19. Kejadian Keulang Lagi

16.9K 531 10
                                    

Part 19
⚠️🔞

Selesai berpakaian aku berlalu keruang tamu untuk menonton tv, meskipun demikian aku tak konsen menonton acara ditv itu dan mala terus memikirkan kejadian yang aku alami dengannya hari ini.

"Bengongin apaan?, serius amat?", tanyanya tiba-tiba dan menggeleng pelan. "Pasti soal tadi ya?, aku melakukan kesalahan lagi ya?", tanyanya pelan dan kumenggeleng pelan.

Tiba-tiba saja, dia sudah duduk disampingku. "Ya sudah kalau soal tadi, aku minta maaf lagi ya. Sekarang kita pergi keluar cari makan yuk, aku lapar nih. Aku janji, kamu mau makan apa aja pasti aku turuti.", tawarnya dan kumenggeleng pelan menolak. "Mas aja, aku gak lapar.", tolakku tanpa menatapnya.

"Ya sudah, jika itu mau mu. Aku bungkusin buat kamu aja?, jadi kita makannya dirumah aja. Kamu mau makan apa?", tanyanya dan kumenatapnya sekilas. "Terserah mas aja.", jawabku pelan dan dia mengangguk tersenyum. "Ok, aku berangkat dulu ya. Kamu sendiri dirumah, hati-hati ada hantunya loh?", pamitnya mencoba menakutiku.

Setelah kepergiannya, aku putuskan untuk beristirahat dikamar dan tanpa sengaja aku tertidur. Aku terbangun ketika mendengar ketukan pintu. Dengan langkah gontai, aku berjalan kedepan untuk membukakannya.

"Kok lama sekali bukanya?", tanyanya langsung. "Maaf, aku ketiduran tadi.", jawabku jujur dan berjalan masuk kedalam. Didalam, aku memilih duduk disofa yang diikuti olehnya.

"Nih, aku beliin pecel ayam.", ucapnya dan menyerahkan sebungkus pecel ayam untukku. "Terima kasih, tapi aku gak lapar, kamu aja yang makan. Aku ngantuk mau lanjut tidur lagi ya.", ucapku dan berlalu kekamar.

Saat aku mencoba tidur, tiba-tiba aku merasakannya masuk dan duduk disampingku. "Aku tahu kamu belum tidur, nih uda aku siapkan makanannya. Kamu makan dulu baru tidur. Aku tahu kamu pasti lapar.", ucapnya dan aku segera bangun dari tidurku. Saat aku ingin bicara, tiba-tiba dia langsung menyuapiku.

"Ayo buka mulutmu, aku suapin nih. Kapan lagi, ada polisi ganteng yang menyuapimu.", ucapnya menggodaku. "Memangnya, mas ganteng gitu?", ucapku membalas menggodanya balik.

"Kalau gak ganteng, kamu gak akan mungkin kejar-kejar aku.", jawabnya diselingi tawanya.

"Ngomong-ngomong tanganku pegal nih, kapan kamu mau makan, kamu jangan marah lagi dong.", lanjutnya dan kumengangguk pelan. "Iya-iya, sini aku makan sendiri.", ucapku dan mencoba mengambil piring yang berisikan pecel ayam ditangannya, namun ditahan olehnya.

"Biar aku yang suapin.", ucapnya langsung dan kumengangguk pelan mengiyakan. Selesai makan, aku kembali melanjutkan tidurku. Tak lama, dia masuk kembali dan berbaring disampingku, kemudian langsung memelukku, karna malas meladeninya jadi aku biarkan saja.

Aku merasakan gundukan dicelananya mengeras dan menekan tepat dibelakang. Aku pun tertawa kecil. "Kenapa tertawa?", tanyanya penasaran dan kuberbalik menatapnya, dalam posisi masih berpelukan.

"Kamu kekamar mandi gih, ada yang ingin dikeluarkan tuh.", suruhku dan menuju kearah selakangannya. Dia menatapku tajam dan bisa aku lihat mukanya memerah, karna malu.

"Ka...n a...da ka...mu.", ucapnya gugup. "Ngapaian aku lakukan sendiri.", lanjutnya masih gugup.

Aku menatapnya sekilas dan mencoba melepaskan pelukannya, namun ditahan olehnya. Dia menatapku tajam, namun ada tampang memelas dimukanya itu. Gak tahu perasaan kasian atau aku yang emang lagi horny juga. Akhirnya aku mengangguk pelan mengiyakan tawaranya itu.

