"ARRGGHH!!" sudah sejak sepuluh menit yang lalu ia mengerang kesakitan sambil menjambak rambutnya untuk mengurangi rasa itu dikepalanya. Namun nihil, tak berhasil, bahkan kini peluhnya menetes, napasnya sesak hinga tubuhnya terkulai lemah setengah sadar.
"Arrhhgghh.. hyu...ung... ap..ppo.."
BRAK!
Akhirnya pintu kamar terbuka, dengan samar ia melihat seorang namja berlari ke arahnya dengan panik. Dilemparnya seluruh barang yang ia bawa. Ya. Satu jam yang lalu kakaknya pamit pergi ke market membeli beberapa bahan makanan. Dan saat itulah ia merasa kesakitan..
"Donghae.. gwaenchana?? Saeng...??"
Donghae. namja yang tengah kesakitan tadi dan bergulung di ranjangnya itu tak mampu menjawab pertanyaan sang Hyung, Heechul.
Namja berambut blonde agak panjang itu kemudian membongkar isi laci meja dongsaengnya mencari sesuatu. Sampai ia menemukan belasan pil dalam botol bening, mengambil dua butir lalu menyuruh Donghae menelannya begitu saja.
Beberapa saat kemudian keadaan menjadi lega, Donghae sudah tidak merintih lagi dan kini malah meringkuk dalam balutan selimut tebal. Heechul tak kuasa menahan rasa melihat keadaan dongsaengnya yang seperti itu. di usapnya lembut surai Donghae hingga anak itu tertidur tenang.
"Hae-ya.. kau harus sembuh Hae, jangan buat hyung selalu ketakutan seperti ini.." paraunya.
::
::
"benturan di kepala dongsaeng anda cukup keras, bahkan ternyata masih ada pendarahan di sana setelah operasi itu.. sekarang ini hanya keajaiban yang bisa menyelamatkannya,."
Heechul terpukul keras mendengar penjelasan itu. bahkan ia tak sanggup menatap Donghae di sebelahnya yang sudah menunduk dari tadi. Hanya meremas tangannya untuk sekedar memberi ketenangan pada dongsaeng satu-satunya. Kecelakaan yang di alami Donghae beberapa waktu lalu menjadi penyebab dari penderitaan ini.
"lalu bagaimana keadaannya?"
"jangan melakukan pekerjaan yang membahayakan atau membuatnya berpikir yang membuatnya terbeban.. setidaknya itu akan mengurangi rasa sakit di kepalanya.."
"apa.. aku akan mati?" pertanyaan Donghae yang membuatnya semakin tak kuasa, pertanyaan yang tidak ingin ia dengar jawabannya.
"Donghae, jangan pikirkan apapun.." ujar uisanim "kau harus punya semangat yang tinggi, kau lihat, hyungmu sangat menyayangimu.. berjuanglah demi dia.."
Jawaban macam apa itu?
Donghae hanya ingin berapa waktu yang ia punya sekarang.. "sampai kapan aku akan hidup? Berapa lama waktu yang ku miliki?"
"Donghae! jangan bicara lagi.." sergah Heechul.
"aniya, hyung.. aku harus tahu.." isaknya "aku harus tahu sampai kapan aku bisa melihat hyung.."
Hiks..
Hiks..
::
::
::
::
Drap!
Drap!
Suara langkah menuruni tangga. Heechul menoleh setelah meletakkan masakannya di atas meja. Dilihatnya dongsaeng kesayangannya sudah rapi dengan seragam sekolah musim panas. Kemeja putih lengan pendek yang ia tutup dengan jaket biru muda.
"Hae-ya, gwaenchana?" masih ia ingat kejadian semalam saat Donghae tengah kesakitan. "jika kau masih merasa sakit sebaiknya tidak sekolah dulu.." lembutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
하루OneDay ❇️
FanfictionOneShoot Donghae and others.. Just keep reading chingudeul.. Gumawo saranghae.. ^^ ::