SNSD Part 6

931 72 2
                                    

Siwon’s POV
Semakin dia meronta, aku semakin mempererat pelukan dan memperdalam ciumanku. Aku tidak peduli akan apa tanggapannya padaku atau apa yang akan terjadi ke depannya. Yang kuinginkan saat ini hanyalah dapat bersama lebih lama dengannya dan menyentuhnya. Pergerakan kecil Mi Young sudah terhenti. Tak ada penolakan lagi darinya. Mi Young memang tidak membalas ciumanku tapi dia juga tidak menolaknya. Kulepaskan bibirku dari bibirnya dan menatap wajah cantiknya. Sepasang mata indah miliknya kini sudah terpejam. Sepertinya Mi Young sudah menyerahkan bibirnya untuk kukecup. Kulingkarkan satu tanganku di pinggangnya, sementara tanganku yang lain mengusap lembut wajahnya. Kucium lagi bibirnya, kali ini dengan lebih halus dan lembut. Kemudian dengan perlahan kugerakan bibirku yang pada awalnya hanya menempel di bibir mungilnya. Kuhisap lembut bibir bawahnya. Tuhan.. Rasanya benar-benar manis. Aku rasa mulai saat ini bibirnya akan menjadi candu bagiku. Mi Young sedikit bergerak, dapat kurasakan dia membuka sedikit celah bibirnya dan hal itu tentu tak kusia-siakan. Aku mencoba membuka celah itu dan memasukkan lidahku ke dalam mulutnya, menggelitik rongga mulut dan lidahnya. Aku terus melumat, menghisap dan merasakan lembut bibirnya, hingga…
“HWANG MI YOUNG!” Teriak seseorang memanggil namanya, membuatku mau tidak mau harus menghentikan kegiatan kami.
Mi Young memalingkan wajah ke arah datangnya suara itu. Matanya terbelalak dan tubuhnya menegang seketika, “O..Oppa..”
“Apa yang kalian lakukan?!” Tanya seorang namja yang tak lain adalah Hwang Jung Soo, kakak Mi Young.
“O..Oppa.. Aku..” Mi Young mencoba menjelaskan meski dengan terbata.
“Masuk!” Perintahnya pada Mi Young. “Kau juga!” Perintahnya padaku. “Kalian harus menjelaskan perbuatan kalian padaku.” Lanjutnya dengan tegas.
End of Siwon’s POV
*********
Author’s POV
“Silahkan diminum, Tuan.” Kata Hong Ahjumma setelah meletakkan dua cangkir teh ke atas meja. Kedua namja itu tidak menjawab, terlalu sibuk dengan pikirannya masing-masing. Siwon sibuk mencari alasan yang tepat untuk menjelaskan kejadian tadi, sementara Jung Soo memikirkan apa yang harus dia katakan pada namja di depannya ini. Haruskah dia menginterogasi namja itu atau langsung memarahinya? Yang jelas dia tidak boleh pergi begitu saja. Dia telah mencium adik kesayangannya di depan rumah mereka pada siang hari di depannya pula! Dan yang lebih mengejutkan lagi, namja itu adalah Choi Siwon. Direktur sekaligus putera tunggal dari pemilik Hyundai Corp. yang beberapa hari lalu telah menolak memberikan hak suara untuknya. Mereka memutuskan untuk berbicara empat mata, pembicaraan antar pria. Mi Young sendiri sedang berada di kamarnya, tentu saja Jung Soo yang menyuruhnya begitu.
“Ehem..” Suara deheman Jung Soo membuat Siwon mengangkat kepalanya.
“Aku rasa kita perlu membahas suatu hal Siwon-ssi, dan ini lebih penting dari masalah pendelegasian saham itu.” Kata Jung Soo kemudian, terdengar sangat berwibawa. “Apa yang kalian lakukan tadi?” Lanjutnya.
“Aku rasa aku tidak harus menjawab pertanyaan itu Jung Soo-ssi, karena anda tentu sudah tahu jawabannya dengan melihatnya sendiri. Aku tahu kalau Mi Young adalah puteri dari keluarga Hwang. Dan anda juga tahu seperti apa hubungan perusahaan kita. Apa yang kami lakukan sama sekali tidak ada hubungannya dengan masalah perusahaan. Ini sepenuhnya bersumber dari perasaan kami.” Jawab Siwon.
“Apa maksudmu?’ Tanya Jung Soo lagi.
“Kami bertemu setelah beberapa hari kepulanganku ke Seoul. Aku dan Mi Young memang menjalin hubungan. Saat ini kami sedang berkencan. Kebetulan momennya terjadi hampir bersamaan dengan masalah di In Ha Corp. Tapi terlepas dari seperti apa hubungan kita sebelumnya, tolong restuilah hubungan kami. Aku sangat mencintai Mi Young. Aku tidak bisa kehilangan dia.” Pinta Siwon pada Jung Soo. Terdengar tegas namun tetap sopan, tidak ada sedikit pun keraguan yang terpancar dimatanya.
Jujur saja Jung Soo sedikit terkejut mendengarnya. Tapi dia mengendalikan dirinya dan berusaha untuk tetap terlihat tenang.
“Kalau kau memang serius dengan ucapanmu, maka kau harus membuktikannya Siwon-ssi?”
“Apa yang harus aku lakukan Jung Soo-ssi?”
“Bawakan aku hal yang paling berharga untukmu.”
*********
Mi Young sedang berdiri sambil mengetuk-ngetukan kakinya ke lantai saat Tae Yeon masuk ke kamarnya.
“Eonni, apa yang Oppa katakan pada Oppa? Oppa tidak memarahi Oppa kan? Oppa tidak memukul Oppa kan?” Kedatangan Tae Yeon disambut oleh rentetan pertanyaan dari Mi Young.
“Ya! Mi Young-a! Bisakah kau bersabar sedikit? Eonni bahkan baru masuk dan belum sempat duduk.” Protes Tae Yeon kemudian duduk di kursi meja rias Mi Young. Mi Young pun mengikuti Tae Yeon, duduk di tempat tidurnya.
“Baiklah apa yang ingin kau tanyakan?” Tanya Tae Yeon setelah dia berhasil mengatur nafasnya.
“Oppa tidak memarahi Oppa kan?” Tanya Mi Young penasaran.
“Sepertinya tidak. Kedengarannya mereka bicara dengan nada yang biasa saja.” Jawab Tae Yeon sambil mengusap pelan perutnya, merasakan gerakan baby Hwang yang menendang perutnya.
“Oppa tidak memukul Oppa kan?” Tanya Mi Young dengan mata yang membulat.
Tae Yeon menghela nafas panjang, “Mereka bukan anak kecil lagi Mi Young-a. Kurasa mereka berdua cinta damai.”
“Apa yang Oppa katakan pada Oppa?”
“Maksudmu Oppa siapa pada Oppa yang mana?” Tae Yeon malah balik bertanya.
“Eonni! Aku serius!”
“Aku juga. Justru pertanyaanmu itu yang tidak jelas. Sekarang kau memiliki dua Oppa Mi Young-a. Yang satu adalah Oppamu dan yang satunya lagi adalah “Oppa”mu.” Kata Tae Yeon sambil menempatkan kedua tangannya disamping kepala membentuk tanda kutip.
“Baiklah. Kalau begitu kuperjelas pertanyaanku. Apa yang dikatakan Jung Soo Oppa pada Siwon Oppa?”
“Nah, begitu kan lebih baik. Dengarkan baik-baik ya, aku tidak mau kau suruh mengulang untuk yang kedua kalinya.” Tae Yeon memperingatkan Mi Young sementara yang bersangkutan hanya menjawab dengan anggukan dan memasang wajah serius.
“Jung Soo Oppa menanyakan apa yang sudah kalian lakukan tadi, dan Siwon Oppamu itu mengatakan bahwa kalian sedang berkencan, dia sangat mencintaimu, dia tidak bisa kehilanganmu dan dia meminta Jung Soo Oppa untuk merestui hubungan kalian.” Jelas Tae Yeon.
Mi Young merasa hatinya berdebar setelah mendengar penjelasan kakak iparnya. Dia merubah posisi duduknya lebih condong ke arah Tae Yeon.
“Lalu apa yang Oppa katakan?” Tanyanya tak sabar.
“Oppa yang mana?” Tanya Tae Yeon dengan kening yang berkerut.
“Aish.. ya tentu saja Oppaku, Jung Soo Oppa.”
“Dia ingin Siwon membuktikan keseriusannya dengan membawakan Jung Soo Oppa hal yang paling berharga untuknya.”
“Apa?” Tanya Mi Young.
“Apanya yang apa?” Tanya Tae Yeon dengan kening yang berkerut.
“Benda berharganya itu apa?” Tanya Mi Young sambil menengadahkan kedua telapak tangannya ke atas.
“Emmm… Kalau itu juga aku tidak tahu. Siwon hanya menyanggupinya.”
“Ei… Kenapa ambigu sekali?” Tae Yeon hanya mengangkat bahunya.
“Memangnya apa yang sudah kalian lakukan sampai Jung Soo Oppa menginterogasi Siwon seperti itu?” Tanya Tae Yeon.
“M..Molla. Kami hanya mengobrol sebentar di halaman. Tapi kemudian Oppa datang dan marah.” Jawab Mi Young bohong.
“Jinjja?” Alis Tae Yeon terangkat sebelah karena meragukan jawaban Mi Young.
“Ya sudah kalau Eonni tidak percaya. Lalu Siwon Oppa sekarang dimana?” Tanya Mi Young lagi mengalihkan pembicaraan.
“Molla. Setelah mengatakan itu dia pamit pulang. Mungkin saat ini dia sedang merenung di pinggir Sungai Han atau sedang menikmati segelas cocktail di cafe langganannya.”
“Mwo? Bisa-bisanya dia pulang dengan santainya setelah dia men…” Mi Young tidak meneruskan kata-katanya. Gawat kalau sampai Tae Yeon tahu. Bisa-bisa dia dijadikan bahan ejekannya.
Tapi sayangnya Tae Yeon terlalu pintar untuk dibohongi. Dia menyadari semuanya.
“Men.. apa?” Tanyanya. Tae Yeon kemudian tampak berpikir sebentar. “Ya! Hwang Mi Young.. Kau dan Siwon sudah…” Tae Yeon tidak melanjutkan perkataannya dan memberi isyarat dengan menunjuk bibirnya sendiri dengan jari telunjuknya membuat wajah Mi Young memerah karenanya. Pipinya terasa panas. Dia lalu berbaring di ranjangnya dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.
“Ya! Eonni sedang berbicara denganmu. Kenapa kau malah menutup tubuhmu dengan selimut!” Tegur Tae Yeon sambil menggeser posisi duduknya mendekati Mi Young.
“Aku lelah Eonni.” Jawab Mi Young tanpa membuka selimutnya.
“Ini kan masih siang. Lagipula kau tidak biasa tidur siang. Ayolah.. Eonni masih ingin mendengar ceritamu. Ayo lanjutkan Mi Young.” Desak Tae Yeon lagi. “Ah.. Eonni tahu! Kau malu ya? Aigo.. uri Aegi sedang kasmaran rupanya.” Lanjutnya.
“Aish.. Mollayo!” Jawab Mi Young sedikit berteriak. Tae Yeon tertawa terbahak-bahak melihat reaksi adiknya itu. Tapi Tae Yeon malah semakin menggodanya dengan mencolek-colek tubuh Mi Young.
*******
Mi Young dan Tae Yeon menuruni tangga bersama menuju ruang makan. Tentu saja sepanjang sore ini Tae Yeon terus menggodanya dengan pertanyaan-pertanyaan yang mengganggu. Sesekali Tae Yeon tertawa melihat reaksi Mi Young yang salah tingkah. Tapi tawa Tae Yeon terhenti seketika saat melihat seseorang yang sedang menatapnya. Mendadak jantungnya bergetak kencang, udara di sekitarnya terasa menipis. Berkali-kali dia mengingatkan dirinya untuk tetap menginjak bumi agar tidak jatuh. Dia berusaha berjalan dengan tegak, dengan langkah tegar yang dibuat-buat.
“O..Oppa..” Panggilnya terbata pada namja itu.
“Aku senang kau memanggilku Oppa, tapi rasanya lebih nyaman mendengarmu memanggilku Yeobo, Yeobo.” Katanya lembut. Mata Tae Yeon berkaca-kaca, bahagia karena suami yang sangat dicintainya telah kembali seperti semula.
Jung Soo meregangkan tangannya, “Tanganku sudah mulai pegal, kau tidak mau memelukku?” Tanyanya dengan nada manja.
Air mata Tae Yeon tumpah sudah, perlahan dia mendekat ke arah Jung Soo, menghambur kepelukannya dan membenamkan wajahnya di dada bidang nampyeonnya.
“Maafkan Oppa Yeobo. Oppa sungguh bodoh telah menyakitimu dan bayi kita. Kau pantas menghukum Oppa. Pukullah Oppa Yeobo, balaslah semua perbuatan Oppa padamu.” Bisiknya pelan.
Tae Yeon melonggarkan pelukannya. “Ani. Oppa jangan bicara seperti itu. Aku tahu apa yang Oppa rasakan, deritamu adalah dukaku. Ceritakan semua yang Oppa rasakan padaku. Selain itu, Oppa tidak pantas bersikap manja seperti itu. Aegyo itu hanya milikku.” Kata Tae Yeon sambil menyeka air mata suaminya.
“Gumawo Yeobo. Jheongmal Gomawo.” Katanya sambil mencium kening Tae Yeon.
Mi Young yang melihatnya berusaha menahan air mata yang hampir turun. “Aigo.. Uri couple manis sekali ne? Aku sampai dilupakan.” Ujarnya.
Jung Soo melepaskan sebelah tangannya dari tubuh Tae Yeon lalu meregangkannya. “Kenapa kau masih diam disana Aegi? Kemarilah!” Mi Young kemudian berlari kecil untuk menghambur pelukan Oppanya bergabung bersama Tae Yeon yang sudah lebih dulu ada disana.
*********
Hari ini, hari Minggu pertama di bulan April. Keluarga Hwang, terkecuali Tuan Hwang tentunya, berkumpul di rumah. Mereka sedang menunggu kedatangan seseorang. Seperti yang telah Siwon dan Jung Soo sepakati, hari ini Siwon akan datang ke kediaman keluarga Hwang dengan membawa hal yang paling berharga untuknya. Dan apakah yang dibawa Siwon?
Benar, dia membawa kedua orang tuanya. Tuan dan Nyonya Choi. Dan apakah Jung Soo terkejut? Jawabannya adalah tidak. Karena sebetulnya memang itulah yang dia maksud dan dia juga sudah tahu kalau Siwon akan membawa mereka.
Jung Soo menyambut kedatangan Siwon dan Tuan Choi sementara Nyonya Hwang dan Tae Yeon menyambut Nyonya Choi dan Soo Young.
“Annyeonghaseyo, Nyonya Hwang.” Sapa Nyonya Choi pada Nyonya Hwang. “Annyeonghaseyo, selamat datang di rumah kami Samonim.” Jawab Nyonya Hwang dengan senyum yang terukir di wajahnya.
“Aigo, jangan panggil aku dengan sebutan itu. Namaku adalah Choi Se Na. Anda boleh memanggilku Se Na. Dan karena usia anda dua tahun di atasku, maka aku akan memanggil anda  Eonni.” Pintanya.
“Baiklah kalau begitu, Se Na-ya.” Dan kedua Nyonya itupun tertawa bersama.
“Kenalkan ini adalah Soo Young, keponakanku.” Kata Nyonya Choi.
“Annyeonghaseyo, Eommonim. Choi Soo Young imnida.” Soo Young memperkenalkan dirinya dengan suara yang lantang.
“Annyeong, Chagi. Kau sangat cantik, apa kau seorang model?” Tanya Nyonya Hwang.
“Kau cukup jeli Eonni. Soo Young ini memang model di pusat perbelanjaan milik Siwon.” Jelas Nyonya Choi. “Tapi khusus untuk bagian food court.” Bisiknya pelan, namun masih dapat terdengar jelas.
“Ternyata keluargamu juga memiliki shikshin? Hahaha.. Ah matta. Perkenalkan ini adalah menantuku tersayang yang belakangan ini juga berubah menjadi shikshin karena keadaan, Tae Yeon.” Kata Nyonya Hwang.
“Annyeonghaseyo, Eommonim.” Sapa Tae Yeon sopan sambil menundukkan kepalanya.
“Annyeong, Tae Yeon-a. Pantas mertuamu begitu menyayangimu. Kau memang benar-benar manis.” Puji Nyonya Choi. Dia kemudian mengalihkan pandangannya pada perut Tae Yeon dan mengelusnya pelan. “Sudah berapa bulan usia kehamilanmu Chagi?” Tanyanya.
“Saat ini sudah memasuki bulan kedelapan Eommonim.” Jawab Tae Yeon.
“Apa kau sudah mengecek jenis kelaminnya?” Nyonya Choi terlihat sangat antusias.
“Sudah. Tapi dia memilih untuk merahasiakannya. Bahkan dia tidak memberitahuku dan suaminya.” Kali ini Nyonya Hwang yang angkat bicara.
“Aish.. Kalau pada suamimu, kau memang boleh melakukannya. Tapi tidak pada kami. Ayo beritahu kami, dia itu yeoja atau namja Eonni?” Desak Soo Young.
Tae Yeon tersenyum. Sepertinya dia harus membagi rahasianya karena sekarang dia sudah tidak bisa menyimpannya lagi seorang diri. Dia kemudian membisikan sesuatu ke telinga Nyonya Choi, Nyonya Hwang dan Soo Young.
“Jinja?” Tanya mereka bertiga serempak. Tae Yeon hanya mengangguk sambil tersenyum malu.
“Chukae Eonni. Sebentar lagi rumah ini akan terisi oleh suara tangisan seorang bayi.” Ujar Nyonya Choi pada Nyonya Hwang.
“Gumawo. Tapi aku sedikit kecewa. Saat kemarin aku bertanya padanya dia menolak untuk menjawab. Tapi kenapa saat kau yang bertanya dia malah dengan mudahnya membocorkan rahasia yang selama ini dia tutup rapat-rapat.” Nyonya Hwang memprotes sikap menantunya tersebut.
“Mianheyo Eomma. Aku tidak bermaksud seperti itu. Tadinya aku ingin memberikannya sebagai hadiah kejutan saat ulang tahun Eomma. Tapi, lama kelamaan aku menjadi tidak tahan jika terus menyimpannya sendiri.” Sesal Tae Yeon dengan wajah aegyonya. Nyonya Hwang dan Nyonya Choi terkekeh geli melihat ekspresi wajah Tae Yeon.
“Aigo.. Nyonya muda Choi, kau ini sudah akan menjadi seorang Eomma. Tapi kenapa aegyomu itu tidak berubah? Mana bisa Eomma marah padamu jika kau memasang tampang lucu seperti itu. Ghwenchana Chagi-ya. Eomma mengerti.” Kata Nyonya Hwang sambil merangkul pundak Tae Yeon.
“Gumawoyo Eomma.”
“Tapi dengan begini sepertinya Tae Yeon Eonni jadi mendapat tambahan pekerjaan.” Celetuk Soo Young.
“Apa itu?” Timpal Nyonya Choi.
“Mencari hadiah pengganti untuk Eommonim.” Jawaban Soo Young yang polos sontak membuat ketiga Nyonya itu tertawa terbahak.
“Aigo.. Apa yang sedang dilakukan Miss A disini?” Mi Young yang baru saja bergabung dengan mereka memasang tampang pura-pura marah sambil bertolak pinggang.
“Chagi!” Sambut Nyonya Choi sambil menghampiri Mi Young kemudian memeluknya sesaat dan melepaskannya.
“Annyeonghaseyo Eomma. Bagaimana kabarmu?” Sapa Mi Young.
“Sempurna Chagi. Eomma sangat merindukanmu.” Katanya sambil mengelus pelan lengan Mi Young.
“Nado Eomma.” Jawab Mi Young dengan eye smilenya.
“Apa kau sudah bertemu Appa? Dia tak henti-hentinya membicarakanmu pagi ini. ‘Apa yang harus kukenakan pagi ini? Apa Mi Young akan menyukainya? Apa warna kesukaannya? Haruskah kita membawakan bunga untuknya?’ Dan masih banyak lagi. Pokoknya segala macam hal yang seharusnya menjadi urusan Siwon.” Cerita Nyonya Choi dengan ceria.
“Aish.. Imo! Selalu saja begitu, kenapa Imo malah menceritakan tentang Samchon? Memangnya yang namjachingu Mi Young Eonni itu samchon?” Protes Soo Young.
Dan perdebatan kecil itupun berlanjut. Mereka akan kompak jika hanya berdua, tapi kalau sudah ada Mi Young, keduanya saling berebut untuk mencari sekutu.
Tae Yeon dan Nyonya Choi tersenyum melihatnya. Dalam hati mereka bersyukur karena Mi Young akan mendapat orang tua baru yang juga menyayanginya.
*********
Pertemuan pertama keluarga Hwang dengan kedua orangtua Siwon berjalan dengan lancar. Meskipun pada awalnya Nyonya Hwang merasa terkejut dengan permintaan Tuan Choi yang mengutarakan bahwa kedatangan mereka adalah untuk melamar Mi Young dan ingin melaksanakan pernikahan sesegera mungkin. Entah karena mempertimbangkan cinta antara Mi Young dan Siwon, keinginan untuk saling membantu dalam urusan bisnis atau memang sudah kehendak takdir, keluarga Hwang menerima lamaran dari keluarga Choi dan kedua belah pihak setuju untuk melangsungkan pernikahan minggu depan. Pernikahan Mi Young dan Siwon akan diselenggarakan dengan sederhana. Mengingat kondisi kesehatan Tuan Hwang yang belum mengalami kemajuan, pernikahan itu akan dilaksanakan secara tertutup. Upacara pernikahan dan pemberkatan hanya akan dihadiri oleh kerabat dan sahabat dekat dari kedua belah pihak keluarga, sementara resepsi akan dilaksanakan menyusul saat kondisinya sudah memungkinkan.
*********
Hari berganti hari, tak terasa satu minggu telah berlalu. Tibalah hari yang sangat dinantikan oleh kedua keluarga besar Hwang dan Choi. Segala keperluan pernikahan pun diserahkan pada keluarga sepenuhnya tanpa campur tangan dari wedding organizer. Dan tentu saja Nyonya Choi, Nyonya Hwang, Soo Yeon, Tae Yeon dan Soo Young melakukan semuanya dengan senang hati dan sesempurna mungkin. Pemberkatan pernikahan Siwon dan Mi Young akan diselenggarakan di sebuah capel tempat Siwon biasa beribadah. Berkat ide cemerlang dari Soo Yeon yang dipadukan dengan kemampuan Soo Young dalam desain interior, tempat itu kini berubah menjadi sangat indah dengan hiasan seperti bunga, pita dan ornamen-ornamen cantik lainnya. Halamannya yang cukup luas pun telah disulap menjadi tempat perjamuan dengan konsep garden party. Sederhana namun tetap memesona.
Saat ini Tae Yeon dan Soo Yeon sedang membantu Mi Young bersiap. Mi Young memang menolak bantuan penata rias professional dan memilih kedua Eonninya itu untuk merias dirinya. Gaun putih dengan detail yang sederhana namun terlihat cantik dan elegan yang dipakainya untuk acara spesial hari ini merupakan hasil rancangan Soo Yeon. Tae Yeon merasa bahagia karena Mi Young akhirnya menemukan pasangan hidupnya, tapi di sisi lain hatinya juga merasa sedih melihat Mi Young yang harus melaksanakan pernikahannya dalam kondisi yang terbatas. Selama dirias, sikap Mi Young sangat berbeda. Biasanya jika Soo Yeon mendandaninya seperti ini, Mi Young akan mengoreksi riasan yang dirasanya tidak sempurna. Tapi kini Mi Young lebih banyak diam. Dia hanya bicara saat ditanya. Tae Yeon yang menyadari hal itu menghentikan kegiatannya merapihkan tatanan rambut Mi Young dan duduk dikursi sebelahnya.
“Mi Young-a..” Panggil Tae Yeon lembut.
“N.. Ne.. Eonni..” Panggilan Tae Yeon menyadarkan Mi Young dari lamunannya.
“Waegure? Ada apa denganmu?”
“ Ghwen… Ghwenchanayo Eonni..” Jawabnya terbata.
“Jangan berbohong Mi Young-a, waegurae?” Desak Tae Yeon.
Ditatapnya mata Tae Yeon, “Ottokhe Eonni? Haruskah aku melakukannya? Bagaimana dengan hidupku selanjutnya? Haruskah aku bersama dengan orang yang tidak kucintai?” Tapi Mi Young hanya mengatakannya di dalam hati.
Soo Yeon yang mengetahui keadaan sebenarnya berusaha menutupi kondisi Mi Young.
“Ghwenchanayo, Eonni. Mungkin Mi Young hanya terlalu gugup saja. Iya kan Mi Young-a?” Tanyanya meminta persetujuan Mi Young.
“Ne, Eonni. Soo Yeon Eonni benar.” Jawab Mi Young masih berusaha tersenyum tulus.
“Apa.. Dulu Eonni juga begitu?” Soo Yeon berusaha mengalihkan pembicaraan.
“Tentu saja, semua yeoja pasti akan merasa begitu.” Senyum Tae Yeon. Dia begitu lega setelah mendengar penuturan Mi Young. Dipeluknya erat tubuh ipar kesayangannya itu. “Ah.. Baby Mi Youngku.. Berbahagialah. Karena setelah ini hidupmu akan terasa lebih indah bersama dengan orang yang kau cintai.” Lanjutnya.
Acara peluk-memeluk mereka terhenti saat terdengar suara ketukan di pintu diiringi dengan masuknya seorang yeoja paruh baya, Ny. Hwang. Melihat kedatangan Eommanya, Mi Young berdiri dari duduknya dan berlari kecil memeluk Eommanya.
“Eomma..!” Hamburnya kepelukan Eommanya.
Yeoja itu hanya tersenyum sambil mengelus rambut puterinya.
“Uri Aegi.. Rasanya baru kemarin Eomma menimangmu, menenangkanmu saat kau menangis dan membujukmu untuk menghabiskan makananmu. Sekarang, Eomma harus melepasmu.” Katanya lembut. Mi Young menangis di pelukan Eommanya. Eommanya melonggarkan pelukan mereka dan menangkup wajah Mi Young.
“Aigo.. Kenapa kau menangis di saat seperti ini? Seharusnya kau tersenyum Chagi.” Kata Eommanya sambil menghapus air mata Mi Young. “Ada seseorang yang ingin bertemu denganmu, Aegi-ya.” Lanjutnya.
“Ne?” Tanya Mi Young disela isak tangisnya. Ny. Hwang tidak menjawab. Beliau malah mengarahkan pandangannya ke arah pintu, Mi Young mengikuti arah pandangnya. Pintu terbuka perlahan dan dari balik pintu muncullah sosok seseorang yang sudah lama tidak ditemui Mi Young.
“A.. Appa..!!” Jerit Mi Young lalu berlari menuju Appanya. Saat ini Tuan Hwang duduk di kursi roda yang didorong oleh Jung Soo.
“Appa.. Bogoshipoyo..” Tangis Mi Young semakin pecah dipangkuan Appanya.
“Appa juga merindukanmu, Baby..” Jawab Tuan Hwang sambil mengelus rambut Mi Young. Ditengadahkannya kepala Mi Young, diciumnya kening puteri bungsunya itu lembut.
“Baby mungilku, dulu merajuk untuk mendapat boneka dan oleh-oleh dari Appa. Sekarang kau akan merajuk untuk mendapat pelukan suamimu.” Katanya lagi.
“Appa..” Kata Mi Young lirih.
Tae Yeon dan Soo Yeon meneteskan air mata melihat kejadian mengharukan ini. Sementara Jung Soo menahan air matanya, berusaha tegar melihat kejadian itu. Appanya memang sangat menyayangi Mi Young, saat dia tersadar dari komanya kemarin sore, kata pertama yang diucapkannya adalah nama puterinya. Dan begitu mengetahui kalau Mi Young akan menikah hari ini, dia memaksa untuk pulang menghadiri pernikahan puterinya.
“Sudahlah.. Appa.. Biarkan Tae Yeon dan Soo Yeon menyelesaikan tugas mereka dulu. Kalau si puteri cengeng itu terus menangis, bisa-bisa tempat ini kebanjiran saat para undangan dan keluarga Choi datang.” Kelakar Jung Soo memecah keharuan mereka.
Soo Yeon menghapus air matanya lalu berkata dengan mata yang melotot, berpura-pura marah “Ya! Hwang Mi Young! Berhentilah menangis. Kau menghancurkan master piece make up dan gaun pengantinku. Kemari!”
Keluarga kecil itu pun tertawa bersama, berbahagia atas kebahagiaan mereka. Namun, dibalik senyumnya, Mi Young menangis dalam hati. Tuhan, ampunilah aku. Mianheyo karena telah membohongimu Appa, Eomma, Oppa, Eonni…
End of author’s POV
*********
Siwon’s POV
Keringat dingin membasahi kedua telapak tanganku. Kucoba untuk menenangkan diri dengan cara yang pernah kuajarkan pada Mi Young. Tapi acara ini lebih penting dan lebih menegangkan dari presentasi. Jadi, cara ampuh itu sama sekali tidak membantu.
“Wonnie..” Panggil Dong Hae dari ambang pintu ruang tunggu untuk mempelai pria.
“Hyung. Darimana saja kau? Apa kau tahu, aku sangat gugup harus menunggu disini sendirian.”
“Aku harus menemui Soo Yeon dulu. Kau gugup karena harus menunggu sendirian atau karena apa yang akan terjadi?” Godanya.
“Baiklah. Aku sedang gugup dan rasa gugupku semakin bertambah karena aku harus menunggu sendirian.”
“Tenanglah. Tidak ada yang perlu kau cemaskan. Semuanya sudah disiapkan dengan baik. Hanya ada dua hal yang harus kau siapkan.”
“Apa itu Hyung?”
“Hati dan kekuatan.” Jawab Dong Hae yakin.
“Hati? Kekuatan? Apa maksudmu?”
“Hati, untuk menerima Mi Young apa adanya. Dan kekuatan.. tentu saja untuk malam pertamamu.”
“Ya! Lee Dong Hae! Kau sudah bosan hidup ya?!” Bentak Siwon.
End of Siwon’s POV
Mi Young’s POV
“Dan dengan ini kuresmikan kalian sebagai pasangan suami istri. Silahkan mencium pasangan anda jika berkenan.” Kata Pastur setelah kami selesai mengucapkan janji pernikahan.
Kami saling berhadapan. Siwon Oppa lalu membuka kain penutup yang menutupi wajahku. Aku masih menundukan wajah karena tidak berani menatapnya. Mendapat status sebagai istrinya dan menyandang gelar sebagai nyonya muda Choi membuatku malu. Entahlah, tapi memang itu yang kurasakan.
“Chagi..” Panggilnya lembut padaku. Secara otomatis aku mengangkat wajah, menatapnya dan SERRRR… Terasa ada sesuatu yang berdesir, merambat dari dada ke seluruh tubuhku membuat perutku menjadi sakit secara tiba-tiba. Ada apa dengan tubuhku? Kenapa jantungku berdetak tak karuan saat Siwon Oppa semakin mendekat ke arahku? Dan saat bibir itu mendarat tepat di bibirku, dunia terasa berhenti berputar. Dia menciumku dengan lembut dan mesra. Bibir ini yang berhasil meluluh lantahkan pertahananku, mengalahkan akal sehatku dan membuat gelisah pikiranku. Tuhan, jika aku ingin hanya bibir inilah yang menciumku untuk yang pertama dan terakhir dalam hidupku, terlalu banyakkah permintaanku?
Ciuman Siwon Oppa yang semula lembut berubah menjadi lumatan-lumatan kecil. Salah satu tangannya memeluk erat pinggangku sementara tangannya yang lain menekan tengkukku, berusaha memperdalam ciuman kami. Mungkin aku akan kehabisan napas kalau saja Siwon Oppa tidak melepaskan pagutan kami karena teriakan seseorang. Dari suaranya sepertinya itu Dong Hae Oppa.
“Ya! Choi Siwon! Kita masih ada di depan altar, kau belum sampai di kamar pengantinmu!” Celetuknya.
“Omo.. pasangan muda ini sudah tidak sabar rupanya. Sepertinya anda tidak perlu menunggu lama untuk mendapatkan penerus dari Hyundai Corp, Tuan Choi.” Timpal seorang Ahjussi bertubuh gempal yang membuat semua orang tertawa.
Aish.. Oppa! Kau membuatku malu saja! Apa kau tidak bisa menunggu sampai kita hanya berdua saja? Eh.. apa yang sudah kupikirkan? Sadarlah Hwang.. Ani.. Choi Mi Young! Kau tidak mungkin menginginkannya bukan?!
End of Mi Young POV
*********
Tae Yeon POV
Aku baru saja akan mengetuk pintu kamar Mi Young saat kudengar suara yang berasal dari dalam kamarnya.
“Aah.. Aah.. Oppa.. Appo… Appo…”
Hah! Mataku terbelalak kaget! Omona!
*********
Otte? Kalau ingin tahu cerita selanjutnya, leave a voment, please!
Karena vomentmu adalah semangat untukku. Gumawo  ^_^

Sweet Namja Sweet DarlingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang