Minggu pagi terasa datang dengan cepat. Tapi Dahyun masih didalam kamarnya sambil menonton kartun pagi dengan semangkuk sereal yang dibawakan pembantu rumahnya tadi.
Tok. Tok. Tok.
"Iya masuk aja gak dikunci," teriak Dahyun yang jelas sekali malas beranjak dari atas kasurnya.
Ternyata itu Sooyeon--ibunya, dengan segelas susu putih di tangannya. Sooyeon langsung duduk disamping kasur Dahyun dan memberikan pada putrinya gelas yang ia bawa tadi.
"Day. Mama mau terus terang aja sama kamu. Mama minta maaf soal dulu, mama pilih kasih antara kamu sama Yeri," jelas Sooyeon.
Dahyun tersenyum manis, "mama ih apadeh. Aku tuh gapapa. Aku tau kenapa mama gitu, karna Yeri anak paling kecil. Ya, walaupun aku emang kesel sih sama sikap mama dulu. Tapi aku udah gapapa sekarang."
Sooyeon mengelus kepala Dahyun sambil tersenyum, "kamu ini emang anak baik Day. Ngomong-ngomong, kemarin kamu dianter jam berapa sama Hanbin?"
"Hm aku lupa ma, gak liat jam."
"Kamu.. beneran cuma temen doang sama Hanbin? Atau kalian pacaran diem-diem."
Dahyun menghela nafasnya, "gaklah. Kalau aku mau pacaran juga, aku gaakan diem-diem."
"Tadinya, mama sama papa mau jodohin Hanbin sama Yeri."
Mendengar ucapan sang mama, Dahyun langsung menghentikan acara makannya itu, kemudian dengan cepat mengontrol wajahnya agar mamanya tidak menduga apa yang ia pikirkan sekarang.
"T-tapi kayaknya kak Hanbin gaakan mau ma di jodoh-jodohin."
Sooyeon tertawa renyah, "hahaha. Kata siapa? Orang justru kemarin waktu kamu ke kamar mandi, dia minta dijodohin kok."
"Hah? Sama Yeri ma?"
"Sama kamu Day. Kayaknya dia suka sama kamu. Walaupun kemarin dia bercanda minta dijodohin sama kamu, tapi mama ngeliatnya dia emang suka sama kamu."
Mata Dahyun menatap kosong mangkuk ditangannya, ia menyumpah pada Hanbin soal bercandaannya itu sangatlah buruk.
"Tapi Day, cowok kayak Hanbin jangan di sia-siain. Dia tuh kayaknya beneran suka sama kamu. Sampe gak malu ngomong ke mama sama papa."
"Emang dia gapunya malu. Udah ah, mama malah bahas kak Hanbin, sereal aku jadi gak abis-abis."
Sooyeon hanya terkekeh pelan kemudian meninggalkan anaknya sendiri. Dahyun hanya terus melahap serealnya hingga habis.
----
Siang ini, Dahyun menemani Tzuyu ke toko buku. Namun kali ini hanya berdua karna Nayeon sedang ada acara keluarga.
"Day, lo gak mau beli buku?" tanya Tzuyu.
Dahyun mengangkat buku yang ada di tangannya, "mau beli buku mewarnai aja hehe jadi kalau gue gabut, asik deh."
Tzuyu menggelengkan kepalanya kemudian kembali memilih beberapa buku tebal yang tersusun rapih di raknya. Sedangkan Dahyun sibuk memilih pewarna yang bagus untuk pasangan buku mewarnainya itu.
Setelah selesai memilih, mereka berdua pun segera membayar. Setelah membayar, Tzuyu mengajak Dahyun untuk makan siang.
"Gue mau burger aja ah, gue lagi diet jadi gue gak makan nasi," ucap Dahyun dengan yakinnya.
"Makanya jangan kepinteran Day, ya lo makan burger juga kan itu daging."
Setelah mereka memesan, mereka duduk di meja yang tidak jauh dari jendela besar yang menghadap ke jalanan.
"Gue dirumah sendiri nih Day, nginep dong di rumah gue," ajak Tzuyu.
"Lah bokap nyokap lo pergi? Mau sih gue, jadi besok gue ke sekolah bareng sama lo."
Tzuyu mengangguk dengan wajah berharapnya, "tapi lo bilang bokap nyokap lo udah balik ya? Boleh gak ya? Ntar gak diizinin."
"Yaelah selaw. Boleh kok. Nanti lo ikut ke rumah gue aja dulu, abis itu kita ke rumah lo."
---
Tadi Dahyun meminta izin papa dan mamanya yang begitu sulit, walaupun akhirnya ia pun akhirnya pergi dengan bahagianya ke rumah Tzuyu. Tidak butuh waktu lama ke rumah Tzuyu karna sekarang mereka sudah sampai.
"Mandi dulu ah gue kita kan abis pergi Juw," ucap Dahyun langsung mengambil handuknya dan pergi ke kamar mandi.
Tzuyu hanya mengangguk dan sibuk mencari bahan masakan didalam kulkasnya.
Setelah beberapa menit, Dahyun selesai mandi dan melihat Tzuyu sambil menahan tawa. Tzuyu hanya diam menatap beberapa sayuran yang ia letakkan diatas meja.
"Dari gue mandi sampe selesai, lo cuma natapin kentang sama wortel?" tanya Dahyun.
"Iya. Ya lo tau gue gabisa masak."
Ting. Tong.
Terderngar suara bel yang cukup nyaring. Tzuyu langsung berlari ke pintu dan membukanya. Tampak Junhoe dengan jaket hitamnya dan dua kotak pizza di tangannya.
"Sini kak masuk," ucap Tzuyu.
Junhoe menggeleng, "gue cuma mau nganterin ini. Gue denger lo sendiri di rumah," ia memberikan kotakan pizza itu pada Tzuyu.
"Tau darimana? Hm, makasih banyak kak. Gausah ngerepotin."
"Nggak kok. Ini juga ada lagi," Junhoe memberikan kantung plastik yang berisikan beberapa kotak susu.
"Kok banyak banget?"
"Ini titipan dari si monyet-- eh maksud gue si Hanbin. Dia tadi ke rumah Dahyun, eh kata bokapnya dia nginep di rumah lo. Tadinya dia mau kesini, tapi dia ada urusan. Makan berdua Dahyun ya."
Tzuyu mengangguk. Junhoe hanya tersenyum pelan, "hati-hati. Kalau ada apa-apa telpon gue, atau Hanbin."
"Makasih banyak kak Jun."
"Ah iya satu lagi. Gue dapet pesen dari Hanbin, titip salam buat Dahyun. Jangan tidur kemaleman, jangan ngayalin cowok di novel," ucap Junhoe.
Tzuyu menganggukan kepalanya tanda mengerti.
"Oh ya Tzu, lo juga. Jangan tidur kemaleman, jangan bikin gue khawatir. Kalo gue khawatir, nanti proses move on gue makin lama," Junhoe tersenyum manis kemudian meninggalkan Tzuyu yang terdiam didepan pintu.
Dahyun pun keluar dar dalam dan melirik Tzuyu yang bengong, "Juw siapa tadi?"
"Ah. Itu kak Junhoe, ini ada makanan dari kak Junhoe sama kak Hanbin. Oiya, kata kak Hanbin, lo jangan ngalong, jangan ngayalin cowo di novel."
Dahyun menghela nafasnya, "kalo dia seperduli ini sama gue. Gimana gue gak jatuh cinta sama dia."
🌸🌸🌸🌸
Vomment ya gengs ku sayang gengs ku cinta wkwk.