• 7

4K 359 2
                                    

"Ara. Kamu kmna sih??" Ali mengacak rambutnya frustasi. Sejak hari itu— hari dimana Ara marah dan akhirnya menghilang, sampai sekarang Ali nggak tau gimana kabar Ara. Ditelfon, nggak diangkat. DiSMS, nggak dibales. Line, nggak dibales. Bbm, nggak dibales. Kemana coba Ara?!

"Li." Ali menengok. Disana, ada Bara yg sedang menatapnya.

"Apa?"

"Ara nyariin lo—"

"GUE JUGA NYARIIN DIA! DIA KEMANA?!" Ali langsung memotong ucapan Bara dgn cara berteriak.

Bara. Lelaki itu hanya bisa menghela nafas. Ali. Lelaki itu tolol sekali. Dia pacaranya Ara kan? Kok dia nggak tau kalo pacarnya sedang dirawat?

"Ara ada dirumah sakit." Jawabnya tenang. Ali langsung diam. Ara dirawat? Kok dia nggak tau?

"Lo nggak ush sot—"

"Gue nggak sotoy Li. Kemaren, dia bbm gue. Dia bilang, dia dirawat. Pas gue nanya knpa dia bisa dirawat, dia nggak jawab. Malah ngasih tau alamat dimana dia dirawat. Dan kmrn dia juga bilang, bilang ke Ali kalo dia dirawat. Setelah itu, bbm gue cuma diread doang." Jelas Bara. Ali hanya diam dgn pandangan yg kosong.

"Mangkanya Li, jadi cowo itu jangan terlalu fok—"

"Anterin gue ke rumah sakit tempat Ara dirawat."

ヮヮヮ

"Dia itu kemaren jatoh dri tangga. Jidatnya kebentur sama ujung tangga. Dan akhirnya robek. Jadinya dijait. Dan karna itu, darahnya keluar banyak. Dan dia kehabisan darah. Trus, sekarang dia masih kritis karna darahnya masih kurang." Jelas Rama —Rama Damara. Kakak kandung Ara yg umurnya sudah 23 tahun.— menjelaskan kejadian yang menimpa Ara.

"Darahnya apa kak?"

"AB."

Tuhan, itu darah susah banget dicarinya.

"Sekarang dia masih dalam keadaan kritis ya Kak?"

"Iya."

ヮヮヮ

Disana. Prilly dan Saudaranya sedang duduk termenung dikelas.

"Geuning hening kieu?" (Kok hening gini?) Nabila berucap dgn bahasa sunda-nya. Wildan, Bina, Kholis, Prilly, Yodan dan Chandra hanya menghela nafas.

"Gue belum ngerjain peer nyet." Ucap mereka berbarengan. Nabila hanya membulatkan mulutnya.

"Peer fisika kan? Nabila ud—"

"LIAT DONG!"

"Ada ditas Nabila. Ambil aja."

ヮヮヮ

"Yang nggak ngerjain peer. Maju kedepan!" Bu Mega —guru Fisika— yg terkenal galak dan judes akhirnya msk kekelas. Seketika, kelas hening. Acara heningkan cipta diadakan mendadak. Dengan nada bataknya, menambah kesan yang amat sangat judes. Tpi aslinya, Bu Mega baik.

"Maju! Nggak ada yang mau maju?!" Bu Mega teriak. Akhirnya, beberapa murid yang nggak ngerjain peer, maju kedepan.

"Bu! Kalo misalkan ngerjainnya disini, apa saya harus maju juga?" Tanya seorang laki-laki.

"Ya. Harus tetap maju."

Mampus.

Prilly, Chandra, Yodan, Wildan, Kholis dan Bina langsung menoleh satu sama lain.

"Bu. Prilly, Wildan, Chandra, Yodan, Bina sama Kholis ngerjain disini Bu. Kok mereka nggak maju?" Lelaki tadi bertanya. Lagi.

"Yang disebut. Maju! Cepat!" Prilly dan Saudaranya langsung maju kedepan dengan cepat.

"Yang didepan. Potong rumput liar dibelakang dengan gunting kuku. Lalu, pel lapangan sekolah yang bersih. Dan yang terakhir, beresin beberapa buku diperpustakaan dengan abjad yang benar!" Bu Mega menjelaskan hukuman dengan sadis (?*lebay,😂). Yang maju kedepan hanya pasrah,

"Baik Bu."

ヮヮヮ

Yahhh, lesung pipitnya kena hukuman dehh 😂😂. Siapa tuh yg bantuin Kholis? 😂😂😂.

***** yg mau ngelapin keringetnya Kholis siapa???!!!! 😆😆😂😂.

Boyfriend From LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang