Lusa

45 3 0
                                    


Tuan waktu selalu ada disana.
Baik esok maupun lusa.
Namun ia tak menjanjikan kita salah satunya.
Hari ini adalah harta karunmu yang berharga
Bisa saja begitu. Namun banyak yang memilih untuk menguburnya
Menepikannya.
Menyia - nyiakannya.
Membunuhnya.

Aku paham betul soal apa yang mereka khawatirkan.
Tentang identitas asli mereka.
Ya ! Para badut tak lucu itu.
Mereka yang suka mencemooh waktu.
Bukan tertawa bersamanya.

Padahal kalau saja mereka tahu.
Betapa setiap langkah begitu berarti.
Setiap ucap begitu sakral.
Bahkan setiap hembusan jadi tak ternilai harganya.
Waktu hanya cukup menarik tuas itu.
Tuas dimana hari ini, menjadi kemarin.
Atau kemarinnya lagi, dan begitu saja terus. Sampai batas cakrawala yang tak mampu kita lihat.

Lusa selalu menanti kita di depan sana. Sebuah kesempatan.
Bukan kedua, pun ketiga.
Hanya sebuah kesempatan saja.
Itu pun jika kita sempat.
Atau bisa jadi, kita terlalu sibuk mengejarnya.
Si Lusa itu.
Si Lusa yang mungkin leluasa. Dimana kita mungkin berkuasa.

Aku hanya akan tersenyum saja.

Tuan Waktu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang