SNSD part 5

835 66 2
                                    

Mi Young's POV
Hari ini adalah hari pertamaku menyandang status sebagai yeojachingu atau mungkin calon istri Siwon-ssi. Ani.. maksudku Siwon Oppa. Kami memutuskan untuk mengubah nama panggilan kami agar orang-orang tidak curiga. Dia memanggilku dengan sebutan Chagi sesuai dengan keinginannya dan aku memanggilnya dengan sebutan Oppa. Sebuah panggilan umum dari seorang yeoja pada namja yang lebih tua menurutku, tapi entah kenapa dia terlihat begitu menyukainya.
Penampilanku terlihat sempurna dengan dress brukat selutut berwarna merah muda, make up berwarna peach minimalis dan rambut bergelombang yang kubiarkan tergerai. Hari ini Siwon Oppa akan membawaku menemui kedua orangtuanya terlebih dahulu. Akupun setuju, meyakinkan keluarganya jauh lebih sulit dibandingkan keluargaku, kurasa. Mengingat posisi ku yang berada dalam kondisi 'membutuhkan dukungan'.
Terdengar bunyi bel dari pintu utama. Kulirik jam di dinding kamar. Pukul 07.00 tepat. Siwon Oppa-kah? Pertanyaanku terjawab saat tak lama setelah itu seseorang mengetuk pintu kamarku.
"Masuk!" Jawabku dari dalam kamar, tak lama kemudian menyembulah kepala Tae Yeon Eonni dari balik pintu kamarku.
"Eonni? Mianhe, kukira tadi Hong Ahjumma."
"Hong Ahjumma sedang menyiapkan sarapan. Di depan ada tamu, seorang namja, dia mencarimu Mi Young-a." Kata Tae Yeon Eonni dengan raut wajah sedikit cemas. Dia memang menjadi sedikit paranoid setelah insiden pulangnya Jung Soo Oppa dalam keadaan mabuk malam itu.
"Ah.. Dia sudah datang. Ternyata dia termasuk orang yang tepat waktu."
"Omo! Kau mengenalnya? Nugu?" Tanyanya kali ini dengan ekspresi terkejut.
"Siwon Oppa." Jawabku singkat sambil mengecek sekali lagi penampilan di depan cermin rias.
"Siwon? Siapa dia? Apa hubunganmu dengannya sehingga kau memanggilnya dengan sebutan Oppa?" Tanya Tae Yeon Eonni beruntun.
"Dia itu Choi Siwon, Eonni. Dan usianya lima tahun lebih tua dariku. Kalau bukan Oppa, lalu aku harus memanggilnya apa?"
"Aish.. Eonni tahu itu hanya alasanmu saja. Ayo katakan siapa dia sebenarnya?" Tanyanya lagi sedikit memaksa.
"Sudah ya Eonni. Oya, pagi ini aku tidak sarapan di rumah atau mungkin juga tidak makan siang. Jadi tidak usah menungguku." Kataku sambil memburu pintu kamarku tanpa terlebih dulu menjawab pertanyaannya.
"Ya! Mi Young! Hwang Mi Young! Bagaimana kau bisa pergi begitu saja tanpa menjelaskan apa yang terjadi pada Eonni?!" Katanya setengah berbisik mengikuti langkahku.
Siwon Oppa terlihat sedang duduk di ruang tengah saat aku menemuinya. Dia mengenakan kemeja biru berlengan panjang yang dilipat sebatas siku dan celana panjang berwarna krem. Penampilannya begitu berbeda dengan pertemuan-pertemuan kami sebelumnya. Hari ini dia terlihat lebih... Apa ya... Tampan? Aish.. Hwang Mi Young sadarlah! Sekarang bukan saatnya memikirkan hal tidak penting seperti itu. Cepat-cepat kusingkirkan pikiran tentangnya dari kepalaku.
Siwon Oppa yang menyadari kehadiranku bangkit dari duduknya dan tersenyum lembut ke arahku.
"Kau sudah siap?" Tanyanya lembut, "You look so perfect in pink, Chagi-ya." Tambahnya.
Pipiku terasa panas karena mendengar pujiannya. Hati yeoja mana yang tidak akan melayang dipuji oleh seorang namja tampan sepagi ini.
"Ehem.." Suara batuk Tae Yeon Eonni menginterupsi 'romansa pagi' kami.
"Emm.. Oppa, kenalkan ini kakak iparku, Tae Yeon Eonni."
