Aku sedang asik dengan sabun ditubuhku menggosoknya dengan berlahan, selama dua Bulan ini aku tidak bisa mengurus badanku dengan baik, paling aku mandi persis seperti bebek mandi dan untungnya saat ini aku bisa lebih lama menikmati percikan air yang mengenai tubuhku
Tok tok tok tok
"SAYANG berapa lama lagi kamu mandi, varo sudah nangais nih aku tidak bisa menghentikan tangisnya" aku menghentikan gerakan ditubuhku, kenapa selalu ada pengganggu sih, kenapa putraku itu cepat sekali bangunnya
"Iya sebentar kak, kamu timang-timang aja dulu varo dan cek apa dia ngompol atau tidak, aku membilas tubuhku dulu" aku membalas teriakan dari dalam kamar mandi, dengan gerakan cepat aku membilas tubuhku aku tidak mungkin membiarkan Putra ku menangis terlalu lama. Aku langsung memasang jubah mandi dan keluar dari kamar mandi
"Cup cup, anak papa jangan nangis ya" aku tersenyum melihat kak fian yang sedang menenangkan anak kami, walau masih kelihatan kaku saat dia menggendong.
"Lihat itu mama, yeye mama udah siap mandi" putraku langsung mengikuti arah pandangan papanya kearahku dan dia mengehentikan tangisnya dan aku langsung membawanya kegendonganku
"Anak mama kenapa nangis, cepat banget bangunnya" dia malah tersenyum mendengar ku bicara
"Aku sudah memeriksa popoknya dan dia tidak ngompol sayang, mungkin dia bangun karna dia lapar" ucap kak fian di sebelahku dan mungkin memang benar karna putraku sedang memegang bagian dadaku
"Anak mama mau mimik cucu ya" aku langsung membuka sedikit jubah mandiku dan mengarakahkan putingku kemulutnya dan dia langsung menghisapnya dengan lahap
"Dia memang lapar, enak banget sih jadi kamu sayang ambil jatah papa terus" ucap kak fian sambil mengusap kepala varo
"Yang benar kamu yang ambil jatah varo kak" ucapku membenarkan perkataanya
"Sebelum dia adakan itu milikku bee, jadi dia yang ngambil milikku" ya ampun kenapa dia tidak mau mengalah dengan anaknya sendiri sih
"Lihat sayang papa gak mau ngalah" ucapku sambil mengusap pipi gembulnya
"Sayang masih belum boleh ya" tanya kak fian sambil memeluk ku dari samping dan menyandarkan dagunya di pundakku
"Hmm... ini kan belum genap dua Bulan jadi ya kakak tau sendirikan jawabannya" aku melihat wajah suamiku langsung murung dan aku menahan ketawaku, sungguh kasihan melihatnya harus nahan puasa selama ini, sebenarnya aku sudah bisa melayaninya tapi aku hanya ingin mengerjainya saja saat ini
"Yaahh puasa lagi dong" ucapnya lesu
"Sabar ya, tapikan kakak tidak puasa sepenuhnya kakak suka bermain disini" tunjukku kearah payudara milikku
"Tapi tetap aja rasanya lain sayang, aku ingin berada di dalam milikmu" katanya sambil menjilat telingku dan itu membuat milikku berdenyut
"Kamu tau gak bedanya aku dan varo saat mengisap milikmu" aku mengangkat alis mataku Mendengar perkataanya
"Memang apa bedanya" tanyaku penasaran
"saat varo yang mengisap tidak ada pengaruh buat kamu dan saat aku yang mengisap aku bisa mendengar suara desahanmu, jadi aku lebih ahlikan" dia bernafas dilekukan leherku, apa sekarang dia sedang menggoda ku ya
"Kakak jangan menggoda ku, atau kakak tidak akan dapat jatah apapun mulai saat ini" setelah aku mengucapkan kalimat itu dia langsung menjauh kan tubuhnya dariku
"Kamu merusak suasana aja bee" aku tersenyum kemenangan karna berhasil menggagalkan rencananya yang menggodaku
"Varo udah selesai nyusu nih kak, gendong dia sebentar aku mau ganti baju dulu" aku menyerahkan varo kegendongan kak fian dan melangkahkan kaki ku kearah lemari

KAMU SEDANG MEMBACA
REALIZE (complete)
RomanceBagaimana aku bisa menjadi Pengantin Prianya. Bukan seharusnya dia menjadi ADIK IPAR ku.. Aku memang sudah mencintainya sejak awal bertemu dengannya.. Apa aku bisa masuk ke Hati yang sudah penuh dengan Nama adikku. ~ALFIAN ARGANTA Kenapa kau pergi...