'Lagian aku dulu juga pernah melakauinnya dan itu pun aku sendiri yang memaksanya, namun sekarang dia memintanya sendiri.', batinku.


Aku segera merangkak keatas tubuhnya. Terlihat sekali dia menatapku gugup. "Awas aja kalau mas mengeluarkan kata-kata kasar lagi.", bisikku pelan dan dia mengangguk gugup.

Pertama-tama, aku meraba dada bidangnya mencoba menggodanya, kemudian aku dudukkan pantatku tepat diatas tonjolannya itu.

Dia mendesah pelan, saat aku mulai menggoyangkan pantatku diatas tonjolannya itu. Aku menaikan kaosnya sampai sebatas dadanya, kemudian aku mengelus dada bidangnya pelan, karna gak ada penolakan.

Aku menundukan kepalaku dan mulai menciumi dadanya itu. Kedua tanganku memainkan kedua putingnya itu. Desahan demi desahan keluar dari mulutnya, tandanya dia mulai menikmati permainanku.

Aku melanjutkan permainanku, dengan melumat kedua putingnya itu bergantian dan desahannya semakin kuat. Tanganku juga mulai meremas pelan gundukan celananya yang sudah mengeras itu.

Setelah puas, dengan kedua putingnya. Aku menurunkan ciumanku keperutnya yang rata itu, terus kepusarnya dan lanjut menjilati bulu-bulu halus yang tumbuh dibawah pusarnya dan sampailah aku digundukannya itu, yang sudah aku ketahui bentuk dan ukurannya itu.

Aku menjilat dan menggigitnya pelan. "Teringat masalalu.", ucapnya disela desahannya. Aku tersenyum dan kembali melanjutkan aksiku. Pertama-tama aku melepas kait celananya dan menurunkannya.

Aku menatap lama gundukan celana dalamnya itu, sambil mengalihkan pandanganku kearahnya. Dia tersenyum nakal sambil mengedipkan sebelah matanya.

Aku menunduk dan menggigit pelan pada gundukan celana dalamnya yang berwarna hitam itu. Sambil sesekali  menatapnya, aku mulai menurunkan celana dalam itu hingga ke bawah dan mengeluarkan benda besar dan panjang miliknya yang sudah pernah aku rasain itu. Pertama-tama aku menciumi batangnya yang agak berurat itu. Terdengar suara desahan dan racaunya menyebutkan namaku.

Kemudian, aku lanjut menjilati bagian bawah kepala batangnya dan garis bekas sunatnya yang rapi itu. Aku pun memainkan lidahku lama digaris itu yang membuatnya merintih lebih kuat. Lalu aku mulai menjilati pelan kepala batangnya yang berdenyut itu.

Tanganku juga tidak tinggal diam, aku mulai meraba perut ratanya, lalu memainkan kedua putingnya yang membuatnya mengerang keras. Aku lalu memasukan seluruh batangnya kedalam mulutku dan memaju mundurkan mulutku. Kedua bijinya itu pun tak luput dari permainanku. Tak lama kemudian dia mengerang, menarik rambutku pelan dan mendesah meneriaki namaku. Aku pun semakin mempercepat gerakan mulutku, tiba-tiba tubuhnya mengejang, ia mengerang agak keras, dan “croot… croottt.. Aaaaahhhhh...” spermanya pun keluar didalam mulutku. Tanpa pikir panjang, aku telan semua spermanya yang hangat dan kental itu. Setelah itu, aku jilat bersih semua sisa spermanya yang menetas disekitaran batangnya, kemudian aku naikan celana dalam dan celana jeansnya aku pasang kembali, tidak lupa juga aku menurunkan bajunya.

Dia menatapku lama, kemudian tersenyum kecil dan mengucapkan terima kasih. Aku pun mengangguk pelan mengiyakan.

Setelah itu, aku bergegas kekamar mandi untuk membersihkan mulutku. Aku kembali kekamar dan saat naik keatas ranjang, tiba-tiba dia menarikku kedalam pelukannya dan mencium keningku sekilas. "Terima kasih", ucapnya pelan dan kumengangguk pelan mengiyakan. Aku pun tertidur dengan posisi berada dipelukannya dan rasanya sangat nyaman.

*********

Next Part 20

Jangan lupa baca part selanjutnya,
Semoga suka😊

Maaf soal typo yang salah,
Terima kasih yang sudah membaca,
Jangan lupa vote & coment👦👮‍♂️

My New Instagram StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang