SNSD part 4

784 70 2
                                    

Hallooo..
Jumpa lagi untuk yg kesekian kali. Maaf kalo di part ini ada typo atau padanan kata yg kurang pas#edisi males ngedit ulang

Author's POV
Mi Young terlihat sedang duduk sendiri di kursi coffe shop langganannya. Dihadapannya terletak secangkir capuchino yang masih utuh. Yeoja itu memang belum meminumnya sedari tadi. Dia hanya diam terpaku menatap ke cangkir bermotif hati dimejanya tersebut. Berbagai macam hal berkecamuk di benaknya. Mi Young masih asyik dengan kegiatan melamunnya hingga tidak menyadari kehadiran dari seseorang yang sedang berjalan kearahnya.
"Agassi.." Sebuah suara disertai tepukan lembut dibahunya sukses membuat Mi Young terperanjat dan spontan menoleh.
Dia lalu bangun dari duduknya dan memeluk seseorang itu dengan erat yang juga mendapat balasan pelukan hangat.
"Bogoshipoyo.. Eonni." Katanya lirih di pelukan Soo Yeon.
"Ya.. Kau ini kenapa? Kau salah minum obat ya?" Goda Soo Yeon sambil membelai lembut rambut sahabat yang sudah dia anggap seperti adiknya sendiri itu.
Mi Young lalu melepaskan pelukan Soo Yeon dan mendorong sahabatnya itu untuk duduk di kursinya.
"Jadi kau tidak suka kupeluk?" Tanya Mi Young sambil cemberut. "Baiklah kalau begitu kutarik kembali pelukanku!" Katanya lagi dengan ketus.
"Aish.. Kau ini, sensitif sekali! Aku hanya aneh saja dengan sikapmu. Waktu kutinggal ke Jepang selama 6 bulan sikapmu biasa saja. Kenapa sekarang saat kutinggal kau ke Jeju yang hanya memakan waktu selama tiga hari reaksimu seperti ini?" Jelas Soo Yeon. Dia lalu mengangkat tangan kanannya ke atas. Seorang yeoja yang mendapat isyarat tersebut segera berjalan ke arahnya.
"Mocha Latte dan blueberry cheesecake untukku, muffin chocolate untuk nona ini." Pesannya pada pramusaji cafe tersebut. Pramusaji itu lalu menganggukan kepala kemudian berjalan ke arah counter untuk membawakan pesanan Soo Yeon.
"Kenapa Eonni memesan untukku? Aku sedang tidak berselera Eonni." Kata Mi Young lesu.
"Ara. Makanya aku pesan untukmu. Kau pasti belum makan kan? Jadi menurutlah padaku dan makanlah!" Kata Soo Yeon dengan tegas.
Mi Young tidak bisa membantah lagi. Soo Yeon terlalu mengenalnya dengan baik. Mi Young memang belum makan. Sepanjang hari ini makanan yang masuk ke perutnya hanya sepotong roti dan segelas jus jeruk, itupun karena Tae Yeon memaksanya. Dia bahkan melewatkan makan siangnya. Entahlah, setelah mendengar penolakan Siwon untuk membantunya hati Mi Young serasa hancur.
"Yeoboseyo.. Hwang Mi Young-ssi? Apa anda masih ada ditempat?" Pertanyaan Soo Yeon yang cukup keras membuat Mi Young terperanjat.
"Ne? Kau tadi bilang apa Eonni?" Tanya Mi Young setelah tersadar dari lamunannya.
"Aigo.. Sepertinya raga dan jiwamu sedang terpisah. Ckckck..." Komentar Soo Yeon kemudian meminum mocha latte-nya.
"Eoh.. Pesanannya sudah datang ya Eonni. Sejak kapan?" Tanya Mi Young heran.
"Sejak kau membiarkanku terpaku menatapmu seorang diri yang sedang tenggelam dalam dunia lamunan." Jawab Soo Yeon asal. "Igo.. Makanlah!" Lanjut Soo Yeon yang terdengar seperti perintah sembari menyodorkan muffin dan meletakkan garpu ke tangan Mi Young.
"Aish.. Jebbal Eonni. Aku bukan anak kecil lagi. Nanti juga aku akan makan." Protes Mi Young atas perlakuan Soo Yeon padanya. Soo Yeon hanya tersenyum menanggapinya.
Sejenak terjadi keheningan di antara mereka, Soo Yeon sedang asyik menikmati blueberry cheesecakenya sementara Mi Young terlihat tidak begitu menikmati hidangan di depannya. Dia hanya memotong-motong muffin chocolate itu menjadi bagian yang lebih kecil. Sejenak Mi Young terlihat ragu. Haruskah dia menceritakannya pada Soo Yeon?
Setelah menimbang-nimbang, akhirnya Mi Young membuka suara.
"Eonni.. Aku.." Katanya dengan terbata.
"Ara.." Jawab Soo Yeon singkat tanpa menatap Mi Young.
"Siwon-ssi.."
"Ara.. Dong Hae Oppa sudah menceritakan semuanya padaku." Kata Soo Yeon lagi. Ditatapnya mata yeoja yang duduk dihadapannya itu dengan lembut.
"Apa yang harus kulakukan Eonni?"
"Mi Young-a.. Yang lebih tahu apa yang seharusnya kau lakukan adalah dirimu sendiri. Sebagai seorang sahabat aku ingin agar kau bahagia dan menjalani semuanya sesuai dengan keinginan hatimu. Tapi, sebagai klienmu aku ingin keluargamu tetap memimpin perusahaan itu."
"Semua ini sulit untuk kuputuskan Eonni. Aku ingin Jung Soo Oppa tetap memimpin perusahaan dan meneruskan kerja keras Appa, tapi menikah karena mengharapkan imbalan, tidakkah aku terlihat begitu materialistis Eonni?"
"Seorang yeoja memang harus materialistis, Mi Young-a. Karena dia harus menilai mampu tidaknya seorang namja membiayai kehidupannya dan menyejahterakan anak-anaknya kelak."
Mi Young tidak menjawab perkataan Soo Yeon. Sehingga Soo Yeon pun melanjutkan perkataannya.
"Aku ingin kau mendapatkan yang terbaik. Aku sudah cukup lama mengenal Siwon Oppa dan kurasa menikah dengannya juga bukan pilihan yang buruk."
"Tapi mampukah aku menjalaninya Eonni?"
"Pada awalnya mungkin akan terasa berat. Tapi belajarlah dari Jung Soo Oppa dan Tae Yeon Eonni. Apa dulu Jung Soo Oppa menerima Tae Yeon Eonni? Ani. Apa dulu mereka saling mencintai? Andwe. Berapa kali kau memergoki Tae Yeon Eonni menangis diam-diam di malam hari? Tapi keteguhan dan ketulusannyalah yang membuat Jung Soo Oppa berubah. Dan sebaliknya, Tae Yeon Eonni juga mulai mencintai Jung Soos Oppa karena terbiasa dengan kehadirannya. Dan kini lihatlah, tidak ada yang bisa memisahkan mereka. Bahkan kebahagian mereka akan semakin lengkap dengan kehadiran baby Hwang di tengah-tengah keluarga kecil mereka."
Mi Young hanya terdiam menatap mata jernih Soo Yeon yang menatapnya dengan lembut.
"Mungkinkah itu juga terjadi padaku Eonni?" Batinnya.
"Ah.. Matta! Kemarin ada seseorang yang menghubungiku, dia ingin bertemu denganmu." Kata Soo Yeon kemudian.
"Nugu?" Tanya Mi Young singkat.
"Salah seorang klienku. Keluarganya pernah beberapa kali memakai jasaku." Jawab Soo Yeon.
"Lalu? Apa hubungannya denganku? Dia itu kan klienmu." Tanya Mi Young heran.
