Dahyun sedikit takjub saat sampai dirumah Hanbin. Rumahnya cukup besar dibanding rumahnya, ruang tamunya juga besar. Tapi ada kesamaan dirumah Hanbin dan Dahyun, sama-sama sepi.
"Ngapa sih Nan, gue kan lag- lah Daday?" ucap Hanbin terkejut saat melihat Dahyun duduk disamping Jinhwan.
"Cie kaget," ledek Jinhwan.
Hanbin langsung duduk di sofa, "ngapain Day?"
"Minta makan. Ya mau nengokin lah. Nih gue bawain sesuatu," Dahyun menyodorkan kantung plastik berisi buah-buahan.
"Makasih," Hanbin mengambil kantung plastik yang diberikan Dahyun. Kemudian matanya melirik kantung tas kantung yang tak asing.
Dahyun yang sadar langsung menyodorkan tas kantung berisi jaket itu ke Hanbin, "kak. Gue kan ga bilang kalau gue gapunya jaket. Kenapa lo beliin?"
"Bodo. Gue gak terima ya kalau itu lo kasih lagi ke gue. Gue tuh cuma mau ngasih sesuatu aja Day ke lo."
"Buat apa? Lo baik sama gue juga udah cukup kak," jawab Dahyun.
Jinhwan menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "woy ini gue kaya obat nyamuk ya. Udah sih Day, terima aja. Kenang-kenangan dari Hanbin."
Setelah berdebat cukup lama, akhirnya jaket itu tetap menjadi milik Dahyun. Hanbin malah mengancam kalau ia akan marah jika jaketnya gak diterima.
Karna sudah jam makan malam, Hanbin mengajak Dahyun dan Jinhwan untuk makan dulu di rumahnya. Asisten di rumah Hanbin cukup banyak, Dahyun kadang takjub sendiri saat melihat banyak asisten rumah Hanbin yang melayani dengan amat sangat telaten. Dahyun juga membandingkan makanan di rumahnya dan makanan di rumah Hanbin yang menurut Dahyun sangat istimewa.
"Lo sendirian kak? Anak tunggal, atau gimana?"
Hanbin mengambil salah satu lauk yang ada didepannya kemudian menuangkan diatas piringnya, "gue punya adek, sepantar lo Day. Tapi dia sekolah di luar negri. Jadi gue sendiri."
Dahyun hanya meng-oh kan penjelasan Hanbin. Kemudian ia mulai melahap makanan yang ada didepannya.
Selesai makan, karna sudah malam, Dahyun mengajak Jinhwan untuk pulang.
"Titip Daday ya cuy," ucap Hanbin pada Jinhwan.
"Emang gue helm apa dititip-titip. Lagian lo pada apasih kak, kok lo semua jadi manggil gue Daday."
Jinhwan menggelengkan kepalanya, "kan biar akrab gitu. Ya kan Bin? Jarang-jarang kita bertujuh mau deket sama junior."
"Lebay. Gue malah lebih seneng kalau lo pada jauh-jauh dari gue."
"Yakin mau?" tanya Hanbin, "nanti Junhoe bakal sama Tzuyu, terus kayaknya Bobby juga serius sama Nayeon. Lo sendiri dong?"
Dahyun menghela nafasnya, "ya gapapa."
"Yaudah lo ama gue ajasih Day," ucap Hanbin.
"Apanya?" tanya Dahyun polos.
"Gak. Udah sana balik ntar dimarahin kakak lo," Hanbin menjitak kepala Dahyun gemas.
-----
Dahyun, Nayeon, dan Tzuyu sibuk membaca isi mading yang sedang dikerubungi oleh banyak siswa lain. Isi mading tersebut memberitahukan kalau anak kelas 11-12 akan kemah, acara tahunan Sevilla.
"Huh gue paling males nih kemah gitu-gitu," keluh Nayeon.
Mereka bertiga langsung meninggalkan mading dan memilih duduk di bangku kayu panjang yang ada di area koridor kelas.
"Gue juga. Males bawa barang-barang banyak," lanjut Tzuyu.
"Ntar juga barang lo dibawain sama kak Junhoe kali Juw, santai aja," ledek Dahyun yang dibalas tatapan sinis Tzuyu.
Kemudian, dengan suarah yang cukup berisik, ketujuh cowok yang sangat tidak asing bagi semua kalangan murid Sevilla, Hanbin dan kawan-kawan pastinya. Mereka seperti sedang bercanda riang sambil kadang tertawa puas. Entahlah.
"Eh pembangkit semangatnya gue ada disini," ucap Bobby saat melihat Nayeon.
Nayeon memutar bola matanya malas. Hanbin juga langsung melihat Dahyun yang sedang membuang muka agar tidak bertatapan. Rasanya Hanbin mau menarik Dahyun untuk menatap matanya.
"Coy ntar jadi bolos kaga?" tanya Yunhyeong santai.
Dahyun langsung menoleh ke arah cowok-cowok itu dan menatap Hanbin sinis. Sedangkan Hanbin menatap Dahyun canggung.
"Ngapain bolos?" sahut Tzuyu tiba-tiba.
"Bosen belajar mulu Tzu, jadi mending bolos. Sekali-sekali gue ngikutin biang bolos kayak Hanbin," jawab Donghyuk.
Dahyun menghela nafasnya, "kak Donghyuk jangan bolos-bolos. Ga bagus."
"Lah daday perdulinya sama Donghyuk," sindir Jinhwan membuat Hanbin menatap Dahyun kesal.
"Gue gak ngajak mereka bolos," sahut Hanbin.
"Gak ada urusannya sama gue," Dahyun mengangkat bahunya santai.
"Tapi serius. Hanbin emang gaikut bolos. Tumben kan Day? Jadi kita bolos cuma ber-empat. Jinhwan sama Hanbin di sekolah" jelas Chanwoo.
"Hanbin bilang sih, dia sekarang lebih betah di sekolah. Soalnya ada daday gitu," tambah Bobby.
Dahyun hanya terdiam sambil melirik Hanbin yang sekarang ikut diam juga. Dahyun jadi baru kepikiran, Hanbin sudah mulai mengurangi kenakalannya, tidak merokok lagi malah. Dahyun jadi memikirkan Hanbin sekarang. Kemudian Dahyun meninggalkan mereka semua dan berjalan ke arah kelas.
"Lah daday kenapa?" tanya Nayeon panik.
Nayeon dan Tzuyu langsung menyusul Dahyun yang sudah tidak terlihat lagi di koridor.
"Bin? Si Daday udah nunjukin perasaan dia ke lo belum?" tanya Yunhyeong.
"Masih datar. Tapi gue makin suka sama dia."
🌹🌹🌹
Haiii
Ihiy maaf nih updatenya lama wkwk. Tugas kuliahku membatasi gue dengan dunia wattpad. Seneng liat yang ngeread udah 1.k hehe. Tapi vommentnya kalah sama sider. Duh ayo dong yg sider muncul hehe. Vomment gitu, lebih terasa dihargai aja sih wkwk. Makasih yang setia nunggu cerita ini. Luvz