Matahari memancarkan sinarnya menandakan bahwa pagi telah tiba menggantikan sang malam, Kezia naik di mobil putih milik kakanya, hadiah ulang tahun kakaknya tahun lalu. Tak lama setelahnya, terlihat Keira kakak perempuan Kezia yang terlihat kesusahan dengan gitar yang di bawahnya."Lo!" Tunjuk Keira kepada adik perempuan satu-satunya itu, yang ditunjuk justru memberikan cengiran lebarnya kepada sang kakak.
"Bantuin gue bego, berat nih." Kezia menatap kakaknya malas dan bergegas turun dari tempatnya duduk dan membantu Keira sebelum gadis yang berjarak 1 tahun di atasnya itu mengamuk.
"Gitu kek dari tadi." Kezia hanya mendengus kecil mendengar perkataan sang kakak dan bergegas lagi naik ke mobil Keira.
Suasana mobil sangat sunyi, membuat Kezia mengarahkan tangannya ke arah radio dan menyalakannya.
"Selamat pagi semua, balik lagi sama gue Intan. Hari ini untuk menemani kalian yang mungkin lagi otw sekolah ataupun udah di sekolah, bakalan gue puterin satu lagu untuk mengisi hari pertama sekolah kalian." Perlahan terdengar alunan lagu yang lumayan familiar bagi telinga Kezia.
"Work from Rihanna. Enjoy the music and have a nice day!" Setelah itu, alunan lagulah yang mengisi kesunyian diantara kakak beradik itu.
"Gimana rasanya balik ke Jakarta?" Kezia menatap Keira sebentar,
"So far nice, berasa pulang ke tempat dimana seharusnya gue berada."
Keira mengulum senyumnya, walaupun dulu mereka sangat dekat namun sekarang setelah bertemu kembali dengan Kezia versi remaja mulut Keira seakan kaku, dirinya masih merasa asing dengan gadis di sebelahnya yang nyatanya adalah adiknya.
"How was Singapur? Gue pikir lo ga bakalan balik karena terlalu betah disana." Keira mencoba memancing Kezia untuk bercerita lebih namun yang di dapatkannya hanya satu kalimat yang keluar dari mulut Kezia.
"Maunya gitu, tapi mama ga mau aku sendirian disana, jadinya aku harus ikut kemauan mama untuk tinggal di Indonesia." Ada helaan nafas panjang, seakan menunjukan bahwa nyatanya Kezia baik-baik saja walau tanpa Keira.
Keira mengulum bibirnya mencoba menunjukan sesimpul senyuman kepada Kezia, namun yang didapati Kezia bukanlah senyum menenangkan khas kakaknya, namun justru senyum paksaan.
Kezia melemparkan pandangannya ke arah luar yang menunjukan hiruk pikuk perkotaan, lebih memilih menatap pemandangan tersebut dari pada menatap Keira yang berpura-pura baik-baik saja.
-------
Dulu dirinya dan Keira bagaikan kembar, kemana-mana pasti berdua tak ingin terpisahkan. Keira sangat menyayangi Kezia dan begitupun sebaliknya. Namun ketika beranjak dewasa, dirinya mendapati Papa dan Mamanya yang selalu bertengkar, Keira selalu menyelinap masuk ke kamar Kezia dan menutup telinganya serta membisikan bahwa semuanya baik-baik saja.
Namun hari itu tiba, ketika Mamanya masuk ke kamar dan mulai membereskan satu persatu baju Kezia.
"Baju aku mau dikemanain, Ma?" Hanya itu yang bisa dikatakannya, Keira juga yang berada disitu memandang Mamanya bertanya.
"Mama sama Papa ga bisa sama-sama lagi, kita bakalan pindah ke Singapur." Keira menatap wajah mamanya lama, lalu setetes air mata meluncur.
"Sama Kak Keira juga kan?" Mamanya menggeleng membuat Keira mundur teratur menjauhi mamanya.
"Kak Keira bakalan tinggal sama Papa."
Keira menatap Mamanya, "Aku gamau pisah sama Kezia, Ma"
"Mama ga punya cukup uang buat bawa kalian berdua, Mama harus milih. Kezia masih kecil, jadi kamu bakalan tinggal sama Papa dan Kezia dengan Mama."
Setelah itu mamanya menarik Kezia keluar rumah, diikuti dengan Keira yang menangis di belakangnya namun tak dihiraukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FOOLS (ON GOING)
Teen FictionPrevious Title : Untitled. ----- Kenalin gue Aldo Harith." Terdengar kekehan kecil dari Kezia saat Aldo menyerahkan tangannya kehadapan Kezia, seakan sebelumnya mereka belum pernah bertemu, seakan saat ini adalah pertama kali mereka berdua bertemu. ...