"Dia memang klienku. Tapi kali ini dia tidak memintaku untuk mendesain pakaian. Tujuannya adalah bertemu denganmu, aku hanya berperan sebagai perantara saja."
"Aneh.. Seingatku aku tidak pernah mengukir prestati apapun yang membuat seseorang ingin bertemu denganku."
"Kau benar. Prestasimu mungkin tidak, tapi pesonamu iya."
"Maksud Eonni?"
"Sudahlah nanti kau juga akan mengerti."
Mi Young hanya memandang Soo Yeon yang sedang tersenyum penuh arti. Akhir-akhir ini hidupnya sangat mengejutkan. Begitu banyak hal yang terjadi diluar perkiraannya. Dimulai dari dirawatnya Tn. Hwang, masalah di perusahaan, hingga ajakan menikah dari seorang namja yang baru dikenalnya. Dan sekarang seseorang tak dikenal yang ingin menemuinya. Sempurnalah sudah.
Mi Young tersentak dari lamunannya karena tepukan lembut Soo Yeon di punggung tangannya.
"Dia sudah datang." Katanya dengan senyum yang merekah. Tatapannya lalu beralih ke arah pintu. Mi Young yang duduk dengan posisi membelakangi pintu masuk menoleh ke belakang mengikuti arah tatapan Soo Yeon.
End of Author's POV
Mi Young's POV
Seorang yeoja berperawakan tinggi langsing mendekat ke arah meja yang kami tempati. Dengan postur tubuh seperti itu sepertinya majalah ternama pun akan sulit menolak untuk menjadikannya model di sampul depan. Wajahnya cantik, dengan mata yang berbinar. Sepertinya usianya tidak terpaut jauh denganku.
"Eonni..." Panggilnya. Dia lalu memeluk tubuh Soo Yeon Eonni. "Bogoshipoyo" Lanjutnya.
Soo Yeon Eonni tersenyum mendengarnya, dia juga balas memeluk tubuh yeoja itu. "Nado. Aigo.. Uri Youngie, semakin hari semakin cantik saja." Puji Soo Yeon Eonni padanya.
Emm.. Chogiyo, apa mereka tidak menyadari kehadiranku disini? Baiklah.. untuk sejenak aku merasa diacuhkan.
Soo Yeon Eonni yang mulai menyadari keadaan kemudian melepaskan pelukannya pada yeoja itu, "Youngie, perkenalkan ini adalah Hwang Mi Young. Dan Mi Young ini adalah Choi Soo Young, seseorang yang kuceritakan tadi."
"Omo! Jadi Mi Young Eonni itu yang ini? Mianheyo Eonni. Tadi aku sempat mengacuhkanmu. Nice to meet you Eonni!" Pekiknya sambil melompat memelukku.
Aku yang diperlakukan seperti itu hanya menaikkan sebelah alisku ke arah Soo Yeon Eonni. Soo Yeon Eonni hanya tersenyum melihat tingkah Soo Young.
Menyadari bahwa pelukannya tak berbalas, yeoja itu kemudian melepaskan pelukannya dariku.
"Hehehe.. Mianheyo, pasti kau sangat bingung akan sikapku ini kan Eonni? Perkenalkan aku adalah Choi Soo Young." Katanya memperkenalkan diri.
Aku hanya terdiam. Soo Young? Aku memang belum pernah bertemu dengan gadis ini sebelumnya, tapi sepertinya nama itu terasa familiar ditelingaku. Aku masih berusaha mengingat-ingat. Soo Young.. Soo Young.. Choi Soo Young?!
"Omo! Jadi kau Soo Young..." Belum sempat aku menyelesaikan kalimatku, dia sudah menyelanya terlebih dulu.
"Ya..ya.. memang benar. Aku adalah Choi Soo Young, si Ms. Diapers itu. Aish.. kenapa Eonni malah mengingatku karena kejadian itu." Keluhnya.
Kami hanya tertawa mendengarnya.
"Aniyo. Aku baru saja akan mengatakan kalau kau adalah Soo Young, adik sepupu dari Siwon-ssi. Tapi kalau kau ingin aku mengingatmu dengan cara seperti itu, baiklah." Godaku yang sukses membuatnya mengerucutkan bibir.
Baru saja beberapa menit bertemu, aku sudah merasa nyaman dengannya. Sepertinya Soo Young yeoja yang baik dan ceria.
End of Mi Young's POV
Author's POV
Ketiga orang yeoja cantik itu masih asyik berbincang meskipun hari sudah beranjak semakin malam. Mereka kini sudah berpindah tempat ke sebuah restaurant tradisional Korea yang terletak di kawasan Dongdaemun.
"Sebaiknya kita memesan apa ya?" Tanya Soo Yeon pada dua orang yeoja lainnya, Soo Young yang duduk disebelahnya dan Mi Young yang duduk di depannya. Mi Young hanya mengangkat bahu. Selain karena dia tidak tahu, dia memang sedang tidak berselera untuk makan.
"Sebenarnya aku juga baru pertama kali datang ke sini Eonni." Kata Soo Young sambil tetap melihat daftar menu di tangannya.
"Ya! Kau itu bagaimana! Bukankah kau yang mengajak kami makan di sini?" Kata Soo Yeon lagi.
"Justru aku mengajak Eonni makan di sini karena aku juga belum pernah makan di tempat ini." Kilah Soo Young dengan bibir yang mengerucut.
"Sudahlah Eonni. Kita kan bisa memilih makanan yang ada di menu. Lagipula pengunjung di sini lumayan banyak, sepertinya makanan di sini enak." Mi Young yang sedari tadi hanya diam berusaha menengahi perdebatan kecil antara Soo Yeon dan Soo Young.
"Gumawoyo Eonni.. Eonni memang berhati lembut." Puji Soo Young pada Mi Young dengan aegyonya. Mi Young hanya tertawa melihat tingkah menggemaskan Soo Young, sementara Soo Yeon hanya memutar bola matanya dengan malas.
"Kalau begitu kita pesan..."
"Bulgogi saja. Otte?" Belum sempat Mi Young menyelesaikan ucapannya suara seorang namja menginterupsinya.
Seketika itu juga mereka melihat ke arah asal suara itu. Mi Young begitu terkejut dengan kehadirannya. Tapi tidak dengan Soo Young dan Soo Yeon. Mereka memang sudah merencanakan semua ini.
"Oppa! Kenapa baru datang?" Tegur Soo Young pada namja itu yang tak lain adalah Siwon.
"Mianhe. Ada beberapa pekerjaan yang harus aku selesaikan."
"Ghwenchanayo Oppa. Ayo silahkan duduk." Kata Soo Yeon.
"Gumawo." Kata Siwon lalu mendudukkan dirinya tepat di sebelah Mi Young.
Mi Young hanya terdiam. Saat ini otaknya tidak bisa berpikir dengan jernih. Bagaimanapun juga seseorang yang secara tidak langsung telah dia tolak kemarin, sekarang ini duduk tepat disebelahnya. Ya, tepat disisinya. Mau bagaimana lagi, hanya tempat itu yang tersisa. Setidaknya itu yang ada di pikiran Mi Young meskipun pada kenyataanya kebetulan itu sudah direncanakan oleh duo Soo itu.
Sementara Siwon sebenarnya juga cukup terkejut. Tadi siang Soo Young memang mengajaknya untuk makan malam tapi Soo Young tidak mengatakan kalau dia akan mengundang Mi Young dan Soo Yeon juga. Seketika suasana diantara mereka menjadi sedikit canggung.
"Emm.. Selain bulgogi apalagi yang harus kita pesan?" Tanya Soo Young memecah kesunyian.
"Kalau japchae dan jeongol saja bagaimana?" Usul Siwon setelah melihat-lihat daftar menu yang disodorkan oleh seorang waitress padanya.
"Boleh juga. Kebetulan Mi Young menyukai makanan pedas." Setuju Soo Yeon.
"Benarkah?" Tanya Siwon sambil melirik Mi Young.
"Ne.." Jawab Mi Young singkat tanpa membalas tatapan Siwon.
"Aigo.. Oppa, Eonni, kenapa kalian jadi canggung begini? Bukankah kalian sudah saling mengenal?" Goda Soo Young. Soo Yeon yang mendengarnya berusaha untuk menahan tawa. Bagaimanapun juga dia tidak ingin siasatnya untuk mempertemukan mereka berdua terbongkar. Kalau sampai Mi Young tahu dia melakukannya atas permintaan Soo Young, bisa-bisa gadis bermata indah itu mengacuhkannya untuk batas waktu yang tidak bisa ditentukan.
"Soo Young-a.." Tegur Mi Young lembut padanya.
"Waeyo Eonni? Memang benar kan? Seseorang bahkan sampai berteriak frustasi karena dia tidak tahu namamu." Celetuk Soo Young pada Mi Young.
"Benarkah? Siapa yang kau maksud dengan seseorang itu?" Tanya Soo Yeon menimpali.
"Dia adalah namja yang duduk tepat di sebelah Mi Young Eonni." Jawab Soo Young.
"Nugu?" Tanya Soo Yeon lagi.
"Siapa lagi kalau bukan Choin Siwon-ssi, sepupuku yang babo ini."
"Ya! Choi Soo Young, geumanhe!" Tegur Siwon. Tapi bukan Soo Young namanya jika keusilannya berhenti sampai di situ saja. Dia terus mempermalukan Siwon di depan Mi Young. Membuat keduanya merona menahan malu. Soo Yeon bahkan sudah tidak bisa menahan tawanya lagi.
"Dan semenjak dia mengantarmu pulang malam itu, sikapnya berubah drastis. Cerah di pagi hari tapi badai terjadi di malam harinya. Dia benar-benar sudah gila Eonni."
"YA! CHOI SOO YOUNG!!!"
End of Author's POV
Siwon's POV
Yeoja shikshin itu benar-benar sudah membuatku malu! Jika diibaratkan mungkin rasanya sama seperti ketika kau harus memimpin presentasi dengan resleting celana yang terbuka! Memalukan sekali bukan?
Untungnya Mi Young-ssi tidak mengatakan apapun, entah kalau dia berkomentar di dalam hatinya. Selain itu Soo Yeon juga malah mendukung tingkah Soo Young dengan memberikan tanggapan-tanggapan polos. Ralat, tanggapan pura-pura polosnya.
Sayangnya, Mi Young-ssi membawa mobil pribadi malam ini, sehingga kesempatanku untuk mengantarkannya pulang hilang sudah.
Aku hanya mengantarkannya sampai ke mobil.
"Mianheyo Mi Young-ssi. Soo Young memang selalu seperti itu. Aku harap kau tidak memperdulikan ucapannya tadi." Kataku padanya.
"Ghwenchanayo Siwon-ssi. Kalau begitu aku pulang dulu." Pamitnya padaku.
Sebenarnya aku ingin berada sedikit lebih lama lagi bersamamu. Tapi sepertinya keadaan sedang tidak berpihak padaku. Seandainya kejadian kemarin tidak pernah terjadi, akankah kau menerima uluran tanganku?
End of Siwon's POV
Mi Young's POV
Jam menunjukkan pukul 21.00 KST saat aku tiba di rumah. Sepertinya Jung Soo Oppa sudah pulang karena mobilnya sudah terparkir di garasi. Belum sempat aku menekan bel, Hong Ahjumma sudah membukakan pintu rumah untukku, dia memang sudah hapal betul suara mobilku. Tapi, ada yang aneh dengannya malam ini. Jika biasanya dia akan menyambut kedatanganku dengan sapaannya yang ramah, kali ini raut wajahnya sedikit berbeda. Perpaduan antara sedih dan terkejut, matanya juga terlihat berkaca-kaca.
"Waegureyo Ahjumma?" Tanyaku padanya berharap mendapat penjelasan atas perbedaan sikapnya ini. Tapi Hong Ahjumma tidak menjawab pertanyaanku.
"A.. Animnida Agassi. Sebaiknya anda segera masuk. Udara diluar cukup dingin."
Dengan heran aku melangkahkan kakiku untuk masuk. Hari ini aku merasa sangat lelah meski aku tidak melakukan kegiatan apapun. Ingin rasanya langsung berbaring di tempat tidur. Namun langkahku terhenti saat mendengar isak tangis seorang yeoja. Kulihat Tae Yeon Eonni sedang duduk di sofa ruang tengah dengan bahu yang bergetar. Apa yang terjadi? Apa dia sedang menangis? Kenapa Tae Yeon Eonni menangis?
"Eonni.." Kataku pelan sambil mendekat ke arahnya.
Tae Yeon Eonni mendongakan kepalanya menatapku. Bulir-bulir air mata mengalir dengan deras di kedua pipinya yang putih. Kududukan diriku tepat di sebelahnya. Sama seperti Hong Ahjumma, Tae Yeon Eonni juga bersikap tidak seperti biasanya. Dia seperti berusaha menghindari tatapanku. Sampai beberapa saat kemudian aku baru menyadarinya.
"Eonni.. Kau kenapa? Bibirmu berdarah!" Kataku panik saat melihat luka di sudut kiri bibirnya.
Tae Yeon Eonni tidak menjawab. Kutatap wajah Tae Yeon Eonni lekat-lekat. Matanya memancarkan kesedihan yang begitu mendalam.
"Eonni.." Panggilku. Dia tidak menjawab. Hanya satu kata yang keluar dari bibirnya.
"Mi Young-a.." Dan setelah itu dia memeluk tubuhku erat, menangis sejadi-jadinya.
Aku tidak berkata apa-apa lagi. Yang bisa kulakukan hanya menepuk-nepuk punggungnya perlahan. Mencoba untuk menenangkannya meskipun hatiku sendiri bertanya-tanya dan air mata mulai turun membasahi kedua pipiku.
*********
Sisa-sisa aliran air mata dapat terlihat dengan jelas di wajah cantiknya, bahkan dalam tidur sekalipun dia masih terisak. Kuperbaiki letak selimut yang menutupi tubuh yeoja mungil yang kini berbaring di ranjangku. Malam ini Tae Yeon Eonni akan tidur bersamaku.
"Tuhanku.. Dia begitu rapuh. Kenapa aku tidak menyadarinya sejak awal." Kataku dalam hati.
Pikiranku kemudian melayang pada perkataan Hong Ahjumma 15 menit yang lalu saat aku meminta penjelasan padanya tentang apa yang sebenarnya terjadi.
"Tuan muda kembali pulang dalam keadaan mabuk berat Agassi. Nyonya muda bermaksud untuk membantu tuan yang sudah sempoyongan untuk berjalan menuju kamar. Tapi saat itu entah kenapa tuan menjadi tidak terkendali. Dia mengucapkan kata-kata yang kasar hingga pada akhirnya tuan menampar nyonya muda kemudian mengurung diri dikamar."
Serasa ada benda tajam yang menyayat hatiku. Selama menjadi bagian dari keluarga ini, Tae Yeon Eonni tidak pernah menyusahkan kami. Dia tidak pernah menuntut kehadiran Jung Soo Oppa saat sedang sibuk dengan pekerjaaannya di perusahaan. Dia adalah seorang istri, menantu, dan kakak yang baik bagi kami. Dia sudah terlalu banyak berkorban untuk keluarga ini.
Rasanya tidak adil jika Jung Soo Oppa melampiaskan kemarahannya pada Tae Yeon Eonni karena masalah perusahaan. Sejak kecil Jung Soo Oppa adalah sosok kakak yang begitu lembut. Bahkan sekedar mencubit atau memarahiku pun tidak pernah. Dia selalu bersikap bijak dalam menghadapi setiap persoalan yang menimpanya. Akan tetapi kenapa sekarang dia berubah?
Haruskah masalah ini merenggut kebahagiaannya? Haruskah aku membiarkan semua ini terjadi? Sampai kapan? Ani! Aku tidak boleh begini!
End of Mi Young's POV
*********
Author's POV
Mi Young melangkahkan kakinya masuk ke dalam sebuah coffe shop. Seorang namja yang sudah menunggunya melambaikan tangan ke arahnya. Mi Young pun menghampiri namja tersebut dan duduk dikursi kosong di depannya.
"Mianheyo aku datang terlambat Siwon-ssi."
"Ghwenchanayo, Mi Young-ssi. Aku baru tiba 10 menit yang lalu. Kau mau pesan apa?"
"Mocha latte saja."
Siwon kemudian memanggil pelayan dan memesan satu expresso untuknya dan satu mocha latte untuk Mi Young.
"Jadi, apa yang ingin kau bicarakan denganku Mi Young-ssi?"
"Aku ingin membicarakan saran yang diberikan oleh Dong Hae Oppa beberapa hari yang lalu."
"Saran? Ah.. Mengenai pernikahan itu?"
"Ne.., kenapa kau bersedia melakukannya Siwon-ssi? Kalau kau hanya ingin membantuku, aku tidak bisa menerima alasan itu."
"Lalu, alasan apa yang harus kuberikan padamu Mi Young-ssi? Jika aku mengatakan kalau aku menyukaimu pada pandangan pertama dan rasa suka itu berubah menjadi cinta pada pertemuan selanjutnya apa kau akan percaya?"
"Tapi Siwon-ssi, bagaimana mungkin hal itu terjadi? Kita bahkan baru saling mengenal dua minggu yang lalu."
"Cinta tidak mengenal sebentar atau lama Mi Young-ssi. Lagipula aku memang berencana untuk tahu lebih banyak tentang dirimu. Jadi, masalahnya hanya waktu saja bukan?"
"Bagaimana kalau pada kenyataannya aku hanya memanfaatkanmu dan tidak memenuhi kewajibanku sebagai seorang istri?"
"Pernikahan kita bukanlah pernikahan kontrak Mi Young-ssi. Tidak ada tuntutan kalau kau harus melakukan sesuatu untukku, atau kau harus mencintaiku dalam jangka waktu tertentu. Kita hanya menjalani kehidupan seperti biasanya."
"Bagaimana kalau setelah sekian lama aku tidak bisa mencintaimu Siwon-ssi?"
"Aku tidak akan mengikatmu. Kau bisa melepaskan dirimu dariku."
Mi Young hanya diam. Dia terlalu bingung untuk memutuskan. Jika dia tidak menyetujuinya maka perusahaan Appanya akan jatuh ke pihak lain. Tapi jika dia menyetujuinya dapatkah dia bertahan? Bisakah dia mencintai Siwon? Adilkah ini untuk Siwon, untuk keluarga mereka, untuknya?
Siwon menyadari kebimbangan hati Mi Young. Digenggamnya kedua tangan Mi Young lalu menatap kedua manik matanya lembut.
"Aku tidak bisa selalu menjanjikan kebahagiaan dan mengatakan bahwa ini tidak akan sulit. Aku tidak bisa menjanjikan hal diluar kemampuanku. Tapi aku akan berusaha untuk tidak pernah membuatmu menangis, Mi Young-a."
Mi Young terkejut dengan panggilan Siwon padanya barusan. Ditariknya kedua tangannya dari genggaman Siwon.
*******
To Be Continued ^_^

Sweet Namja Sweet DarlingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang