Kim Hanbin. Cowok populer di Sevilla High School yang mempunyai paras ganteng dan kelakuan yang- hm sedikit menyebalkan karna dia terkenal juga sebagai bad boy Sevilla. Nongkrong, bolos pelajaran, dan bolak-balik masuk ruang bp bareng temen-temennya. Gak jarang juga muka gantengnya itu penuh luka atau memar bekas pukulan.
"Tapi gitu-gitu kak Hanbin otaknya jalan banget dibanding lo Tzu," ucap seorang perempuan membicarkan Hanbin.
Im Nayeon, Chou Tzuyu, dan Kim Dahyun, adalah 3 sahabat yang berteman sejak masuk SD dan sekarang mereka sekolah di SMA yang sama.
"Sialan lo Nay. Percuma kali ada otak tapi kelakuan kelewat buruk," tambah Tzuyu.
Dahyun hanya memutar bola matanya malas mendengar kedua temannya daritadi berdebat.
"Lo setuju sama gue apa sama Tzuyu, Day?" tanya Nayeon.
"Gue lebih setuju kalau lo berdua berhenti ngomongin dia deh. Kayaknya gapenting ngomongin dia."
Nayeon dan Tzuyu saling bertatapan, sementara Dahyun sibuk memakan siomaynya. Kemudian mata Nayeon dan Tzuyu melirik ke arah gerombolan 7 cowok yang baru masuk ke kantin. Hanbin dan genk-nya.
Ketujuh cowok itu, sering disebut paket lengkapnya Sevilla. Kenapa? Karna ada yang ganteng tapi nakal alias Hanbin, yang cool yaitu Junhoe, yang pinter dan paling baik yaitu Jinhwan, yang imut tapi kepolosan yaitu Chanwoo, yang player abis yaitu Bobby, yang ganteng tapi modusan abis Yunhyeong, dan yang paling taat aturan dan alim alias Donghyuk.
"Nunduk bege jangan dilatin," ucap Tzuyu pada Dahyun yang sibuk mengunyah sambil memperhatikan cowok-cowok itu.
Yap. Naas-nya ucapan Tzuyu terlalu telat untuk Dahyun, karna pada akhirnya salah satu dari mereka sadar bahwa Dahyun memperhatikan. Bobby. Dia bahkan langsung berlari ke meja Dahyun dkk.
"Oy coy, duduk sini aja. Mereka ngundang kita makan bareng," teriak Bobby dan menyuruh Dahyun untuk menggeser posisi duduknya.
Karna merasa dipanggil, 6 teman lainnya pun menghampir Bobby yang sudah duduk disamping Tzuyu yang duduk bersama Nayeon.
"Eh si Daday ternyata," ucap Chanwoo langsung mengambil posisi duduk disamping Dahyun.
Chanwoo, dan Yunhyeong itu sepantar Dahyun, Tzuyu, dan Nayeon, masih duduk dikelas 11. Sisanya, cowok 5 itu sudah kelas 12.
"Lo pindah ke tempat lain kek Chan," Dahyun mendorong tubuh Chanwoo sampai tubuh Chanwoo mengenai Hanbin yang sudah duduk disebelahnya.
"Kenapa emang kalo kita duduk sini? Gasuka?" ucap Hanbin sambil menatap Dahyun sinis.
"Et jangan galak-galak Bin ama dia, best friend gue nih," Chanwoo menepuk-nepuk puncak kepala Dahyun.
"Sorry kak. Kebetulan gue juga udah selesai makannya. Ayo Nay, Tzu," Dahyun langsung bangkit dari bangkunya disusul Tzuyu dan Nayeon.
Akhirnya cowok-cowok itu berhasil duduk disana tanpa melanjutkan debatnya bersama si adik kelas. Setelah memesan makanan, dan terpaksa Yunhyeong dan Junhoe yang memesan, mereka pun mengobrol. Mulai dari Bobby yang lagi pamer soal kecengan barunya, sampai Donghyuk yang cerita abis dibeliin buku agama baru.
"Tadi itu temen lo Chan?" tanya Bobby.
Chanwoo mengangguk, "temen kelas gue itu si Dahyun yang tadi gue panggil Daday. Kalau yang disamping lo tadi, Tzuyu sama Nayeon, mereka sekelas sama Yunhyeong."
"Kenapa Bob? Target baru?" tanya Jinhwan.
"Yaampun Bob kapan taubat," seru Donghyuk.
"Jangan mainin si Dahyun Bob. Tetangga gue dia, baik banget, tapi yagitu jutek-jutek pait kaya Junhoe," tambah Chanwoo.
Mereka semua berhenti mengobrol karna Junhoe dan Yunhyeong sudah datang dengan makanan-makanan mereka.
"Jadi lo tetanggaan sama anak itu?" tanya Junhoe saat baru mendengar ceritanya.
"Iye. Pas samping rumah gue itu. Lo pada tau kan kalau ke rumah gue terus samping rumah gue ada deretan bunga mawar depan rumahnya? Nah itu rumahnya Daday."
Semua hanya menganggukan kepalanya kemudian kembali fokus pada makanan mereka masing-masing.
"Boleh lah tapi Chan gue jadiin target," ucap Bobby di sela-sela makannya.
Kepala Chanwoo menggeleng, "cewek manapun boleh dah kecuali dia. Aslidah, dia baik banget, gatega gue kalau temen deket gue dijahatin."
"Wih Chanwoo pembela kaum wanita," sambung Hanbin.
"Jangan-jangan lo suka ama dia ya?" tembak Jinhwan.
"Kaga bege. Dahyun kan bukan tipe gue gitu."
Hanbin hanya mengacuhkan Chanwoo yang sekarang sedang menyebutkan beberapa murid perempuan yang menjadi tipenya.
-----
Sepulang sekolah, Dahyun menunggu jemputannya-- alias sang kakak yang berjanji mau jemput, namun belum juga datang. Berulang kali Dahyun telpon, tapi tidak diangkat. Kemudian Dahyun teringat buku Matematikanya masih ia tinggal di loker, padahal ada pr untuk besok. Ia pun masuk kembali ke sekolah dan bergegas ke loker.
Langkahnya terheti ketika melihat seorang cowok yang sedang duduk di bangku yang tersedia didekat loker-loker. Awalnya Dahyun ragu untuk meneruskan niatnya untuk ke loker. Tapi cowok itu menoleh dan menghentikan acara merokok sendiriannya itu.
"Apaan lo. Pake takut sama gue."
Yap. Kim Hanbin. Si cowok yang sedang merokok itu. Dahyun tidak memperdulikannya lagi saat tau itu Hanbin, dan langsung membuka kunci lokernya, "ngerokok di dalem sekolah tuh hal terbego yang pernah gue liat."
"Peduli apa lo?"
Dahyun mengambil buku matematikanya dan kembali mengunci lokernya, kemudian ia berdiri didepan Hanbin, "gue? Gak peduli gue sama lo. Lo yang ngerokok, lo yang mati juga."
"Sialan."
"Lah kan serius gue."
Hanbin mematikan rokoknya dan berdiri dengan matanya yang menatap Dahyun tajam, "kalo bukan temennya Chanwoo, gue siksa lo."
Tanpa memperdulikan ucapan Hanbin, Dahyun langsung melangkahkan kakinya untuk meninggalkan Hanbin. Jujur, Dahyun bener-bener gabisa banget liat orang ngerokok. Apalagi kalo asapnya sampe kecium, pasti Dahyun marah banget.
"Oy lo pipi gembul," Hanbin berlari dan menghentikan langkah Dahyun.
"Apa lo."
Hanbin kembali menatap Dahyun, kemudian menoyor kepalanya. Setelah puas menoyor, Hanbin malah berlari dan tertawa puas. Sementara Dahyun, hanya memasang wajah kesal.
-------
Halo semuanya. Ketemu lagi sama gue ya ehehe semoga ga bosen dan semoga cerita ini ga garing yaaa. Tetep vomment karna vomment dari kalian amat sangat berharga. Maaf kalo part ini kependekan hehe. Luvz