Siwon Oppa tersenyum lalu mengulurkan tangan kanannya ke arah Tae Yeon Eonni.
"Choi Siwon imnida."
"Hwang Tae Yeon imnida." Balas Tae Yeon Eonni sambil menerima uluran tangan Siwon. "Kurasa aku pernah melihatmu. Tapi dimana ya?" Tae Yeon Eonni tampak berpikir sejenak. "Ah.. Matta! Bukankah kau namja yang waktu itu mengantar Mi Young pulang?"
"Ye, benar Noona." Jawab Siwon Oppa sopan.
"Ah.. Mianheyo, saat itu aku tidak sempat mengucapkan terima kasih dan malah menyambutmu dengan kejadian memalukan itu."
"Ghwenchanayo, Noona."
"Oya, kalau boleh aku tahu sepagi ini kau dan Mi Young akan pergi kemana?"
Siwon Oppa sudah bersiap menjawab pertanyaan Tae Yeon Eonni, tapi segera kusela dengan perkataanku.
"Oppa, ayo kita pergi. Nanti terlalu siang." Kataku sambil menarik tangan Siwon Oppa.
Siwon Oppa terlihat bingung dengan sikapku, tapi dia segera mengerti. "Baiklah, kajja! Noona, aku permisi dulu. Lain kali aku akan berkunjung lagi."
"A.. Ne.. Hati-hati dijalan Siwon-ssi." Katanya ramah dalam kebingungan.
Kupeluk Tae Yeon Eonni untuk berpamitan.
"Kau berhutang penjelasan padaku Mi Young." Katanya pelan di telinga kananku.
"Arassoyo Eonni. Aku pergi dulu. Bye.." Jawabku sambil mencium pipi kanannya dan segera berjalan ke luar rumah menuju mobil Siwon Oppa.
End of Mi Young's POV
*******
Author's POV
Jantung Mi Young berdegup kencang saat mobil yang dikendarai Siwon memasuki halaman sebuah rumah bercat putih dengan gaya Eropa. Bukan karena ukuran rumah itu yang luasnya hampir separuh dari lapangan sepakbola, tapi karena apa atau lebih tepatnya siapa yang ada didalamnya. Tidak dapat dipungkiri kalau dirinya sangat gugup. Bagaimanapun juga, ini adalah pertama kalinya dia berkunjung ke rumah seseorang yang akan menyandang status sebagai mertuanya. Terlepas dari atas dasar apa pernikahan itu dilakukan, tapi tetap sama saja bukan?
"Ghwenchanayo Chagi, tenanglah. Bersikaplah seperti dirimu yang biasanya. Aku yakin mereka akan menyukaimu." Siwon yang menyadari kegugupan Mi Young berusaha menenangkannya.
"Tetap saja." Jawab Mi Young.
"Tenanglah. Orang tuaku tidak memakan orang, Chagi. Kalaupun iya, tidak yeoja secantik dirimu." Goda Siwon.
Mungkin kalau dalam keadaan biasa dan suasana hatinya sedang tenang, pipi Mi Young pasti sudah memerah mendengarnya. Tapi tidak untuk sekarang, disaat rasa khawatir dan gugup tengah menguasai dirinya.
"Cobalah untuk menarik nafas panjang lewat hidung dan menghembuskannya perlahan lewat mulutmu. Aku sering melakukannya jika merasa tegang saat akan memimpin presentasi." Saran Siwon.
Mi Young mengikuti saran Siwon. Dia menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan lewat mulut. Mencoba untuk merelaksasikan dirinya. Siwon yang masih duduk di kursi kemudi itupun tersenyum melihat kelakuan yeojanya itu.
"Kau sudah siap?" Tanyanya kemudian.
"Ne." Jawab Mi Young singkat.
Siwon pun membuka sabuk pengamannya sendiri, lalu membuka sabuk pengaman Mi Young. Membuat mereka harus berada dalam jarak yang cukup dekat. Mi Young dapat mencium wangi tubuh namja itu. Dan entah kenapa hal itu membuat jantungnya berdetak lebih kencang dibandingkan saat rasa gugup tadi menyelimutinya.
Mi Young hanya terpaku memandang lurus dengan tatapan yang kosong hingga akhirnya panggilan lembut itu terdengar lagi ditelinganya.
"Kajja, Chagi." Ajak Siwon yang entah sejak kapan turun dari mobil dan membukakan pintu untuknya.
"Selamat datang Tuan Muda.." Sapa seorang Ahjumma sambil membungkukan tubuhnya saat mereka memasuki rumah itu. "Sarapannya sudah siap Tuan. Nona dan Nyonya sudah menunggu di ruang makan." Tambahnya lagi.
"Arasso. Gomawoyo Ahjumma." Kata Siwon padanya. "Kajja Chagi." Katanya sambil menengok ke samping, tapi dia tidak menemukan Mi Young disitu. Siwon kemudian berbalik menghadap ke arah Mi Young yang berjalan di belakangnya.
"Kenapa kau berjalan di belakangku Chagi? Kau bukan sekretarisku. Kau adalah kekasihku, calon istriku. Jadi, berjalanlah di sampingku." Kata Siwon lembut. Tangannya kemudian meraih tangan Mi Young dan menggenggamnya erat. Seketika itu juga Mi Young merasa hatinya begitu berbunga-bunga. Ini adalah pertama kalinya Siwon menyentuhnya dalam arti lain di luar jabatan tangan tentunya. Dan dia merasa sangat bahagia. Meskipun dia sendiri juga tak tahu kenapa.
Cukup lama Mi Young menerka-nerka dirinya sendiri, mencari jawaban atas apa yang sebenarnya dia rasakan terhadap Siwon hingga dia tidak menyadari bahwa mereka telah sampai di pintu ruang makan keluarga Choi.
Terlihat seorang yeoja muda berambut panjang dan seorang ahjumma paruh baya tengah duduk menunggu di kursi meja makan. Saat mendengar ada langkah kaki yang mendekat, serempak mereka berdua menoleh.
"Omona. Mi Young Eonni!" Pekik Soo Young saat menyadari siapa yang datang. Dia kemudian berlari ke arah Mi Young dan memeluknya. "Aku kira tamu spesial yang Oppa undang untuk sarapan itu siapa, tidak tahunya Eonni." Lanjutnya lagi sambil melepaskan pelukannya.
"Bogoshipoyo Youngie." Balas Mi Young kemudian. Beberapa saat kemudian mereka saling melepaskan pelukan karena menyadari kehadiran seseorang lagi di ruangan ini.
"Annyeonghaseyo Eomma." Kata Siwon sambil melangkah menuju meja makan.
Nyonya Choi yang sedari tadi memerhatikan mereka termangu sesaat setelah melihat sosok yeoja yang belum pernah dia lihat sebelumnya.
"Siwon, siapa yeoja ini?" Tanyanya kemudian.
End of Author's POV
Mi Young's POV
"Siwon, siapa yeoja ini?" Tanya seorang wanita paruh baya dengan nada kurang bersahabat. Dari panggilan yang Siwon Oppa berikan padanya sepertinya dia adalah ibu Siwon Oppa, Nyonya Choi.
"Aigo.. Imo, jangan galak-galak begitu. Ini adalah Mi Young Eonni. Yeojachingu Siwon Oppa." Jelas Soo Young tanpa diminta.
"Diamlah Choi Soo Young. Imo tidak bertanya padamu!" Hardik Nyonya Choi yang langsung membuat Soo Young terdiam dan menundukan kepalanya.
"Chagi ini adalah Eommaku, perkenalkanlah dirimu." Kata Siwon Oppa pada akhirnya.
"Annyeonghaseyo, Hwang Mi Young imnida." Kataku memperkenalkan diri sambil membungkukan badan.
"Chagi? Rupanya kalian sudah memiliki panggilan khusus. Jadi, kau adalah yeoja itu?" Kata Nyonya Choi dengan penekanan pada kata yeoja yang diucapkannya.
"Ne?" Tanyaku tak mengerti.
Nyonya Choi menatapku lekat-lekat, dari ujung rambut sampai ke ujung kaki. Seperti akan mengulitiku dengan pandangannya yang mematikan.
"Kau tidak terlalu cantik, penampilanmu pun biasa saja. Tidak ada yang istimewa. Aku heran apa yang membuat puteraku jatuh cinta padamu." Katanya dengan nada merendahkan.
"Eomma, geumanheyo." Pinta Siwon Oppa pada ibunya.
"Eomma kira kita hanya akan sarapan bersama. Tapi ternyata kau telah membawa tamu tak diundang pagi ini Siwon!"
"Mianheyo jika kedatanganku mengganggu, Ahjumma." Kataku pada akhirnya.
"Ahjumma? Siapa yang mengizinkanmu memanggilku begitu? Apa kau pikir aku ini adalah salah satu pelayanmu?" Kata Nyonya Choi dengan nada yang mulai meninggi.
"Eomma. Bisakah Eomma bersikap lebih sopan padanya? Bagaimanapun juga dia adalah tamuku." Kata Siwon Oppa dengan sedikit emosi.
"Sopan? Haruskah aku bersikap sopan pada seseorang yang memiliki niat buruk dan tidak sederajat dengan keluarga kita Siwon?"
"Apa maksudmu Eomma?"
"Kenapa tidak langsung kau tanyakan saja pada yeoja disampingmu itu? Apa motif dibalik kedekatannya selama ini denganmu!"
Tidak ada yang bisa kulakukan selain berdiri mematung sembari mengeratkan genggamanku pada tangan Siwon Oppa. Memang benar aku memiliki niat lain dibalik kesediaanku untuk menikah dengan Siwon Oppa. Tapi aku bukan seorang yeoja murahan. Aku masih memiliki harga diri. Mataku terasa panas, rasanya ingin sekali menangis. Aku sudah tidak tahan lagi. Tepat disaat air mataku sudah tergenang dan hampir jatuh membasahi pipi, seseorang datang menghampiri kami dari arah belakang.
"Yeobo, geumanhe! Kalau acara penyambutan yang kau siapkan seperti ini, bisa-bisa calon menantu kita ini kabur karena ketakutan."
Seketika wajah Nyonya Choi yang tadinya terlihat garang, berubah menjadi cemberut.
"Aish! Yeobo. Seharusnya kau datang sedikit lebih lama, adegan ini belum mencapai klimaks." Protes Nyonya Choi.
"Imo benar. Kita kan belum sempat melihat adegan dimana Siwon Oppa menghapus air mata Mi Young Eonni." Kata Soo Young dengan bibir yang mengerucut.
Aku yang tidak mengerti dengan semua ini hanya menatap wajah Soo Young dan Nyonya Choi bergantian. Keduanya tersenyum manis ke arahku.
"Apa kau terkejut dengan acara penyambutan kami?" Tanya Nyonya Choi. Dia kemudian berjalan ke arahku dan memelukku erat. "Selamat datang di keluarga Choi menantuku." Bisiknya lembut di telingaku. Acara berpelukan kami pun harus berakhir karena teriakan Siwon Oppa.
"MWO? Jadi kalian mengerjaiku dan Mi Young? Eomma!"
End of Mi Young's POV
*********
Author's POV
"Kau mau tambah lagi supnya, Chagi?" Tanya Nyonya Choi pada Mi Young.
"Aniyo, Ghamsahamnida Ahjumma." Tolaknya dengan sopan.
"Mwo? Ahjumma? Mulai sekarang kau harus memanggil kami Eomma dan Appa."
"Ne? Ah.. Ye.. Eomma." Kata Mi Young sedikit sungkan.
"Aigo.. memantuku ini memang manis sekali." Puji Nyonya Choi sambil menggenggam tangan Mi Young. Hari ini Mi Young duduk di sebelah Nyonya Choi, menggantikan posisi Soo Young yang biasanya menempati kursi itu.
"Kalau begitu karena kau tidak suka ikan, makanlah ayam ini lebih banyak." Kata Nyonya Choi lagi sembari menyodorkan piring yang berisi ayam kehadapannya. Mi Young hanya tersenyum sambil mengambil sepotong ayam dan memakannya.
"Sepertinya kita harus memindahkan Soo Young kembali ke tempat duduknya semula sebelum Eomma merubah Mi Young menjadi shikshin juga Appa." Gurau Siwon.
"Aku setuju!" Timpal Soo Young. "Tidak ada yang menaruh lauk ke mangkuk nasiku hari ini. Dan itu membuatku harus menerima tatapan sinis dari Oppa karena terlalu banyak menambah." Lanjutnya.
"Mereka benar yeobo. Aku bahkan harus meneguk air berkali-kali karena mangkuk supku sudah kosong." Protes Tuan Choi juga.
"Aish..! Kalian ini mengganggu kami saja. Tidak ada salahnya jika aku memperlakukan Mi Young seperti itu kan? Sebentar lagi dia akan menjadi puteriku juga."
"Imo, Geumanheyo. Kau terlalu berlebihan." Celetuk Soo Young namun Nyonya Choi tidak menghiraukannya.
"Kalau begitu, kita harus secepatnya datang ke rumah Mi Young dan melamarnya secara resmi. Bagaimana menurutmu yeobo?" Tanya Tuan Choi pada istrinya.
"Aku setuju denganmu. Sudah tak sabar rasanya menjadikan Mi Young menantuku." Jawab Nyonya Choi tanpa mengalihkan pandangannya dari Mi Young.
"Aku juga. Sudah tak sabar rasanya berbelanja bersama keponakanku." Celetuk Soo Young asal tapi sukses membuat Mi Young tersedak mendengarnya.
Siwon berubah panik seketika, dia lalu menghampiri Mi Young dan memberikan segelas air padanya.
"Ghwenchana Chagi?" Tanyanya dengan khawatir sambil mengusap-usap punggung Mi Young perlahan.
"Ghwenchanayo Oppa." Kata Mi Young setelah meminum airnya.
"Aigo.. Sepertinya kita memang harus segera menikahkan mereka. Lihatlah, mereka bahkan sudah berani melakukan skinship di depan kita." Ujar Nyonya Choi.
"Eomma!!" Pekik Siwon.
*********
"Siwon." Panggil Tuan Choi pada puteranya. Saat ini ayah dan anak itu sedang duduk di taman belakang, sementara Mi Young, Soo Young dan Nyonya Choi sejak asyik melihat-lihat majalah fashion milik Soo Young di ruang keluarga.
"Ne, Appa." Jawab Siwon.
"Apa menurutmu Direktur Hwang mampu memimpin In Ha Corp. dengan baik?" Tanya Tuan Choi. Pandangannya lurus ke depan, menatap kolam berisi puluhan ikan koi yang saling berebut makanan.
"Aku rasa dia memiliki kompetensi untuk itu. Lagipula, dialah yang membantu Komisaris Hwang memimpin perusahaan selama ini. Selain itu proyek yang ditanganinya juga dinilai selalu berhasil. Kenapa Appa tiba-tiba menanyakan hal itu padaku?" Tanya Siwon yang belum mengerti kemana arah pembicaraan ayahnya itu.
"Hwang yang kau cintai ini adalah puteri dari Hwang pemilik In Ha Corp. bukan?"
Deg!
Tiba-tiba saja Siwon merasa Appanya telah mengetahui semua ini. Rencananya dan Mi Young.
"Appa kira pada awalnya dia mendekatimu hanya untuk mendapat dukungan bagi keluarganya agar tetap memimpin perusahaan..." Tuan Choi menggantung kalimatnya. "Tapi, setelah melihat kedekatan Soo Young dengannya dan sikapnya pada Eommamu, Appa rasa Appa telah salah menilainya." Lanjut Tuan Choi.
"Maksud Appa?"
"Kau harus segera menikahinya secepat mungkin. Jaga dia dengan baik dan jangan biarkan dia berpaling darimu. Dia adalah yeoja yang baik. Appa rasa dia akan menjadi istri yang sempurna dan ibu yang baik untuk anakmu. Dan yang lebih penting lagi adalah bahwa kau mencintainya dan dia juga mencintaimu."
Siwon tersenyum miris mendengar kalimat terakhir yang diucapkan ayahnya. Memang benar dia mencintai Mi Young, dengan segenap hatinya. Tapi, apakah Mi Young juga mencintainya? Akankah cintanya terbalaskan?
*********
Sebuah mobil mewah terlihat memasuki pekarangan rumah keluarga Hwang. Seorang namja bertubuh tinggi membukakan pintu untuk yeojanya.
"Gumawoyo Oppa." Ucap Mi Young pada Siwon dengan senyum manisnya.
"Aigo.. Jika hanya membukakan pintu saja aku sudah mendapatkan senyummu yang manis itu, kira-kira apa ya yang akan aku dapatkan jika aku memberikanmu hadiah yang lain?" Goda Siwon pada Mi Young.
"Ne?" Tanya Mi Young tak mengerti. Siwon menatap mata Mi Young lekat.
"Appa sudah merubah keputusannya. Kami akan tetap setia pada Komisaris Hwang."
"Maksudmu?"
"Hyundai Corp. akan memberikan hak suaranya pada Direktur Hwang. Keluargamu akan tetap memimpin perusahaan Chagi."
"Mwo? Ja.. Jadi.. Perusahaanku tidak akan jatuh ke tangan orang lain kan Oppa? Jung Soo Oppa akan tetap memimpin perusahaan kan?" Mi Young mengatakannya dengan mata yang berbinar. Siwon tersenyum melihatnya kemudian menganggukan kepala.
Mi Young benar-benar bahagia. Dia tidak tahu harus berkata apa-apa lagi untuk mengungkapkan kegembiraannya. Jadi, secara refleks dia melompat ke arah Siwon dan melingkarkan tangannya di leher Siwon, memeluk tubuh namja itu erat. Siwon sempat terperangah mengahadapi reaksi tak terduga dari Mi Young atas berita baiknya itu. Tapi kemudian dia tersenyum dan membalas pelukan Mi Young.
Untuk beberapa saat mereka bertahan dengan posisi seperti itu hingga Mi Young menyadari apa yang terjadi dan melepaskan pelukannya.
End of Author's POV
Mi Young's POV
"Hyundai Corp. akan memberikan hak suaranya pada Direktur Hwang. Keluargamu akan tetap memimpin perusahaan Chagi."
"Mwo? Ja.. Jadi.. Perusahaanku tidak akan jatuh pada orang lain kan Oppa? Jung Soo Oppa akan tetap memimpin perusahaan kan?" Kataku sedikit terbata. Siwon Oppa tidak menjawab dia hanya tersenyum menatapku kemudian mengangguk.
Aku sangat bahagia! Aku tidak tahu kata-kata apa lagi yang harus kuucapkan untuk mewakili kegembiraanku. Secara spontan aku melompat ke arah Siwon Oppa, melingkarkan tanganku di lehernya dan memeluknya erat.
Pada awalnya dia mengacuhkannya, tapi dia kemudian membalas pelukanku. Aku dapat mencium wangi tubuhnya yang menyegarkan, merasakan tangannya yang melingkar lembut di pinggangku dan mendengar jantungnya yang berdegup kencang. Rasanya benar-benar nyaman. Tunggu dulu! Sedekat apa jarakku dengannya hingga aku bisa mencium wangi tubuh dan mendengar detak jantungnya?
Butuh sepersekian detik untukku menyadari apa yang telah kulakukan dan apa yang harus kulakukan untuk selanjutnya. Hingga aku melonggarkan pelukanku dan menjauhkan diriku darinya.
"Mianheyo Oppa. Aku.. Aku tidak sengaja. Aku hanya terlalu bahagia." Kataku padanya mencoba menjelaskan kejadian yang baru saja kami alami.
Siwon Oppa tidak menjawab, dia hanya terpaku menatapku.
"Kalau begitu, aku masuk dulu Oppa. Berhati-hatilah saat menyetir." Lanjutku kemudian karena Siwon Oppa masih tetap terdiam.
Aku kemudian membalikkan tubuhku membelakanginya. Belum sempat kulangkahkan kaki ini dia sudah menarik pergelangan tanganku, membuatku berbalik kembali ke arahnya, melingkarkan tangannya di pinggangku dan menempelken bibirnya di bibirku.
MWO? Apa ini? Apa yang terjadi? Kenapa bisa? Tidak! Siwon Oppa sudah mengambil first kiss-ku. Ini tidak boleh terjadi!
Sekuat tenaga kucoba untuk melepaskan diriku dari pelukannya. Tapi tenaganya tentu lebih besar dariku. Semakin aku memberontak, Siwon Oppa semakin memperdalam ciumannya. Belum sempat aku berpikir jernih mencoba mengendalikan situasi yang terjadi, Siwon Oppa membawa tubuhku lebih erat ke pelukannya.
Entah apa yang terjadi padaku. Otakku menolak semua ini, tapi tubuhku berkata lain. Pelukan Siwon Oppa begitu erat tapi tetap terasa lembut di tubuhku, wangi tubuhnya yang memabukan serta bibirnya yang manis berhasil meruntuhkan pertahanan diri yang kubangun untuk menghentikannya.
End of Mi Young's POV
Siwon POV
Pergerakan kecil Mi Young sudah terhenti. Sepasang mata indah miliknya pun kini sudah terpejam. Tak ada penolakan lagi darinya. Sepertinya Mi Young sudah menyerahkan bibirnya untuk kukecup. Perlahan-lahan kugerakan bibirku yang pada awalnya hanya menempel di bibir mungilnya. Kuhisap lembut bibir bawahnya. Mi Young memang tidak membalas ciumanku tapi dia juga tidak menolaknya. Tuhan.. Rasanya benar-benar manis. Aku rasa mulai saat ini bibirnya akan menjadi candu bagiku.Aku melumat, menghisap dan merasakan lembut bibirnya, hingga...
"HWANG MI YOUNG!"
*********
To be continued ^_^

Sweet Namja Sweet DarlingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang