Dahyun sibuk mencari buku sejarah di perpustakaan saat jam istirahat. Sudah berapa menit ia disana memasang matanya agar mendapatkan buku untuk tugasnya.
"Cari buku apa?"
Dahyun menoleh ke arah suara itu berasal, Wonwoo. Kemudian Dahyun kembali mencari bukunya dengan fokus. Wonwoo masih tetap berdiri disana sambil menatap Dahyun serius, "mau gue bantu nyari gak?"
"Nggak."
"Hussh banyak serangga disini," ucap seseorang dengan hebohnya membuat Dahyun menoleh, Yunhyeong.
Ternyata Yunhyeong datang bersama Jinhwan. Dahyun bernapas lega saat tahu kalau itu bukan Hanbin, bisa hancur perpustakaan kalau mereka satu ruangan.
"Eh ada Wonu," sapa Jinhwan.
"Ngapain sih?" jawab Wonwoo ketus.
Jinhwan langsung menarik tangan Dahyun, "gue mau ngasih tau aja kalau buku sejarah yang dia cari itu abis gue pinjem, terus gue mau manggil Daday buat kumpul anggota osis. Udah cukup kan jawaban gue?"
Tanpa menunggu jawaban Wonwoo, Dahyun sudah dibawa pergi oleh Jinhwan dan Yunhyeong. Dahyun tidak banyak tanya darimana Jinhwan tau ia butuh buku sejarah itu, yang penting ia sudah mendapatkannya.
"Makan yuk Day," ajak Yunhyeong.
"Makan? Gak laper."
"Nanti Hanbin marah gak makan loh."
Dahyun langsung berjalan meninggalkan Jinhwan dan Yunhyeong. Kemudian ia memutuskan untuk kembali ke kelas. Ia membuka buku sejarahnya saat sudah berhasil mendaratkan badannya diatas kursi.
Ting. Suarat notif chat dari ponselnya berbunyi.
Hanbin: dimana?
Hanbin: ke kantin day
Hanbin: buruDahyun: gak. Mau belajar sejarah
Hanbin: ga baik nginget masa lalu
Hanbin: mending makan sama masa depanmu yang cerah iniDahyun: najis. Kaya kak bobby lo lama-lama
Hanbin: kasar banget
Hanbin: jangan banyak main sama nayeonDahyun: udah sana makan
Dahyun: yang banyak biar tinggiHanbin: tuhkan mulai songong
Hanbin: ntar gue bawain makan
Hanbin: selamat belajarDahyun mendengus kesal. Kemudian ia langsung kembali fokus pada bukunya. Ya memang sih, Dahyun paling malas kalau belajar sejarah. Tapi ini tuntutan anak sekolah menurut Dahyun. Sudah menghabiskan beberapa menit membaca buku sejarah, akhirnya Dahyun mulai merasa sedikit mengantuk. Ia pun menutup bukunya, kemudian seseorang mengetuk pelan kepala Dahyun.
"Ish ngapain?"
Hanbin meletakkan sebungkus roti dan sekotak susu coklat diatas meja Dahyun, "tuh makan. Galak banget."
"Makasih bawel," Dahyun tersenyum kemudian membuka bungkusan roti yang diberikan Hanbin, "lo udah makan kak?"
"Udah tadi sama anak-anak," Hanbin duduk di kursi yang ada didepan meja Dahyun.
"Gue harus traktir lo nih sekali-sekali. Lo beliin gue ini-itu mulu, tapi gue gapernah kasih apa-apa," ucap Dahyun sambil memakan rotinya.
"Kan gue ikhlas Day."
Dahyun hanya menggeleng, "gak gak. Gue harus ngajak lo ke suatu tempat. Tapi gue belum dapet kiriman duit dari bokap gue."
"Ya makanya kata gue gausah."
"Ah gamau tau."
"Atau nggak, lo ke rumah gue aja Day, bikinin gue makanan. Gimana?"
Dahyun membulatkan matanya, "gue gabisa masak kak."
"Ya itusih urusan lo hehe. Ya gue mintanya kan sederhana aja."
"Yaudah iya nanti gue masakin. Apasih yang gue gabisa hehe," Dahyun mengacungkan jempolnya sedangkan Hanbin tersenyum manis.
---
Wow pendek banget ya?