11. Permintaan Tinggal Bareng

16.4K 569 9
                                    

Part 11

Dia terlihat seperti memikirkan sesuatu dan menatap kearahku serius. "Kamu gak usah kerja, soal masalah keuangan, biar aku saja yang tanggung termasuk masalah tiket kamu buat kembali kesana. Jadi kamu tenang aja.", jelasnya dan kumenggeleng cepat. "Tapi aku gak enak, mas. Mas kan begini gara-gara aku juga.", tolakku dan dia menatapku tajam.

"Memangnya aku ada nyalahin kamu?", tanyanya tajam dan kumenggeleng pelan.
"Terus kenapa kamu gak mau menerimanya?", tanyanya lagi.

"Soalnya aku merasa gak enak sama, mas.", jawabku jujur. "Ya sudah, kalau kamu merasa gak enak terus. Kamu kembali saja sana kerja dan gak usah merawatku lagi.", ucapnya tegas dan kumenatapnya tak percaya. "Kok mas usir aku?, tanyaku tak percaya.

"Siapa juga yang usir kamu?. Aku kan ngasih kamu pilihan. Mau tetap merawatku dan menerima bantuanku atau menolak dan kamu bisa kembali ketempat kerjamu dan gak usah merawatku lagi.", jawabnya memberi pilihan.

"Ta...pi mas...", ucapanku terpotong.
"Uda, gak ada tapi-tapian. Mau atau tidak?.", ucapnya tegas dan mau gak mau kumengangguk mengiyakan.

"Dan satu lagi, lebih baik kamu nginap disini. Soalnya aku kasian lihat kamu harus bolak balik terus dan kamu bisa tetap pulang untuk mengontrol rumahmu beberapa hari sekali.", usulnya dan kumenatapnya tak percaya.

"Mas, yakin?", tanyaku memastikan dan dia mengangguk pasti.
"Ya sudah, jika itu mau, mas.", jawabku menerima dan kami saling menatap. "Tapi jika aku menginap disini. Memangnya, mas gak takut apa denganku?", lanjutku mencoba menggodanya.

"Takut apa?, memangnya kamu gigit?" jawabnya. "Jika, akunya gigit gimana?", tanyaku lagi menggodanya dan tiba-tiba tergiang kejadian waktu itu, maka cepat-cepat aku meralat omonganku. "Ma..af-maaf mas, bukan maksudku gitu, cuma becanda aja kok." ucapku gugup dan kami terdiam.

Dianya menatap kearahku dan tersenyum. "Gak apa-apa, kamu tenang aja. Lagian aku uda lupain semuanya kok.", jelasnya dan kumengangguk. "Aku juga mau minta maaf, karena telah menghinamu.", lanjutnya dan kumenatapnya tak percaya atas ucapanya.

"Gak apa-apa, mas. Lagian aku juga begini, mau diapain lagi dan seharusnya aku yang minta maaf, kepadamu.", ucapku jujur dan dia menatapku tersenyum. "Ya sudah kita lupain semuanya dan kita mulai dari awal lagi sebagai teman." ucapnya dan kumengangguk pasti. "Terima kasih mas, karna uda mau memaafkanku dan mau berteman dengan orang sepertiku.", ucapku tulus dan dia pun mengangguk.

Tiba-tiba aku teringat sesuatu yang akan aku tunjukan kedia. Saat aku mengeluarkan hpku, dia menatapku bingung dan aku pun menunjukan akun instagram miliknya yang aku folow dan raut mukanya semakin bingung. "Kenapa?, itukan akun IG milikku.", tanyanya bingung.
"Karna ini.", ucapku jujur.
"Maksudnya?", tanyanya semakin bingung.

"Karna IG ini, aku tahu mas dan saat pertama kali aku melihat, mas. Aku langsung mengagumi, mas dan saat mengetahui lokasi mas adalah kampung halamanku. Aku semakin senang dan kebetulan aku libur. Aku pun memutuskan untuk pulang dan tidak disangka aku bisa bertemu dengan mas dikantor porles, saat aku memperpanjang simku dan ternyata masnya ramah dan baik itu yang membuatku semakin mengagumimu, mas.", jelasku jujur dan dia mengangguk paham.

"Sebenarnya tidak ada dibenakku untuk mengerjai, mas. Cuma karna waktu itu masnya menhinaku dan aku nya yang terlanjur kesal. Akhirnya, aku memutuskan untuk mengerjai mas aja sekalian. Lagian aku sangat penasaran dengan barang mas yang besar dan panjang itu.", lanjutku jujur dan dia menggeleng pelan mendengar jawabanku.

"Tapi, mas tenang aja. Itunya, mas yang pertama kali masuk kemulutku kok. Jadi bisa dipastikan mulutku bersih dan stelir. Gimana sedotanku, enak tidak?.", tambahku menggodanya dan dia menatapku tajam. "Mau aku usir lagi?", ucapnya tajam dan kumenggeleng cepat. "I...ya ma...af, mas becanda aja kok!", ucapku kembali gugup dan seketika itu dia tertawa kencang. "Iya...iya aku tahu kok, ekpresi mukamu ternyata sangat lucu jika ketakutan gitu.", ucapnya diselingi tawa kencangnya dan kumentapnya kesal. 'Ternyata dia ingin membalas menggodaku.', batinku.

"Ya sudah, kita lupain semua dan kita mulai dari awal lagi.", ucapnya dan kumengangguk pelan.

"Mas, jika boleh tahu, kenapa mas melakukan hal itu ditoilet. Kan, mas bisa melakukannya dirumah, mas.", tanyaku penasaran dan dia menghela nafas. "Sebenarnya, aku tidak berniat melakukan hal itu, apalagi ditempat umum. Ini semua gara-gara temanku yang mengirimkan video dewasa kepadaku dan saat aku tonton aku jadi sange berat yang membuatku melakukan hal memalukan itu dan hal itu mala dimanfaatkan oleh orang untuk mendapatkanku.", jawabnya dan menyindirku. "Sebenarnya aku tidak bermak...", belaku dipotong olehnya.

"Iya-iya, aku paham dan kamu tidak perlu menjelaskannya lagi. Sekarang sebaiknya, kamu pulang kerumahmu untuk ambil pakaianmu, nanti keburu sore dan sekalian kamu mampir kewarung makan untuk membeli lauk matang saja. Soalnya jam segini pasar uda gak ada yang jualan lagi, lagian kamu pasti capek karna sudah membereskan rumahku.", ucapnya dan menyodorkan selembar uang seratus ribuan untuk membeli lauk matang. Aku mengambilnya dan pamit pergi. Tidak lupa, juga aku mengucapkan terima kasih kepadanya.

*********

Next Part 12

Jangan lupa baca part selanjutnya,
Semoga suka😊

Maaf soal typo yang salah,
Terima kasih yang sudah membaca,
Jangan lupa vote & coment👦👮‍♂️

My New Instagram StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang