"Oh, dia yang namanya Kis Wu"
"Please deh Jess, tadi terkejut dan sekarang kau biasa saja. Jangan sok cool deh"
"Emang harus selebay itu ya ekspesi terkejut. Ku rasa aku sudah terkejut tadi"
"Kau tau Jess, dia itu orang paling dingin di kantor ini, bahkan pada ibunya sendiri"
"Jangan Lebay deh Taeng, emang kamu kenal dekat sama dia?"
"Tau deh Jess, males aku debat sama kamu. Ayuk kembali kerja lagi, atau kau mau ber malam disini?"
"Ah.. Jam lima sore ternyata. Ayo"***
"Hallo sayang, kau masih di Kantor?"
..........
"Oke, aku akan kesana sekarang"
Victoria mengambil tas Gucci keluaan terbarunya lalu masuk ke dalam mobil yang akan mengatarkannya ke tempat kerja suaminya.@Mr. Wu's room
"Sayang. Bagaimana persiapan untuk acara besok?"
"almost finish"
"Kalau begitu aku akan melihatnya sendiri"
"Pergilah, aku masih banyak kejaan. Hati-hati"
Victoria keluar dari ruangan sang suami menuju tempat untuk acara ulang tahun peusahaannya besok. Diamatinya bebeapa pekeja yang sedang sibuk memasang penak penik dekoasi untuk mempeindah ruangan. Ia menghampiri Taeyeon yang sedang berbicaa dengan pemasang goden.
"Hallo Taeyeon. Bagaimana pesiapan untuk besok?"
"Hallo Aunty. Ini sudah 95% selesai. Tinggal hiasan di meja dan bunga untuk menghiasi mimbar"
"Catheringnya bagaimana?"
"Done Aunty"
"Pastikan email untuk para tamu undangan sudah tekirim semua dan terkonfirmasi"
"Tenanglah Aunty. Semua sudah kulakukan, lihat semua woklist-ku sudah ku checklist. Untuk media yang ingin mereview acara dilakukan besok pagi jam 10:00. Jadi ku harap Aunty dan Uncle akan datang tepat waktu"
"Taeng, kita kekurangan bunga mawar" seru Jessica dari pojok ruangan. Saat yang diajak bicaa tidak membeikan sahutan bejalan kearah Taeyeon yang sedang asik berbincang.
"Taeng.." Seru Jessica.
Dua orang perempuan itu menoleh kearah Jessica. Betapa tekejutna Jessica melihat lawan bicara temannya itu. Perempuan itu adalah perempuan yang sama dengan perempuan yang ia temui di laboratorium satu bulan lalu.
"Aunty..."
"Jessi.." Kata mereka bersamaan.
"Kenapa kau disini?" Tanya Victoria.
"Saya membantu Taeyeon meangkai bunga. Aunty saudara Taeyeon ya?"
"Aku kesini melihat pesiapan untuk acara besok, suamiku kerja disini".
"Begini Jess, beliau adalah...." Saat Taeyeon ingin memperkenalkan siapa Victoria sebenarnya, sebelum perkataannya selesai Victoria menyela lebih dulu sebelum identitasnya terungkap.
"Taeyeon, ada yang ingin aku bicarakan" Victoria menarik lengan Taeyeon agar ikut dengannya.
Di luar hall room...
"Taeyeon, ku mohon jangan katakan apa-apa pada Jessica mengenai siapa aku, biarkan saja aku dikenal sebagai Victoria biasa, bukan pemilik perusahaan ini". Jelas Victoria.
"Aunty selalu saja, apa salahnya dia tahu bahwa Aunty adalah aristokrat pemilik kerajaan Wu"
"Aku akan lebih nyaman dipandang sebagai Victoria, tanpa embel-embel Wu"
"Ah... selalu saja, kau tahu bibi kau itu sangat klise. Banyak orang diluar sana yang mendambakan apa ang kau miliki saat ini. Yah, mungkin itu yang membuat Auncle lebih memilihmu sebagai istri disbanding perempuan-perempuan lain"
"Nah itu kau tau. Aunty pergi dulu nya. Salam untuk Jessica"****
Esok Hari pukul 10:00, Konferensi pers sebelum acara puncak ulang tahun perusahaan. Pagi itu kantor pusat Wu Corp. telah dibenuhi oleh para awak media yang bertugas meliput acara ini."Taeng, semua sudah siap. Para wartawan sudah mempersiapkan diri" Kata Jessica.
"Ok, kalau begitu tinggal menunggu keluaga Wu datang, kau sudah siap?"
"Sudah"
"Bagus, kalau begitu tetaplah disampingku selama jalannya acara ini"
Jessica dan Taeyeon duduk di bagian kursi wartawan paling belakang. Taeyeon sibuk mengotak atik smartphone-nya, sedang Jessica sibuk mengamati para wartawan yang sedang siibuk dengan alat mereka masing-masing.
"Mr. wu datang, silahkan masuk" Ucap salah satu wartawan.Mr. Wu memasuki ruangan diikuti oleh Kris dan ang teakhir adalah Victoria.
"Baikklah acara iki dimulai, silahkan bapak direktur" ucap Mc acara membuka pertemuan.
Taeyeon dan Jessica masih duduk dibangkunya. Tapi Jessica tidak memperhatikan siapa saja yang duduk di depan. Jessica sibuk dengan ponselnya. Seandainya ia memperhatikan siapa perebuan yang duduk disamping kanan sang direktur niscaya ia akan kaget.
"Taeng, aku keluar dulu. Ayahku menelepon"
"Ok, cepat kembali kalau sudah selesai"
Jessica buru-buru keluar ruangan untuk mengangkat telfon yang bordering sejak tadi. Setelah selesai telfon ia kembali ke ruangan pertemuan. Betapa terkejutnya ia saat puluhan sorot kamera yang mengarah padanya dan mengambil foto tanpa seizinnya. Namun hal yang lebih mengejutkan lagi adalah Victoria yang duduk disamping CEO mengatakan "Iya, dia adalah calon menantuku. Pernikahan dilakukan dua minggu lagi sebagai kado untuk perusahaan ini"TBC
[maaf kalo banyak typo, bahasanya rancu, gak nyambung, and gak ada fellnya]
YOU ARE READING
Million Roses
Fiksi PenggemarApa jadinya bila seorang Kris Wu yang merupakan pewaris perusahaan besar 'Wu Corporation" dijodohkan dengan seorang gadis biasa yang hanya seorang penjual bunga bernama Jessica? Mampukah seorang Jessica melunakkan kerasnya hati seorang Kris? Ma...