[Part 5] Cute Child

31.5K 1.2K 40
                                    


Wanita itu tersenyum puas saat ia melihat hasil gambar yang ia ambil barusan. Tapi ia dikagetan dengan seorang pria yang tiba-tiba merebut kameranya dan menghapus semua foto yang ia ambil barusan.

"Ya! Kembalikan! Siapa kau?!" teriak wanita itu.

"Harusnya aku yang Tanya kenapa kau mengambil gambar presdir Kai? Kau ingin dia menuntutmu?"

Mendengar namanya disebut, Kai menoleh ke arah sumber suara. Begitu pun Jinsol. Kai pun segera menghampiri sumber keributan. Berbeda dengan Jinsol yang sedang kesulitan untuk berdiri. Perutnya tiba-tiba terasa sakit. Peluh kini membasahi pelipisnya. Namun setelah menenangkan dirinya beberapa saat, sakitnya mulai hilang.

"Haneul?" ucap Kai saat melihat wajah wanita itu.

"Oppa." Wanita itu segera menghamburkan pelukannya pada Kai. Iya. Dia sepupu Kai. Tidak perlu ada kesalah pahaman. Haneul adalah seorang model. Ia sudah menekuni pekerjaannya itu sejak 3 tahun yang lalu. Disaat ia mengalami nasib yang sama dengan Kai. Tidak. Ini berbeda. Kai tidak memiliki orang tua karena orang tuanya meninggal, berbeda dengan Haneul yang memiliki orang tua lengkap tapi mereka pergi entah kemana.

Flashback on

Haneul. Gadis cantik berusia 18 tahun. Gadis itu baru saja lulus SMA beberapa bulan yang lalu. Saat ini keadaan ekonomi keluarganya sedang tidak baik. Maka dari itu gadis ini tidak melanjutkan sekolahnya. Tentu saja ada keinginan yang sangat besar dari dalam dirinya untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Namun keadaan ekonomi keluarga sangat tidak memungkinkan.

"Selamat siang, ada yang bisa aku bantu?" sapa gadis itu pada seorang pria yang baru saja memasuki café tempat Haneul bekerja.

Gadis ini sudah bekerja sejak satu bulan setelah kelulusan sekolahnya. Bagaimanapun, ia harus membantu orang tuanya bekerja. Jika tidak, bagaimana ia akan memenuhi setiap kebutuhan orang tua dan adiknya?

Saat itu, Haneul baru saja pulang dari tempat kerjanya. Ia membawa banyak belanjaan. Wajar saja, ia baru menerima gaji tadi siang. Haneul membuka pintu rumahnya. "Aku pulang." Ucap gadis itu. Tak ada sahutan. Dan tidak ada tanda-tanda keberadaan seseorang disana. "Eomma?" Haneul mencari penghuni rumah di setiap sudut ruangan. Tapi saat ia membuka pintu kamar adiknya, ia mendengar suara tangisan adiknya. "Waeyo? Kenapa kau menangis?" Tanya gadis berparas cantik itu sambil menangkup pipi adiknya. Adik yang masih berusia 4 tahun. "Eomma kemana?" tanyanya. Ia melihat jari adiknya yang menunjuk keluar rumah. "Eomma pergi?" adiknya kembali mengangguk. Haneul segera berlari untuk melihat isi lemari pakaian orang tuanya. Kosong. Lemari itu kosong. Ia kembali ke kamar adiknya. Ia menggendong anak kecil itu dan pergi keluar untuk mencari orang tuanya. Gadis itu hanya bisa menangis saat ia tidak menemukan eomma dan appanya.

"Minguk-ie. Dengarkan nuna. Jangan menangis ne. Nuna berjanji padamu nuna akan membahagiakanmu. Walau tanpa eomma dan appa." Anak kecil itu berhenti menangis dan memeluk leher nunanya.

Haneul meraih ponselnya dan menghubungi seseorang yang mungkin bisa membantunya. "Yeoboseyo. Oppa, bisakah aku meminta tolong padamu?"

"......"

"Temui aku di café tempatku bekerja."

"......"

Haneul membawa adiknya ke sebuah café untuk menemui sepupunya. Sepupu yang mungkin bisa membantunya. Disana seorang pria bertubuh tinggi menunggunya. Haneul menghapus jejak air mata di wajahnya.

"Apa yang bisa aku bantu?" ucap pria dihadapan Haneul itu.

"Bisakah aku meminjam uang padamu oppa? Eomma dan appa pergi. Aku tidak tau mereka pergi kemana. Sepertinya mereka tidak akan pernah kembali. Aku... ingin membeli tiket ke Amerika. Kurasa aku akan mulai kuliah disana. Dan... uang tabunganku tidak cukup untuk membeli tiket. Aku membutuhkan banyak biaya saat ini. Aku juga sepertinya akan menitipkan adikku di panti asuhan. Tidak mungkin aku membiarkannya di rumah sendirian. Diusianya yang masih kecil seperti ini, ia tidak bisa apa-apa. Dia tidak mengerti apa-apa." Gadis itu menangis.

[NC Fanfiction] Married With My TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang