakan untuk Mia, karena dua ujian tertulisnya -walaupun susulan- sudah selesai. Tapi semua itu berubah karena dia harus segera ke Bandara untuk mengejar pesawat jam 16.20. Ini karena Nindy yang sok tau itu mereservasi tiket untuk keberangkatan sore bukannya malam seperti mau Mia. Hasilnya saat ini gadis itu harus terburu-buru kalau tidak ingin terlihat seperti orang bodoh yang menyeret-nyeret koper sepanjang ruang tunggu bandara sedangkan pesawatnya sudah take off.

Dengan sedikit panik  Mia mengeluarkan ponsel untuk menelfon armada taksi langganannya. Satu hal lagi yang dia sesali adalah hari ini dia tak membawa mobil. Benar-benar hari sempurna untuk sebuah kesialan.

Sambil mengetuk-etukan sepatu flat yang dia pakai dan menunggu panggilannya disambungkan operator, dengan bosan Mia duduk di bangku panjang halte. Saat itulah Mia dikejutkan suara laki-laki yang berteriak memanggil.

"Miaa..."

Teman satu jurusannya Daren, menghampiri dengan langkah lebar. Wajah pemuda itu tampak berseri walaupun keringat bermunculan di dahinya.

"Hai Daren, ada apa?"

"Pulang bareng yuk? Kamu nggak bawa mobil kan?" Senyum Daren yang seperti tanpa beban membuat Mia mau tak mau ikut tersenyum.

"Maaf, mungkin nggak sekarang ya, aku harus buru-buru Daren. Aku cuma mau mampir sebentar kerumah terus mau langsung kebandara. Pesawatku jam 16. 20" Mia menjawab dengan penuh sesal pada Daren

"Ya udah, ayo aku anterin. Aku bisa ngebut kok."

Bukankah ini kebetulan yang sangat kebetulan? Bersama Daren tentu aku akan lebih cepat sampai kan? pikir Mia.

Tanpa ragu Mia mengiyakan dan mengikuti Daren ke arah dimana motor pemuda itu terparkir. Mia menerima helm yang diulurkan Daren dan dengan sigap memakainya. Namun kesulitan mengaitkan tali pengaman membuat Mia meminta tolong pada Daren yang malah menertawakan gadis itu.

"Kamu nggak pernah pake helm ya Mia?"

"Aku jarang naik motor Daren." Ujar Mia dengan sedikit mendongakkan kepala karena tangan Daren tengah sibuk mengutak-atik kaitan helm di lehernya, membuat posisi mereka sangat dekat dengan kepala daren yang condong pada leher Mia. Saat itulah Daren dan Mia kaget karena ada seseorang yang mendorong Daren kasar dan merenggut helm dikepala Mia kemudian melemparnya keatas aspal.

My Little MinionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang