6. Kebohongan Lain

183 18 0
                                    

-Author's POV-

Seungcheol kembali kekursi taman, tapi ditangannya hanya ada satu cone es krim berwarna pink pucat. Dia menatap kursi taman yang kini sudah tidak berpenghuni. Seungcheol menjatuhkan es krimnya, tidak ada hasrat untuk menikmati hal yang sebenarnya dia jadikan alasan atas penculikan Mina. Tangannya merogoh handphone disaku jaketnya.

"Aku sudah melakukan tugasku," kata Seungcheol pada seseorang dihandphonenya.

Mobil hitam yang membawa Mina berhenti disebuah bangunan tua, dari luar terlihat seperti bangunan yang tidak bertuan. Tubuh Mina diletakkan diatas sebuah ranjang. Tangan dan kaki Mina diikat dengan tali, selembar selotip besar berwarna hitam melekat rapi dimulut Mina.

Seungcheol telah menjebak Mina atas permintaan Lee Hongki. Seungcheol telah diperdaya oleh appa tiri Mina tersebut. Entah apa yang membuat Seungcheol tega melakukan hal keji itu.

Sekitar 2 jam lebih Mina tertidur karena bius, perlahan dia membuka kedua matanya, dia menggeliat berusaha melepaskan diri dari tali yang terikat ditangan dan kakinya. Suara jerit Mina tertahan oleh selotip hitam. Air matanya mengalir deras, melengkapi suasana drama bahwa dia telah disekap.

Dahyun merasa khawatir pada Mina, karena tidak berani berbicara dengan eommanya dia diam-diam menghubungi Mingyu bertanya dimana eonninya berada. Dahyun merasa jika Mingyu adalah namja yang dekat dengan Mina.

"Oppa, apa Mina eonni bersamamu?" tanya Dahyun pada Mingyu.

"Tidak, ada apa?" jawab Mingyu.

Dahyun menceritakan semua yang terjadi pada Mingyu, membuat Mingyu kalap kebingungan dan segera mencari Mina.

Suara bel apartemen diabaikan oleh pemiliknya, dengan tidak sabaran Mingyu mengetok-ketok pintu kamar apartemen Seungcheol.

"Hei, buka pintunya! Seungcheol, dimana Mina?!" bentak Mingyu.

"Kenapa kamu berisik sekali?" Seungcheol muncul dengan ekspresi begitu tenang, berbeda jauh dengan ekspresi Mingyu.

"Kau, aku tahu apa yang kamu rencanakan. Jangan mengelak! Beritahu dimana Mina?" Mingyu mencengkeram kerah kemeja Sengcheol.

"Apa kamu gila? Ini sudah malam dan kamu mengacau tidak jelas dirumah orang lain. Aku tidak tahu dimana Mina," jawab Seungcheol.

*buak*

Sebuah tinju dari Mingyu mendarat dipipi namja yang lebih pendek beberapa sentimenter darinya. Seungcheol terhuyung kebelakang tapi masih berusaha tetap berdiri, keluar sedercik darah segar dari hidungnya.

Tidak ada perlawanan dari Seungcheol, membuat Mingyu berkali-kali memukul Seungcheol agar segera mengatakan dimana Mina.

"Teruskan saja, aku pantas menerimanya," kata Seungcheol lemah yang kini telah dipojokkan Mingyu disudut dinding ruang tamu.

"Dimana Mina?!" bentak Mingyu lagi.

"Kubilang aku tidak tahu, yang kulakukan hanya menyembunyikannya seharian diapartemenku lalu orang-orang itu membawanya pergi," kata Seungcheol menyesal.

"Bagaimana mungkin Mina bisa jatuh hati pada namja tak berperasaan sepertimu," Mingyu pergi meninggalkan Seungcheol duduk tergeletak, terlihat mengerikan dengan bekas pukulan.

"Distrik Imja, orang-orang itu membawa Mina kesana. Hanya itu yang kutahu," kata Seungcheol.

Mendengar ucapan Seungcheol, Mingyu hanya menggeretakkan gigi menahan amarahnya.

"Kuharap bukan hanya itu yang kau tahu," ucap Mingyu yang kemudian segera pergi dari apartemen Seungcheol.

Mingyu selama ini sudah tak akur dengan Seungcheol bukan hanya karena Mina tapi dengan alasan lain, Wonwoo sahabat dekatnya dari kecil. Seungcheol pernah mengadu dombanya dengan Wonwoo. Seungcheol benar-benar 'setan memuakkan' bagi Mingyu.

ImagineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang