[Part 8] Amnesia

24.7K 908 20
                                    

Jinsol baru saja sampai di rumah sakit. Tak lama setelah itu, Chanyeol datang dengan wajah pucatnya dan ia juga tampak sangat khawatir. Demamnya masih tinggi. Chanyeol jalan sambil memegangi kepalanya. Chanyeol tidak sendirian tentunya. Ada paman Jung dibelakangnya.

"Tuan Chanyeol anda sedang tidak sehat. Lihatlah wajah pucat anda tuan." Ucap paman Jung saat ia tiba di depan ruang ICU.

"Aku aan menunggu Jinsol disini. Kau tolong hubungi appa dan suruh dia cepat ke sini. Aku meninggalkan ponselku di kamar tadi." Perintah Chanyeol.

"Saya sudah menghubungi tuan Park. Dan dia akan datang secepatnya." Jawab paman Jung. Supir itu terus memperhatikan Chanyeol. Ia melihat laki-laki di depannya menangis. entah ia menangis karena Jinsol atau karena sakit kepalanya.

1 Jam...

2 Jam...

3 Jam...

Chanyeol melihat seorang dokter dan beberapa perawatnya keluar dari ruangan di depannya. Ia segera bangun dan menanyai keadaan Jinsol. "How about my friend, doctor?"

"Are you Korean?" Tanya dokter itu. Chanyeol mengangguk. "Good. Dia mengalami benturan yang cukup keras di belakang kepalanya. Saya sudah melakukan operasi ringan di bagian kepalanya."

"Gamsahamnida uisanim." Chanyeol menunduk.

"Kau sepertinya sedang sakit." Tebak dokter itu. dan ya memang benar dan terlihat sangat jelas di wajah pucat Chanyeol.

"Hanya pusing dokter."

"Kau juga harus menjaga kesehatanmu sendiri anak muda." Jelasnya. Kemudian dokter itu pergi.

Setelah dokter itu pergi, Chanyeol kembali duduk di kursi panjang tempatnya barusan. "Tuan sebaiknya anda juga periksa ke dokter." Saran paman Jung. Chanyeol kemudian berdiri dan melangkahkan kakinya. Namun ia merasa seolah-olah bumi sedang berputar dan ada banyak bayangan di penglihatannya. "Tuan anda baik-baik saja?" Tanya paman Jung. Beberapa saat kemudian, Chanyeol kehilangan keseimbangannya dan akhirnya ia tergeletak di lantai. Tidak sampai tergetak, karena paman Jung segera menyangga tubuhnya. Dengan terburu-buru paman Jung membawa Chanyeol ke sebuah ruangan dokter untuk memberikan perawatan pada Chanyeol.

.
.
.

Bayi di gendongan Kai saat ini tidak henti-hentinya menangis. Padahal Kai sudah memberikan susu dan pisang untuk sarapan pagi ini. Makan siangnya juga sudah. Tidak ada yang lupa. Kai harus meninggalkan beberapa rapat tentang perusahannya.

"Taeoh kenapa kau menangis?" Tanya Kai pada Taeoh. Walaupun ia tau kalau Taeohnya tidak bisa menjawab pertanyaannya. "Kau lapar? Atau kau mengantuk?" Kai terus menimang anaknya dan berusaha mendiamkannya. Ia kemudian meraih ponselnya dan menghubungi seseorang. "Halo. Baekhyun, datanglah ke kantorku bersama Haneul. Taeoh tidak berhenti menangis sejak tadi pagi."

"......"

"Baiklah. Akan aku tunggu." Kai kembali meletakkan ponselnya di atas meja.

Kai berjalan menuju tempat tidur yang berada tak jauh dari meja kantornya dan meletakkan Taeoh disana. "Ciluukk Baaa!!" Kai mencoba bermain dengan Taeoh, tapi bayi itu tidak memberikan respon. Ia masih tetap menangis. "Berhentilah menangis Taeoh..." Ucapnya sambil mencium puncak kepala Taeoh. Ia mengambil mainan berbentuk lonceng dari plastic dan memainkannya di atas kepala Taeoh.

"Oppa?" Kai menghentikan aktivitasnya saat ia mendengar suara Haneul.

Kai menggendong Taeoh dan membawanya mendekati Haneul. "Kau sudah datang?"

"Ne. berikan Taeoh padaku. Aku akan menenangkannya. Oppa kembalilah bekerja." Haneul berucap sambil mengambil alih Taeoh dari Kai. "Diamlah sayang. Nuna disini. Jangan menangis. ne?" ucap Haneul sambil menimang Taeoh. "Oppa, bolehkah aku membawanya?" Tanya Haneul meminta ijin. Melihat anggukan kepala dari Kai, gadis itu pun membawa Taeoh keluar bersamanya.

[NC Fanfiction] Married With My TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang